Sesampainya di rumah Jeje.
"Hai, Pah.." Ucap mereka berempat dan memeluk Papah bergantian.
"Langsung ke meja makan aja yuk. Papah laper" ajak Papah dan dijawab anggukan oleh keempatnya.Saat sedang makan.
"Batz.. Kamu gimana sama Nae? Kemaren Papah ketemu Papihmu di Sydney" ucap Papah memecah keheningan. "Masih gitu aja Pah. Ya lebih mendekat sih, cuma belum ada rasa" jawab Batz apa adanya.Papah menganggukkan kepalanya.
"Kalau kamu, Ve?" Tanya Papah menatap Ve. "Dia lagi deket-deketnya, Pah. Gercep banget deh" jawab Aom menggoda Ve. "Oh.. Bagus dong. Pepet terus, Ve. Papah dukung. Kamu gimana, Aom?" Tanya Papah sekarang menatap Aom. "Belum ada, Pah. Masih nikmatin liat mereka aja" jawab Aom mengambil ayam di depannya."Huh.. Kamu mah sama aja kayak Jeje. Kalo ga, kalian Papah jodohin aja ya. Daddy mu pasti ga nolak" ucap Papah menggoda kedua anaknya.
"Astagaaa, Pah. Mimpi apa aku semalam. Makasih, Pah. Aku bakal langsung nyari gebetan deh" ucap Aom berdrama.
"Kampret, lo! Segitu parahnya berpasangan sama gue" semua tertawa mendengar ucapan Jeje. "Lagian ga mungkinlah, Pah. Kami berempat udah saling mati rasa juga" ucap Jeje menjelaskan.
"Jangan gitu, Je. Nanti kamu jatuh cinta loh sama Aom. Siapa coba yang nolak pesona Aom" goda Papah. "Apasih, Pah. Udah deh. Jangan bikin ga napsu makan" ketus Jeje malas.
"Ga napsu makan tapi udah mau nambah" Batz menatap Jeje yang hendak mengambil nasi lagi. "Eh.. Refleks, Batz" ujar Jeje dan tetap mengambil nasinya.
"Je.. Je.. Lo mah biasanya juga becanda, giliran begini diseriusin" ucap Ve dan mendapat tawa dari semuanya.
"Santai aja, Je. Kita udah kaya kakak adek, seperti yang lo bilang tadi. Untuk cinta, kita udah mati rasa. Apaan deh lo. Drama banget" Aom menimpali kedramaan Jeje.
Jeje mengangguk karena mulutnya sedang penuh dengan makanan.
"Mamah mana, Pah?" Tanya Ve melihat rumah dalam keadaan kosong. "Loh.. Mams ga ngasih tau kamu kalo dia udah di LA sama Mamah?" Tanya Papah heran. Karena biasanya Ve tidak pernah absen tentang keadaan keluarganya.
"Aku belum liat hp sih, Pah, dari pagi. Jadi belum tau kalau Mams mungkin udah ngabarin" ucap Ve dan mendapat anggukan dari Papah.
"Oh.. Yaudah. Besok Papah yang anter kalian. Kamu tunggu di rumah aja ya" ucap Papah menatap JeVe bergantian. Mereka berdua mengangguk menyetujui.
Usai makan.
"Kalian mau kemana setelah ini? Papah mau ketemu Papih soalnya" ucap Papah menatap ke empat anaknya."Aku mau jemput Nae, Pah" jawab Batz. "Gw ikut lo ya, Batz" bujuk Aom. Batz mengangguk. "Gw juga ya" ucap Jeje. Batz lagi-lagi mengangguk. "Ve.." Tegur Papah.
Sementara Ve masih sibuk berkutat dengan hp nya. Ve sedang berbalasan chat dengan Naomi via Whatsapp.
-kamu dimana?- ve
-karaoke- my love
-tempatnya?- ve
-***- my love
-aku jemput ya- ve
-ga usah- my love
-jangan marah, mi. Aku akan jelasin ke kamu. Tapi ga via chat. Nanti pas kita ketemu- ve
-aku ga butuh penjelasan- my love
-ga. Aku mau ngejelasin- ve
-buat apa? Toh kita kan ga ada hubungan apa-apa- my love
-makanya aku mau jelasin- ve
-aku ga punya hak marah sama kamu- my love
-terserah. Pokoknya aku mau ngomong sama kamu- ve"Ve..." Teriak semuanya.
"Eh.. Iya.. Kenapa?" Tanya Ve terbata.
"Lo abis ini mau kemana?" Tanya Aom menatap Ve.
"Jemput Naomi. Kenapa?" Tanya Ve menatap semuanya."Gpp, Ve. Tadi Batz bilang dia mau jemput Nae. AomJeje juga mau ikut. Papah mau ketemu Papih. Makanya kami tanya kamu mau kemana. Kalau kamu mau jemput Naomi ya barengan juga kalo gitu" terang Papah menjelaskan.
"Oh iya, Pah. Yaudah, yuk" ajak Ve mengambil tasnya. "Kenapa dia?" Tanya Jeje menatap semuanya. "Palingan juga masalah sama Naomi" ucap Aom. "Ga ngedeket, ribet. Deket, ribet" ucap Batz. "Makanya lo jatuh cinta, Batz. Jadi tau gimana ribetnya" ucap Aom.
"Emang lo pernah jatuh cinta?" Tanya Batz menatap Aom. "Belum sih. Tapi kan gw belajar dari pengalaman orang. Seperti yang selalu gw bilang, belajarlah dari pengalaman orang" ucap Aom tersenyum dan menaikkan kedua alisnya menatap BatzJe. Mereka berdua mengangguk menyetujui.
"Ayo dong. Kenapa kalian masih disana?" Teriak Ve sudah di depan mobilnya. "Astagaaa.. Dia udah disana aja. Dia pake sayapnya ya?" Tanya Jeje dan mendapat tawa dari semuanya.
"Gejolak kawula muda" gumam Papah dan menutup pintu rumahnya.
Lalu mereka menjalankan mobil bersama menuju tempat karaoke sementara Papah harus berbelok untuk menemui Papih, orang tua dari Batz.
Di tengah perjalanan, Batz mendapat telpon dari Nae kalau mereka sudah selesai karaoke dan sekarang sedang di tempat makan.
Sesampainya di tempat makan, mereka mendekati The Eternal dan duduk bersama.
Nae berdampingan dengan Batz, disamping Nae ada Darin lalu Shania. Di seberang Batz ada Naomi dan disebelahnya ada Ve, Aom lalu Jeje.
"Kamu mau makan?" Tanya Nae menatap Batz. Batz menggelengkan kepalanya. "Aku udah makan di rumah Jeje. Pesen minum aja" jawab Batz tersenyum ke arah Nae.
"Kalian makan ga?" Tanya Jeje. "Hah?? Lo mau makan lagi, Je?" Tanya Aom tidak percaya. "Gak. Cuma beli cemilan aja" ucap Jeje menunduk membaca menu dan berakhir dengan Batz, Ve, Aom memesan minuman serta Jeje memesan minuman dan beberapa cemilan.
"Buset dah tu muka, Mi. Jangan marah-marah napa. Jadi jelek loh entar" ucap Jeje melihat Naomi yang tangannya sedang digenggam Ve. "Kalau Naomi jelek, lo apa Je?" Tanya Batz. "Ancur, yes" celetuk Shania.
"Kok lo super ngeselin sih jadi orang?" Ucap Jeje menatap Shania. "loh? Gw kan berbicara kenyataan" ucap Shania membalas tatapan Jeje.
"Ga beres-beres mereka itu" ucap Nae menatap Batz. "Biarin aja. Ntar juga jadi" jawab Batz datar.
"Gw denger itu ya, Batz. Dan ogah banget" jawab Jeje menatap malas ke arah Batz. "Ga usah kepedean lo. Siapa juga yang mau sama lo" ucap Shania mengotot.
"Tuh kan.. Kamu sih" Nae mencubit pelan pinggang Batz. "Aww.. Sakit, Ne" ringis Batz mengusap pinggangnya.
"Ge ke toilet dulu" ucap Naomi dan melepas genggamannya dari Ve. "Mi.. Tunggu" teriak Ve mengikuti Naomi ke kamar mandi.
"Hadeh... Urusan rumah tangga lagi" hela Darin menatap punggung keduanya yang semakin menjauh.
"Biarin sih. Ribet deh lo" ketus Aom menatap Darin. "Bukan urusan lo ya" jawab Darin menatap malas ke arah Aom.
Sementara JeShan masih saling pandang penuh kekesalan dan BatzNae saling menggenggam tangan di bawah meja dan mengulum senyum melihat kelakuan para sahabatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/90777879-288-k685565.jpg)