Available

1.3K 85 9
                                        

Hari-hari berlalu, tak terasa mereka sudah mendekati ujian semester.

"Kita belajar bareng yuk" ajak Jeje kepada Frifor. "Dapet angin apa lo, Je?" tanya Aom. "Angin yang berhembus dari Samudra Pasifik namanya angin apa, Ve?" guyon Jeje yang mendapat tawa dari para sahabatnya.

"Gw gatau, Je. Gw taunya angin yang bisa menyampaikan rasa cinta gw pada Naomi" ucap Ve melirik Naomi. Naomi mengulum senyum mendengar ucapan Ve sedangkan Ve mendapat jitakan dari Batz.

"Ih.. Kasar banget sih lo" ucap Ve ketus. "Semenjak lo pacaran, jadi pujangga alay gini. Geli tau ga! Semuanya lo sangkutpautin cinta" keluh Aom.

"Iya, bener banget tuh kata Aom. Cinta emang buta ya. Bikin alay" jawab Batz.

"Lo juga kan jatuh cinta, Batz?" tanya Ve. "Tapi ga kaya lo" ucap Batz malas.

"Udah deh. Jadi gimana? Kapan? Pulang sekolah yok" ucap Jeje. "Gw mau nonton sama Naomi" ucap Ve menatap Jeje.

"Ya ampun. Pacaran mulu lo. Ga bisa dibatalin?" tanya Jeje. "Ini gw yang ngajak sih. Batalin? Lo tau kan, gw selalu lemah kalo sama dia. Lo aja sana yang ngomong" ucap Ve memelankan suaranya.

"Bukan cuma lo, semua juga lemah sama Naomi. Gw ngomong sama dia juga udah kebaca apa akhirnya. Lo aja Batz" ucap Jeje. "Seacuhnya gw jadi orang tetep kalah sama Naomi. Lo aja Aom" ucap Batz menatap Aom. "Gw lagi, sama aja jawabannya kayak Jeje" ucap Aom. Mereka menghela napas bersama.

"Pacar lo kenapa bisa punya aura begitu sih? Diam aja mengintimidasi" ucap Aom melirik ke arah Naomi. "Udah cetakannya begitu. Sama kaya senyum Nae yang selalu bikin kita pengen senyum juga kan?" tanya Ve dan dijawab anggukan oleh semuanya.

"Ve.."

"Eh, sayang. Ada apa, Mi?"

Sontak saja Frifor menatap Naomi yang menghampiri meja Batz. Karna JeVe sedang duduk menghadap AomBatz.

"Hari ini kita ga jadi nonton gpp ya? Aku mau belajar bareng" ucap Naomi menatap Ve. "Iya, gpp, sayang. Nanti kita cari waktu lain ya untuk nonton. Kamu belajar yang rajin ya" ucap Ve menggenggam tangan Naomi.

"Kamu juga belajar! Ga usah maen terus. Kalian ga ada niatan belajar bareng?" tanya Naomi menatap Frifor tajam.

"Ka..kami mau belajar bareng juga kok. I..iya kan, Ve?" tanya Jeje. "I..iya, sayang. Ka..kami mau belajar bareng" ucap Ve menatap ketiga sahabatnya.

"Kok kamu ga bilang? Kamu gamau ikutan belajar bareng sama mereka?" tanya Naomi menatap Ve.

"Aku baru mau bilang, eh kamu udah kesini duluan" jawab Ve tersenyum lebar. "Yaudah. Aku belajar di rumah Shania. Nanti jemput ya" ucap Naomi mengusap punggung tangan Ve. "Pasti, sayang. Kabarin aja, oke?" ucap Ve dan mendapat anggukan dari Naomi.

"Hahahaha istri takut istri lo" ucap Jeje. "Ga sadar diri. Tadi yang gagap jawab pertanyaan dia siapa ya?" tanya Ve menatap malas ke arah Jeje. Lalu mereka semua tertawa mengingat kejadian tadi.

"B.. Nanti aku ke rumah Shania. Aku mau ke kantin nih. Mau nitip ga?" tanya Nae kepada Batz.

"Iya, by. Ga usah. Nanti kami juga ke kantin kok" ucap Batz berdiri dan mengecup kening Nae. Nae mengangguk sambil tersenyum.

"Gw boleh nitip ga, Ne?" tanya Ve. "Boleh. Nitip apa, Ve?" tanya Nae menatap Ve. "Titip rindu buat Naomi ya" ucap Ve tersenyum dan mendapat pukulan dari Jeje, cubitan dari Aom dan jitakan dari Batz.

"Ga usah diladenin, by. Alay emang nih anak" ucap Batz merangkul pinggang Nae menuju pintu kelas.

"Sumpah. Lo alay banget" ucap Jeje dan berjalan ke arah pintu disusul oleh Aom.

"Hey.. Kalian mau kemana?" tanya Ve. "Jauh dari lo" ucap AomBatzJeje bersamaan.

Sesampainya di luar.

"Basket yuk" ajak Jeje menatap sahabatnya. "Yuk yuk" ucap Aom bersemangat. "Badan kecik, semangat banget kalo maen basket" timpal Batz. "Justru karena itu, Batz. Biar dia tinggi" ucap Ve santai.

"Ve, lisan, Ve!" Ucap Aom kesal.

Lalu mereka bermain basket. Permainan basket mereka selalu mengundang perhatian. Bukan hanya BatzVe tetapi juga duo rawit AomJeje.

Di kantin.
"Lapangan kenapa heboh sih?" Tanya Naomi yang duduk membelakangi lapangan. "Frifor main basket" ucap Darin yang sedang melihat ke arah lapangan.

"Semua?" Tanya Nae yang duduk di samping Naomi. Darin menganggukkan kepalanya.

"Yuk kesana" ajak Nae dan dijawab anggukan oleh yang lainnya. Mereka membawa cemilan dan juga air mineral.

"Batz kereeeennnn" ucap Nae duduk diantara Naomi dan Shania. "Jeje juga" ucap Shania dan sukses mendapat tatapan dari ketiga sahabatnya.

Merasa diperhatikan, Shania menatap ketiga sahabatnya. "Apaan sih?" Tanya Shania heran. "Tadi lo ngomong apa, Nju?" Tanya Darin. "Apaan? Ga ada" ucap Shania santai.

"Astagaaaa.. Apa tadi keceplosan ya?" Batin Shania.

"Tadi gw ngomong apa?" Tanya Shania menatap cemas ketiga sahabatnya.

"Jeje juga" ucap Darin memutar bola matanya malas. "Eh.. Serius?" Tanya Shania bingung.

"Suka mah bilang kali, Shan. Kalo udah diambil oramg baru tau rasa" ucap Darin yang sedang melihat permainan basket.

"Lo juga, Dar. Mumpung Aom masih available" ucap Nae santai. Naomi, Shania saling tatap lalu Shania menatap Darin.

Seketika hening.

"Gw ke tempat Ve dulu, yuk Nae. Kalian?" Tanya Naomi mengambil makanan.

NaomiNae jalan menuju tempat Frifor beristirahat dan diikuti ShaniaDarin di belakangnya.

"Ve.. Minum dulu" ucap Naomi memberikan air minum sembari mengelap keringat yang membasahi wajah cantik Ve menggunakan handuk kecil.

Nae juga melakukan hal yang sama dengan Naomi ke Batz. Baik Naomi maupun Nae sedang duduk di samping pasangan masing-masing.

JejeAom sedang duduk berdampingan sambil meluruskan kakinya.

"Mau?" Tanya DarinShania bersamaan memberikan air mineral.

JejeAom saling pandang lalu menatap DarinShania dan mengambil air tersebut. "Makasi" ucap JejeAom bersamaan dan dibalas anggukan oleh DarinShania.

Sementara BatzNae dan VeNaomi yang melihat kelakuan sahabatnya hanya bisa saling pandang dan tersenyum penuh arti

You Complete MeWhere stories live. Discover now