Yakhsa selalu saja sibuk dengan segala urusannya. Entah itu di kantor ataupun di luar kantor. Hal ini tentu saja membuat Tania kesal dengan sikapnya. Yakhsa selalu meyakinkan Tania bahwa ia juga akan menyelesaikan urusan tentang pernikahan mereka. Ia memang sudah mengurus segala persiapan di KUA, tapi bukan itu saja yang Tania inginkan. Tania ingin Yakhsa juga turut terlibat dalam setiap persiapan pernikahan mereka. Tapi kenyataannya justru Zaki yang selalu ada untuk Tania.
Zaki bahkan memiliki waktu lebih banyak dari Yakhsa untuk Tania. Zaki membantu mengurus undangan, souvenir, catering, baju pengantin, dan segala persiapan dekorasi dalam penikahan Tania.
"Aku jadi ragu. Yang akan menikah sekarang Tania-Yakhsa atau Tania dan Zaki?" seloroh Zaki pada suatu siang.
Tania yang sedang sibuk menulis daftar undangan sentak menatap Zaki dengan tatapan 'apa maksudmu?'. Namun yang didapatinya justru tawa menyebalkan Zaki.
"Baiklah, aku hanya bercanda. Lagipula-"
"Terimakasih," kata Tania memotong ucapan Zaki dengan galak.
"Untuk?"
"Semua persiapan ini. Aku akui Yakhsa memang sedang sibuk berat dengan urusannya di kantor, ditambah lagi dengan ide pernikahan yang lumayan mendadak ini, tapi-"
"Sudahlah, Tania. Jangan dipikirkan, aku hanya bercanda." Giliran Zaki yang memotong ucapan Tania.
-0-0-0-
Tujuh ratus undangan sudah tersebar. Pernikahan akan dilangsungkan dua minggu lagi. Sekar, Nayra dan Nurmala juga ikut membantu Tania. Mereka siap menyebarkan undangan Tania dan Yakhsa. Sekar yang merupakan teman SMA Tania akan menyebarkan undangan untuk teman-teman SMA mereka. Nurmala yang juga teman SMP Tania mengambil bagian untuk menyebarkan undangan teman-teman SMP mereka. Sementara Nayra bertugas untuk menyebar undangan di kalangan teman-teman kampus.
"Lalu apa andilnya si pemalas itu?" Tania mengeluhkan Yakhsa di hadapan ketiga sahabatnya.
"Hal seperti ini biasa terjadi. Ayolah, fokus Tania. Kamu kan tahu Yakhsa sedang sibuk," ujar Nurmala menenangkan.
"Lagipula waktunya sangat singkat, Tania," Sekar angkat bicara.
Tania menggeleng. Baginya, sesingkat apapun waktunya, harusnya Yakhsa mampu mencurahkan lebih banyak waktu untuk mengurus pernikahan mereka.
"Kadang aku berpikir, jangan-jangan Yakhsa memang tidak serius dengan pernikahan ini. Bagaimana jika ternyata ia hanya ingin menyenangkan gue aja? Bagaimana jika sebenarnya ia tertekan atas pernikahan ini, maka dari itu ia selalu menghindar dari segala persiapan ini dengan alasan kesibukan kantornya? Bagaimana jika...," Tania cemas.
"Tidak. Tania, dengarkan gue. Akan ada banyak masalah menjelang pernikahan seseorang. Tapi percayalah itu semua hanyalah ujian untuk kedua calon pengantin. Jika mereka mampu melewatinya, maka akan mudah bagi mereka untuk menjalani ujian pernikahan mereka nanti," ujar Nayra.
Tania menjatuhkan dirinya di kursi. Kekalutan memenuhi otaknya yang sedang sangat panas. Entah bagaimana ia akan melewati ini semua. Pernikahan yang terkesan buru-buru. Persiapan yang juga buru-buru, dan sosok Zaki yang tanpa ia sadari juga mempengaruhi suasana hatinya saat ini.
"Dan Yakhsa tidak lulus ujiannya," kata Tania lemas.
"Ujian apa?" Nurmala menatapnya lurus.
"Ujian yang sedang gue berikan untuknya," jawab Tania. "Kalian tahu, gue lagi cuekin dia selama beberapa hari ini. Gue bahkan sama sekali nggak menghubunginya. Tapi apa? dia peduli pun enggak," lanjut Tania emosi.
"Yakhsa itu sudah hapal betul siapa lo, Tan. Dia tahu betul bahwa kekasihnya yang sedang ngambek ini nggak mau dihubungi olehnya daripada memicu keributan," sahut Nayra mencoba menenangkan Tania.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISAN NIKAH (Completed)
RomanceApa yang kau pikirkan saat mendengar kata 'Arisan'? Menang? Kalah? Giliranmu? Lalu apa yang akan kau lakukan jika namamu yang tertera dalam potongan-potongan kertas sebuah Arisan Nikah? Nurmala, Tania, Sekar, dan Nayra did it. Baca romansa keempat...