Malaikat Subuh

3.9K 215 3
                                    

Dasi olkka neo dasi olkka seollae ideon eoneu bam
bul kkeojin bang ane bam sae dorok
(Apakah kau akan kembali? Hatiku terasa berdebar malam ini.
Aku menunggu sepanjang malam di ruang gelap ini)
- It's Because I Miss You Today, Davichi )

Dua puluh empat jam Nayra meresahkan kekasih yang belum juga memberinya kabar. Lucky memang bukan tipe pria yang senantiasa memberi kabar seperti yang Nayra harapkan, tapi Nayra juga bukan tipe wanita yang pasrah saja ketika kekasihnya tak memberi kabar. Ia rela jadi zombie dalam semalam demi menanti kabar dari Lucky, apalagi saat Lucky harus berpergiaan jauh seperti saat ini.

"Udah dapat kabar dari Sekar?" tanya Nurmala sambil merebahkan diri di sisi Nayra.

Malam ini Nayra meminta Nurmala menginap di rumahnya karena ibu Nayra sedang menjaga neneknya di rumah sakit. Selain itu, rumah mereka berdekatan. Nayra dan Nurmala tinggal di kompleks yang sama. Keduanya dibesarkan dalam atmosfer yang sama, namun keduanya tumbuh sangat berbeda.

Nurmala tumbuh menjadi anak perempuan yang lemah lembut dan terlalu feminin, sedangkan Nayra tumbuh menjadi anak perempuan yang sedikit lebih 'garang' dari Nurmala. Ia juga memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi dari Nurmala. Saat keduanya bermain role play bersama waktu kecil dulu, Nayra suka berperan menjadi sosok wanita sosialita. Ia selalu ambil bagian jadi sekretaris di kantor, atau kasir di tempat perbelanjaan, sementara Nurmala lebih suka berperan jadi guru atau ibu rumah tangga. Dan, siapa yang menyangka bahwa setelah dewasa keduanya benar-benar memerankan peran yang sama dalam kehidupan yang sesungguhnya.

Permintaan menginap itu sebetulnya alasan Nayra saja. Malam ini ia ingin 'mencuci otak' Nurmala agar mau melanjutkan arisan nikah mereka. Alih- alih mencuci otak Nurmala, ia bahkan tak mampu mengoperasikan otaknya dengan benar malam ini.

"Haigooo," Nayra menghela napas. "Sudah, tapi Lucky sama sekali belum menghubungi gue," lanjutnya.

"Sudahlah, setidaknya keduanya ada di tempat yang sama. Siapa tahu besok mereka nggak sengaja bertemu, lalu Sekar yang akan memberitahu kabar tentang Lucky," ujar Nurmaa asal.

"Lo pikir Bali cuma selebar Bogor?" cerca Nayra galak sambil terus mengecek ponselnya.

"Bogor itu luas juga kok," timpal Nurmala menerawang dengan polos.

Kalau tak ingat bahwa Nurmala adalah karibnya, mungkin kisah Nurmala sudah akan ditamatkan oleh Nayra malam ini juga.

Setelah mengoceh ngalor - ngidul, keduanya lalu terlelap dalam pikiran masing-masing.

"Bogosippeo," bisik Nayra pada bantal empuknya.

-0-0-0-

"A - aku - " Wajah Sekar pucat pasi. Bibir tebal yang biasanya selalu merona oleh lipstick - lipstick mahal kini tampak bak bulan yang masih tegak di pagi hari.

"Lo kenapa, Kar?" desak Nayra tak sabaran.

Bulir keringat sebesar biji jagung seolah merembes dari kulit Sekar yang berwarna sawo matang. Bibirnya bergetar, kakinya lunglai seolah tak lagi dapat menahan beban tubuhnya. Sekar terduduk lemas di lantai. "Aku hamil."

Kalimat yang meluncur dari mulut Sekar bak pedang tajam yang siap memenggal lawan. Gantian Nayra pucat pasi. Sedetik Nayra ingin membuka suara, Sekar kembali berkata, "Maafkan aku, Nay."

"Apa? Apa yang sudah lo lakuin, Kar?" ucap Nayra bergetar.

"Anak ini adalah anak -"

"Lucky...!"

"Nay, bangun Nay! Kamu kenapa?" Nurmala terkejut saat Nayra meneriakkan nama kekasihnya.

"Lucky...," lirih Nayra terbangun.

ARISAN NIKAH (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang