Panggil Papah

1.4K 85 20
                                        

Di tempat lain.

"Ve.. Mamah ngajak makan siang di rumahku" ucap Naomi kepad Ve via telpon. "Hah? Kapan sayang?" tanya Ve terlonjak duduk dari posisinya yang tadi sedang terlungkup.

"Siang ini, Ve. Kamu bisa?" tanya Naomi penuh harap. "Ka..kamu ngomong a..apa sayang ke Mamah?" tanya Ve tergagap.

"Kok kamu ngomongnya gagap gitu?" tanya Naomi panik. "Gpp, sayang. Kenapa Mamah ngajak makan siang?" tanya Ve menetralkan degup jantungnya.

"Semalem Mamah liat aku senyum-senyum pas chat sama kamu. Mamah nebak Ve itu pacar aku. Terus dia minta aku ajak kamu ke rumah buat makan siang" jawab Naomi apa adanya.

"Oh.. Oke. Jam berapa, sayang, kira-kira aku kesananya?" tanya Ve bersiap mencari pakaiannya. "Jam 11 an kamu bisa?" tanya Naomi melihat jam.

"Oke.. Sekarang jam...sembilan.. WHAT?? SEKARANG JAM SEMBILAN, SAYANG. DUA JAM LAGI" teriak Ve melihat jam dindingnya. "Astaga, sayang. Kamu kenapa jerit-jerit sih" Naomi menjauhkan hp dari telinganya mendengar teriakan Ve.

"Maaf, sayang. Aku kaget. Ini jam sembilan. Ke rumahmu jam sebelas. Aku belum siap-siap. Kamu kenapa mendadak sih?" gerutu Ve yang masih memilah baju.

"Kan rumahmu ga jauh dari rumahku. Cukuplah, Ve, dua jam" ucao Naomi santai. "Jaraknya ga jauh, tapi siap-siapnya yang perlu banyak waktu" Ve menghela napas di akhir kalimat.

"Ya ampun, Ve. Kan cuma ke rumah. Bukan ketemu Presiden di Istana Negara" Naomi mengulum senyum mendengar nada panik Ve.

"Ga gitulah, sayang. Aku gamau buat kesan pertamaku buruk di mata calon mertuaku. Yaudah, aku mandi dulu ya, sayang. Tunggu aku. Love you" ucap Ve tergesa dan langsung memutuskan sambungan.

"Hadeh... Belum juga dijawab. Udah dimatiin aja" ucap Naomi terkekeh mengingat nada Ve yang tadi terdengar panik.

Naomi turun dan menghampiri Mamahnya di dapur.

"Gimana, sayang, pacarmu?" tanya Mamah begitu melihat Naomi duduk di kursi pantry.

"Iya. Dia bisa kok, Mah. Sekarang lagi siap-siap" ucap Naomi meneguk jusnya.

"Namanya siapa tadi, nak?" tanya Papah duduk di samping Naomi. "Jessica Veranda, Pah. Panggilannya Ve" ucap Naomi menatap Papahnya. Papahnya hanya mengangguk.

"Kak Ve cantik banget loh, Pah. Dudut heran, kok ya mau sama Ci Omi" ucap Sinka yang sedang membantu Mamahnya memasak.

"Karena gw cantik ya, Dut. Wajar dia tergila-gila sama gw" ucap Naomi narsis. "Cantikan kak Ve kemana-manalah, Ci. Orangnya baik, lembut, ramah" ucap Sinka sibuk memotong sayuran.

"Secantik apasih Ve itu sampe anak bungsu Papah ini segitunya?" tanya Papah menatap NaomiSinka bergantian. "Nanti Papah liat ajadeh. Aku mandi dulu ya semua" ucap Naomi menghabiskan jusnya dan mencium pipi Papahnya sebelum akhirnya beranjak ke kamarnya.

"Ve itu gimana, Dut?" tanya Papah menatap Sinka. "Baek banget, Pah. Pinter, cantik, kaya, ramah, sopan. Cuma ya agak payah aja dalam hal percintaan" ucap Sinka menjelaskan.

"Payah gimana maksudmu?" Tanya Mamah ikut penasaran. "Ya itu.. Banyak yang ngantri sama dia, eh dia cinta matinya sama Ci Omi" ucap Sinka dan membuat MamahPapah tertawa.

"Tapi semenjak pacaran sama Ve, Naomi memang lebih sering tertawa" ucap Mamah dan dijawab anggukan oleh Papah. "Papah gimana nih?" Tanya Sinka menatap Papah. "Kita liat aja nanti, Papah mandi dulu" ucap Papah menghabiskan jusnya dan berjalan ke arah kamar.

Pukul 10.45 am.

Ting tong!

Ting tong!

Ting tong!

You Complete MeWhere stories live. Discover now