Usai makan, mereka bergegas pulang masing-masing kecuali BatzNae dan VeNaomi.
"Aku antar ya" ucap Ve menatap Naomi. "Ga usah. Aku sama Darin aja" jawab Naomi masih kesal. "Gak. Pokoknya aku antar" tegas Ve. Naomi menghela napas dan hanya bisa mengikuti kemauan Ve.
Sesampainya di parkiran, Ve membuka pintu untuk Naomi begitu juga dengan Batz yang membuka pintu untuk Nae.
Setelah itu, baik Ve maupun Batz masuk dan duduk di kursi kemudi, begitu juga dengan Aom, Darin, Jeje, Shania.
Sesampainya di rumah Nae.
"Aku pulang. Kamu istirahat. Besok aku jemput" ucap Batz mengecup kening Nae. Nae mengangguk. "Kamu hati-hati nyetirnya. Jangan ngebut. Langsung istirahat" ucap Nae menatap Batz. Batz mengangguk.Nae membuka pintu, masuk ke rumah, lalu Batz melajukan mobilnya menuju rumahnya.
Berbeda dengan BatzNae, VeNaomi masih dalam keadaan Naomi yang kesal.
"Mi.. Maafkan aku. Kamu langsung istirahat ya. Tidur yang nyenyak" ucap Ve mengecup punggung tangan Naomi yang sedari tadi digenggamnya. "Kamu juga. Hati-hati. Jangan ngebut" ucap Naomi dan membuka pintu mobil Ve. Naomi masuk ke rumah lalu Ve menjalankan mobilnya menuju rumahnya.
Keesokan harinya, setelah bel masuk, Naomi terlihat gelisah karena tidak melihat Ve hari ini.
Kursi yang biasanya ditempati oleh JeVe mendadak kosong. Naomi terus melihat ke arah pintu, berharap Ve datang terlambat atau sedang dipanggil guru.
Namun harapan tinggal harapan. Hingga bel istirahat berbunyi, Ve tidak kunjung datang.
Naomi menjalankan hari seperti biasa namun tidak ada semangat seperti beberapa hari ini.
Hari berlalu. Sudah tiga hari Naomi tidak bertemu Ve. Selama tiga hari itu juga ia uring-uringan.
Di hari ke empat, Naomi meruntuhkan egonya dan mencegat Batz diparkiran sebelum berjalan ke kelas.
"Batz.."
"Iya, Mi. Ada apa?" Tanya Batz melihat Naomi dengan senyum tipis."Ehm.. Itu.. Jeje kemana ya?" Tanya Naomi memegang ujung bajunya.
"Jeje apa Ve, Mi?" Tanya Nae yang sekarang sudah berdiri di samping Nae.
Naomi menginjak kaki Nae dan menatapnya tajam.
"Aww.. Sakit, Mi" ucap Nae mengusap sepatu kanan yang diinjak Naomi dengan sepatu kirinya.
"Wih, Mi.. Serem banget lo. Kamu gpp by?" Tanya Batz merangkul pundak Nae.
"By??" Naomi menatap BatzNae meminta penjelasan.
"Baby, Shinta Naomi" ucap Naomi menjelaskan.
"Kalian?" Tunjuk Naomi pada BatzNae.
"Belum. Masi pendekatan. Ya daripada ngabisin waktu gaje, mending kami saling pdkt. Dan kayaknya gw mulai nyaman kok. Kamu gimana, b?" Tanya Nae menatap Batz.
"Aku juga. Nanti pulang sekolah jadi?" Tanya Batz. "Jadi dong, sayang. Tapi aku ke kantor dulu ya, nemenin Darin ngurus buat pensi" ucap Nae menggenggam tangan Batz. "Iya, sayang. Aku tungguin kok. Kan Aom juga ngurus yang sama" ucap Batz mengelus punggung tangan Nae.
"Woy! Ada orang disini. Malah pacaran!" Dengus Naomi kesal.
"Oh iya, Mi, maaf. Ve ya? Kenapa ga lo hubungin?" Tanya Batz masih menggenggam tangan Nae dan menatap Naomi.
"Ga aktif, Batz"
"Kapan lo ngehubungin dia?" Tanya Batz menatap Naomi.
"Semalem"
