"Lama banget nona-nona itu?" bisik Yakhsa di telinga Hari.
"Lo ngagetin aja," gerutu Hari.
"Bini lo ngapain sih lama banget di toilet? Gue samperin juga nih," ujar Yakhsa sambil bergegas menyusul Nurmala dan Tania ke toilet.
"Nggak bisa ditinggal sebentar aja sama istrinya," cibir Hari pada angin lalu.
Yakhsa berjalan dengan gagah mencari sang istri ke toilet, namun di tengah jalan ia menemukan kedua wanita tersebut sedang mengobrol dengan seseorang. Yakhsa mendekat, tapi buru-buru berbalik saat ia melihat sosok Zaki yang sedang berbincang dengan Tania dan Nurmala. Ia pun memutuskan untuk menunggu mereka dari jauh.
"Kok bisa ada Zaki juga di sini?" tanya Yakhsa dalam hati.
Sambil menunggu, Yakhsa memutar kembali waktu. Bayangan tentang Zaki tetiba berkelibat dalam benaknya.
Kriit, suara pintu yang berat terbuka, membuyarkan lamunan Yakhsa. Ia lalu bergegas kembali ke kamar untuk melihat siapa yang datang.
"Kau?"
Zaki berdiri di ambang pintu kamarnya yang memang tak pernah dikunci.
"Untuk apa kau datang kemari?" tanya Yakhsa enggan. Sesungguhnya ia muak melihat tampang pria yang ketahuan jalan bareng calon istrinya.
Zaki meminta maaf pada Yakhsa atas semua yang telah terjadi. Bahwa apa yang Yakhsa lihat pada siang itu adalah murni ketidaksengajaan. Bahwa Zaki lah yang menawarkan semua bantuan kepada Tania. Zaki mengakui bahwa ia juga mencintai Tania, tapi ia lebih meminta Yakhsa memaafkan, melupakan segalanya, dan kembali pada Tania yang hanya mencintai dia.
"Tania tak pernah mencintaiku," ujar Zaki, "jangan tinggalkan dia. Kau punya hak untuk tak mempercayaiku, tapi kepercayaannya padamu benar-benar membuatku tak dapat percaya. Ia percaya bahwa hanya kau yang akan jadi pria satu-satunya dalam hidupnya," imbuhnya.
"Honey," tegur Tania memecah bayang masa lalunya. "Kamu nungguin aku?"
"Lama banget sih, pake acara ngobrol segala. Siapa tu?" tanya Yakhsa pura-pura tak tahu.
"Viana, sahabat lamaku," sambar Nurmala, lirikan matanya mengisyaratkan pada Tania untuk diam.
"Oh," sahut Yakhsa singkat. "Let's go," Yakhsa meletakkan sebelah tangannya di pinggang, mempersilakan Tania untuk menggamit lengannya.
"Lha, aku gandengan sama siapa?" Nurmala memberengut.
"Let's go," Yakhsa meletakkan lagi tangan yang satunya di pinggang untuk mempersilakan Nurmala menggamitnya juga.
Nurmala dan Tania tertawa renyah bersama.
Dua jam kemudian mereka tiba di Gimpo Airport, lalu melanjutkan perjalanan ke rumah Adnan dan Nayra dengan sebuah limousin yang telah Adnan sediakan. Para wanita heboh melihat ketampanan namjadeul Korea di sepanjang perjalanan menuju rumah Nayra.
"Sayang, wanita yang baik adalah -"
"Hmm, yang menundukkan pandangannya dari namjadeul dan para Ahjussi," Nurmala melanjutkan teguran Hari, mengundang tawa dari pasangan lainnya.
"Tau gitu tadi kita minta semobil berempat aja ya, biar puas liat cowok-cowok ganteng," cerocos Sekar.
"Setuju!!!" sahut ketiga Nayra, Tania, dan Nurmala kompak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISAN NIKAH (Completed)
Storie d'amoreApa yang kau pikirkan saat mendengar kata 'Arisan'? Menang? Kalah? Giliranmu? Lalu apa yang akan kau lakukan jika namamu yang tertera dalam potongan-potongan kertas sebuah Arisan Nikah? Nurmala, Tania, Sekar, dan Nayra did it. Baca romansa keempat...