Take Me Out (2)

3.5K 195 1
                                    

Perpisahannya dengan Lucky saat itu mengubah total pribadi Sekar. Gadis yang awalnya kalem dengan tingkat kecerewetan normal itu berubah drastis menjadi seorang yang lebih realistis dalam menjalani hidupnya. Baginya tak ada lagi ketulusan dalam hidup ini, bahkan ketulusannya pada Nayra pun telah berubah menjadi sebuah kebencian terpendam walau ia telah menyesali kebodohan dirinya sendiri. Andai ia jujur pada Nayra bahwa ia lebih dulu mencintai Lucky, tak mungkin Nayra akan tetap mempertahankan perasaannya untuk Lucky. Nayra pun pasti akan mengalah seperti apa yang ia lakukan untuk Nayra. Tapi semua kenaifan itu telah berlalu, dan apa yang berlalu tak akan pernah kembali.

Sekar akan selalu ingat bahwa ide arisan nikah yang ia sarankan dulu hanyalah 'senjata' yang sengaja ia susun untuk peperangan yang sesungguhnya. Ia ingin Nayra lekas- lekas menikahi Lucky, lalu ia juga akan menikahi Lucky setelahnya untuk menunjukkan bahwa apa yang telah Nayra lakukan adalah salah. Mencintai seorang pria dengan tergesa-gesa adalah salah. Dan yang paling salah adalah bahwa pria yang Nayra cintai adalah Lucky.

Drrttt.. drttt... sebuah panggilan masuk di ponselnya.

"Ya, halo?" sapa Sekar berusaha mengalahkan dentuman musik yang menggelegar.

"Lo udah sampai Bali? Berisik banget gini," ujar Nayra di seberang.

"Udaaah. Iyaa, gue lagi di pertemuan bisnis. Nanti gue telepon balik, oke?" seru Sekar mulai mabuk.

Klik. Sambungan terputus tepat di saat ia jatuh ke lantai dansa.

"Kamar atas nama Sekar Drastiya?" pinta Lucky yang dengan susah payah membopong Sekar. Tak lama kemudian, ia mendapatkan kuncinya.

Lucky membaringkan Sekar di kasur putih dengan nyaman. Dipandanginya wajah Sekar dengan saksama. Wanita yang ia cintai, tapi tak ia miliki. Setahun sudah ia tak bertemu dengan Sekar sejak ia meninggalkannya dengan Adnan. Lucky marah besar saat tahu Sekar menerima Adnan, hingga ia tak mau lagi bertemu atau menghubungi Sekar. Dan malam ini takdir mempertemukan mereka kembali di sebuah ballroom hotel bintang lima Bali. Ia melihat Sekar berjalan sendiri memasuki ruangan diskotik, dan mengikutinya dari belakang.

"Kau?" Sekar mengerjap-ngerjapkan mata setengah sadar saat melihat Lucky duduk di sampingnya.

"Berhenti minum," titah Lucky.

"Tidak," tolak Sekar malah menuangkan lagi bir ke dalam gelasnya.

"Kamu tinggal di sini?" tanya Lucky setegah berteriak agar Sekar mendengarnya dengan baik.

"Ya," sahutnya seraya membisikkan nomor ruangan kamarnya.

Tak lama kemudian Sekar jatuh pingsan di lantai dansa dan Lucky membawanya ke sini.

"My Lucky," racau Sekar dalam tidurnya.

Lucky yang tadinya akan berdiri, kembali duduk di sisi ranjang.

"Tidurlah," ucap Lucky membelai rambut panjang Sekar dengan lembut.

"Hmm, kamu di sini," desis Sekar menarik tangan Lucky dalam pelukannya, matanya terpejam.

"Ya, aku akan ada di sini," bisik Lucky. Ia lalu meraih ponselnya dan mengetik untuk Nayra yang telah meneleponnya sebanyak tujuh puluh tiga kali sejak pagi tadi.

I'll back tomorrow, Baby.

"Sudah lama menunggu, Sayang?" Suara Lucky membuyarkan kenangan masa lalu Sekar yang pahit.

Sekar tersenyum menyambut kedatangan kekasih yang sudah sebulan tak dilihatnya. "Sudah satu bulan," candanya.

Lucky duduk di depannya dan menyeruput Americano milik Sekar.

__________________________

Nayra Imnida : Nama saya Nayra

ARISAN NIKAH (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang