"Selamat ya!" ujar Ciwi-Ciwi kompak.
Tania tampak sumringah menerima ucapan selamat dari ketiga sahabatnya. "Lo berhasil membuat Yakhsa melamar lo di saat yang tepat," ujar Sekar memuji.
"Akhirnya semua berjalan lancar. Baiklah, baiklah, apa yang harus kita lakukan lebih dulu?" cecar Nayra semangat.
"Sabar. Lamarannya kan masih seminggu lagi," ucap Tania malu-malu.
Seminggu bukanlah waktu yang panjang untuk menyiapkan sebuah acara lamaran. Namun Ciwi-ciwi melakukannya dengan baik. Tania mendapatkan hari spesialnya dengan penuh keceriaan bersama sahabat-sahabatnya. Semua persiapan lamaran dibantu oleh Nayra, Sekar, dan Nurmala. Mereka bergantian mengurus segala sesuatunya karena juga harus tetap bekerja. Hingga tibalah hari yang mereka tunggu-tunggu ; lamaran Tania.
Seluruh keluarga inti Tania sudah siap menerima kehadiran keluarga Yakhsa. Sebentar lagi Tania resmi 'diminta' oleh pihak keluarga Yakhsa. Acara lamaran dilakukan dengan sederhana, namun dibuat khidmat. Tidak ada tetangga yang diundang dalam acara lamaran ini, hanya keluarga inti saja.
"Tan, lo duduk manis di sini. Nanti kita kasih tau kalo pangeran lo udah datang," kata Nayra.
Ciwi-ciwi sudah berkumpul sejak siang hari di kediaman Tania. Ketiganya heboh mendandani Tania agar terlihat cantik dalam acara keluarga kali ini. Nurmala memulas bibir tipis Tania dengan lisptik berwarna nude agar terlihat segar dan sepadan dengan dandanan simple smokey eyes ala Sekar. Sementara Nayra menjadi penata rambut yang kece. Rambut Tania disanggul manis dengan sedikit uraian-uraian yang sengaja dibiarkan melambai-lambai di dekat wajah manisnya.
"Cantiknya," puji Nurmala gemas, "Yakhsa pasti makin tergila-gila," imbuhnya.
Rona kemerahan alami bersinar di kedua pipi Tania. Hatinya berdebar-debar menantikan Yakhsa dan keluarga tiba di rumahnya. Tania tak pernah menyangka kalau nasib percintaannya dengan Yakhsa akan menuju pelaminan saat ini juga. Tujuh tahun adalah waktu yang panjang bagi mereka, namun tetap saja ia tak menyangka bahwa di usianya yang kedua puluh empat ia akan menikah karena sebuah permainan gila yang dimainkan bersama sahabat-sahabat konyolnya.
"Dia sudah datang," lapor Nayra girang. Segera saja mereka beranjak ke luar kamar Tania.
"Eits, lo mau kemana?" cegah Sekar menghentikan langkah Tania.
"Keluar," jawabnya polos.
"Tidak, sebelum lo dipersilakan," tegas Sekar. Tania mengembuskan napas dengan kesal, dan kembali duduk di atas kasur kesayangannya.
Ciwi-ciwi berlari kecil ke luar kamar untuk menyambut kedatangan Yakhsa dan keluarga. Mereka membantu ibu dan ayah Tania menyimpan seserahan yang diberikan oleh Yakhsa dan keluarga.
"Taruh dimana?" tanya Nurmala yang keberatan menopang sebuah bingkisan besar.
"Di sana saja," bisik Sekar memberi tahunya.
Lalu acara lamaranpun dimulai dengan doa bersama, dilanjutkan oleh ramah tamah dan sambutan dari pihak keluarga Tania. Setelah itu perwakilan pihak keluarga Yakhsa menyampaikan maksud kedatangan mereka, "Yaitu untuk melamar Ananda Tania Kirania," ucap juru bicara yang ternyata adalah paman Yakhsa.
Lamaran diterima dengan baik oleh keluarga Tania. Tibalah saatnya sesi tukar cincin sebagai simbol bahwa sudah ada ikatan antara dua keluarga. Tania dipersilakan untuk menghadiri majelis.
"Ananda Tania sudah boleh keluar kamar," ujar juru bicara dari pihak keluarga Tania.
Perlahan Tania keluar dari kamarnya. Yakhsa menatap calon isterinya dengan tatapan berbinar. Cantiknya Taniaku hari ini. Batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISAN NIKAH (Completed)
RomanceApa yang kau pikirkan saat mendengar kata 'Arisan'? Menang? Kalah? Giliranmu? Lalu apa yang akan kau lakukan jika namamu yang tertera dalam potongan-potongan kertas sebuah Arisan Nikah? Nurmala, Tania, Sekar, dan Nayra did it. Baca romansa keempat...