Sebelumnya, Ve hanya mengenal Jeje, Melody dan Shania yang gila makan. Namun, setelah berpacaran dengan Naomi, Ve tahu bahwa kekasihnya juga gila makan.
Bukan untuk makan besar, tapi kuliner. Mencari makanan-makanan baru dan lucu, memakan sebagian karena sebagian akan diberikan pada Ve. Sebelum berpacaran dengan Ve, Naomi melakukan kuliner dengan Sinka, adiknya. Ya, Prasetya bersaudara sangat suka kulinerisasi.
Kegilaan Naomi menular kepada Ve. Hampir setiap hari VeNaomi melakukan kulinerisasi. Terkadang, mereka juga jalan bersama BatzNae atau lengkap dengan semua personil.
Seperti saat ini, VeNaomi sedang di perjalanan menuju salah satu cafe.
"Mi.."
"Ya"
"Kamu makan terus ga takut gemuk?" tanya Ve hati-hati.
Hening.
Tidak ada jawaban dari Naomi.Lalu terdengar isak tangis.
Ve menghentikan laju mobilnya, membuka sabuk pengamannya dan memegang wajah Naomi dengan kedua tangannya.
"Sayang.. Kamu kenapa?" tanya Ve khawatir.
"Ka..kamu.."
"Iya. Aku. Kenapa?" tanya Ve menghapus air mata Naomi.
"Kalau aku gemuk, kamu bakal ninggalin aku ya?" tanya Naomi mash dengan isak tangisnya.
"Hah?" Ve kaget dengan pertanyaan Naomi.
"Tuh kan bener. Kamu jahat, Ve. Kamu ga sayang sama aku. Kamu ga cinta. Cuma karena aku gemuk, kamu bakal ninggalin aku. Karena aku gemuk, kamu bakal nyari kekasih baru. Kamu tega, Ve. Ve...yang kamu lakukan ke aku itu jahat" ucap Naomi menatap tajam Ve.
"Hadeehh.. Korban pilm dia" respon Ve yang langsung mendapat tatapan membunuh dari Naomi.
"Eh.. Sayang.. Ga.. Bukan gitu" ucap Ve menenangkan Naomi.
"Terus apa? Tapi kan ini juga kamu yang ngajakin kulineran terus. Kamu udah bosen ya pacaran sama aku? Jadi ini alasan kamu ngajak aku kulineran. Biar aku gemuk terus kamu ninggalin aku. Jadi kamu bisa cari pacae baru yang badannya lebih bagus dari aku? Ya kan, Ve? Jawab, Ve? Kenapa kamu gitu sama aku, Ve?" Naomi makin menangis dengan setiap kalimat yang ia lontarkan.
"Astagaaa Naomiku sayang. Kok kamu mikir gitu sih? Aku ngajak kamu kulineran karena aku senang ngeliat kamu bahagia. Tujuan hidupku saat ini adalah membahagiakanmu karena itu akan membuatku bahagia. Aku ga peduli kamu mau gemuk, kurus, hitam, putih. Cintaku ga memandang itu semua, sayang. Apapun keadaan kamu, aku akan terus mencintaimu. Tidak pernah terbesit untukku meninggalkanmu. Aku mencintaimu dulu, sekarang, nanti dan selamanya" ucap Ve mengelus pipi Naomi.
"Beneran?" tanya Naomi menatap Ve dan dijawab anggukan oleh Ve.
"Tapi nanti kalau kamu ketemu yang lebih cantik, lebih kurus, badannya lebih bagus dan lebih-lebih segalanya dari aku gimana? Apalagi mengingat kita masih SMA, masih labil. Kamu juga penerus orang hebat, pasti nanti ketemu yang lebih hebat. Kamu pasti ninggalin aku. Huaaaaa.. Ve..." teriak Naomi dan menangis makin keras.
Ve yang bingung hanya bisa menarik Naomi ke dalam pelukannya dan mengusap rambut Naomi dengan lembut.
"Sayang.. Jangan pernah mikirin hal seperti itu. Hatiku memilihmu. Cintaku untukmu telah mengakar kuat di dasar hatiku yang paling dalam. Tidak ada yang dapat menggantikannya. Sekalipun secara fisik banyak yang lebih menarik, cintaku tetap hanya untukmu. Aku mencintaimu dalam diam selama enam tahun dan tidak mungkin aku melepas apa yang sudah menjadi mimpi terbesarku" ucap Ve yakin.
Naomi melepaskan pelukan mereka.
"Tuh kan.. Secara fisik banyak yang lebih menarik. Berarti aku ga menarik dong? Huaaaaaaa.. Ve, kamu jahaaaatttt" teriak Naomi dan memukul-mukul bahu Ve.
