Nayra's Wedding (2)

3.6K 229 4
                                    

Acara akad telah diselesaikan oleh mempelai pria, sementara mempelai wanita menanti akad selesai di tempat terpisah. Acara akad seperti ini sudah dijalani oleh Tania dan Nurmala sebelumnya. Mereka menjalani prosesi tersebut agak berbeda dengan pengantin wanita lain yang biasanya mendampingi calo imamnya saat akad berlangsung.

Tania, Sekar dan Nayra tegang menantikan akad selesai. Ketiganya sudah tak sabar ingin melihat siapakah pria beruntung yang mendapatkan Nayra. Dalam hati Sekar bertepuk tangan dengan amat bahagia karena sahabatnya tidak jadi menikah dengan orang yang sangat ia cintai. Meskipun sampai saat ini ia tak tahu apa alasan pasti Nayra mengambil langkah sebesar ini. Sekar menutup hatinya rapat-rapat bahwa Nayra meninggalkan Lucky untuknya, karena menurutnya, tak mungkin Nayra mengetahui hubunganya dengan Lucky. Mereka telah berjuang selama tiga tahun untuk menyembunyikan hubungan terlarang itu dari siapapun, jadi tak mungkin Nayra mengetahui apapun tentangnya. Seandainyapun Nayra tahu, gadis itu pasti sudah menelannya hidup-hidup saat ini.

"Sangat disayangkan hubungannya dengan Lucky kandas begitu saja," gumam Tania menyesali apa yang terjadi.

Nurmala meliriknya tajam, tapi berusaha untuk tetap tenang. "Tak ada yang tahu perihal jodoh, Tan. Jodoh kita nggak akan pernah tertukar satu sama lain. Allah sudah mengatur dengan sebaik-baiknya. Siapa tahu Lucky memang cowok brengsek seperti Ranto. Nayra harusnya bersyukur kalau memang seperti itu," ketus Nurmala samar menyindir Sekar yang berdiri di sisi kanannya.

"Ehem," Sekar berdehem.

"Ya, lo benar, La. Gue turut senang karena sekarang lo bisa bahagia dengan Ranto. Semoga Nayra dan Sekar nanti juga segera menyusul kebahagiaan kita," ujar Tania akhirnya.

Nurmala membalasnya dengan senyuman. "Yuk, Kar. Udah saatnya kita mengantar Nayra ke pelaminan," ajak Nurmala.

Keduanya lalu bergegas menghampiri Nayra yang sudah siap diantar ke atas pelaminan. Nayra mengambil konsep yang sama dengan Nurmala.

Kedua pengantin akan bertemu di atas pelaminan, hanya saja kali ini Nayra yang akan tiba duluan di pelaminan, disusul oleh mempelai pria, dengan makna bahwa sejatinya tugas perempuan adalah menantikan seorang pria datang kepadanya sebagai pemimpin dalam hidupnya.

"Ready?" bisik Sekar.

Nayra menatap Sekar dalam, lalu mengangguk mantap.

Kali ini Tania hanya dapat menyaksikan ketiga sahabatnya dari kursi tamu. Hatinya berkecamuk melihat mereka bertiga.

"Akhirnya, tinggal satu dari kami yang belum menikah. Arisan nikah ini akan berjalan dengan lancar sampai akhir," batinnya lega.

Keringat dingin tiba- tiba merembes di dahi Tania. Digenggamnya tangan Yakhsa erat.

"Kamu nggak apa- apa, Honey?" cemas suaminya. Tania hanya mengangguk dan menunduk utuk menikmati kontraksi di perutnya.

"Itu..., suaminya Nayra?" konfirmasi Yakhsa. "Kamu ken –"

Belum sempat Yakhsa menyelesaikan kalimatnya, Tania sudah menghilang dari sisinya.

Plak!

-0-0-0-

Semua orang sibuk mondar- mandir di ruang tunggu persalinan. Klinik 24 jam yang luasnya hanya 60 x 70 meter itu sesak oleh kerumunan orang berbaju pesta. Hiruk pikuk yang sempat terjadi seketika menjadi hening saat terdengar jeritan Tania dari dalam ruang persalinan.

"Yang mana pengantinnya?" tanya seorang suster tergesa. "Maksud saya, yang mana suaminya Nyonya Tania?" ralatnya.

"Saya," acung Yakhsa panik.

"Ayo," ajak si suster yang tampaknya ikutan bingung melihat keadaan di sekitarnya.

Nayra yang masih berbaju pengantin menangis sejadi-jadinya di pojok ruangan. Nurmala bersamanya untuk menenangkannya.Sementara Tania sedang berjuang melahirkan anak pertamanya di dalam ruang persalinan. Ia akan melahirkan dengan jalan normal sehingga Yakhsa diperbolehkan untuk mendampinginya.

"Nayraaaaa!" jeritnya sambil mengedan.

"Ya, terus, Bu. Tahan napas..., ya..."

"Sabar, Honey, lupakan dulu semuanya, fokuslah, fokus pada anak kita saja saat ini," pinta Yakhsa.

"Ayo, Bu, sedikit lagi...," Samar- samar suara bidan terdengar memberi instruksi padanya, tapi pikiran Tania berputar- putar entah kemana.

Plak!

"Dasar kau jalang!" jerit Tania penuh emosi.

"A – "

"Diam kau! Berani- beraninya lo ngerebut calon suami sahabat lo sendiri," sentak Tania. Matanya melotot dengan sangat kejam.

Sekar terdiam dan jatuh terduduk di sisi Nurmala.

"Tenanglah, Tan," bujuk Nurmala.

"Enggak! Gue muak lihat ini semua, gue nggak menyangka Nayra setega ini pada Sekar," ujarnya penuh emosi.

Nayra memegangi pipinya yang panas. Ia sudah menduga Tania pasti akan salah paham dengan ini semua. Nurmala juga kaget mendapati kenyataan ini, ia tak menduga Nayra membalas perbuatan Sekar dengan menikahi Adnan, kekasih Sekar.

Adnan menarik Nayra ke dalam pelukannya untuk menghindarkan Nayra dari tatapan sinis para tamu undangan.

"Tan, tenang, gue bisa jelaskan ini semua. Lo nggak tau apa yang sebenarnya terjadi. Bukan Nayra yang merebut gue dari Sekar, tapi Sekar sendiri yang merebut Lucky dari Nayra," ucap Adnan pelan tapi pasti.

"Ayo pergi dari sini, kau tak pantas berada di sini," Tiba- tiba Lucky menarik tangan Sekar menjauh dari kerumunan. Sekar terseok- seok mengikutinya.

"Arrrrrrrrrrrrrrrrrrghhhhh," Jeritan terakhir Tania membawa hadir bayi kecilnya ke dunia.

"Selamat, anak anda laki- laki," ujar sang bidan.

"Alhamdulillah," sahut Yakhsa dan Tania lemas.

-0-0-0-

Next yaaa😉

ARISAN NIKAH (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang