Waktu terlalu cepat berlalu, jika kita sedang tak menunggunya. Tapi coba saja kalau kita sedang menantikan sesuatu, segalanya terasa berjalan amat lambat, seolah tak berkesudahan. Hal itu pula yang dirasakan oleh Nayra dan Tania. Di saat Tania merasakan begitu menyiksanya waktu karena ia harus menunggu kelahiran anak pertamanya, Nayra justru merasa bahwa dua minggu bukanlah apa- apa. Rasanya dua minggu bagai dua hari saja, dan tibalah saatnya Bagi Nayra merayakan apa yang ia sebut dengan 'the point of no return' dalam hidupnya.
Sesuatu yang akan ia tempuh dan tak akan pernah ia kembalikan lagi jika ia sudah menjalaninya nanti. Segala persiapan yang awalnya ia persiapkan untuknya dan Lucky, dengan kilat telah berganti untuk seseorang lainnya.
Pihak keluarga Nayra telah menerima lamaran dari seorang pengusaha muda yang baru sekali Nayra bawa ke rumahnya. Kedua orang tua Nayra sempat bertanya-tanya mengapa bukan Lucky yang melamarnya saat ini, padahal mereka semua tahu bahwa hubungan antara Nayra dan Lucky sudah berjalan kurang lebih selama tiga tahun belakangan ini.
Tapi Nayra telah berhasil meyakinkan kedua orang tuanya dalam waktu sekejap, bahwa menikah bukan hanya soal berapa lama kau telah mengenalnya, atau berapa banyak waktu yang telah kau habiskan dengannya, tapi juga perihal seberapa tangguhkah kau bertahan untuk tetap saling memperjuangkan.
Dan ketika sebuah hubungan sudah tidak layak untuk diperjuangkan, maka itu adalah sebuah tanda yang diberikan Tuhan untuk segera membuat keputusan apakah akan tetap bertahan dalam kesengsaraan, atau beranjak menuju kebahagiaan.
"Nurmala sudah menjalaninya, kita sudah terbiasa," ujar Nayra saat ketiga sahabatnya mendesak dirinya untuk mengenalkan calon suaminya.
Sang perias pengantin sibuk memasangkan baju pengantin di tubuh mungil Nayra. Wajah imutnya sudah terpolesi dengan sangat cantik. Bola matanya yang hitam bagaikan mutiara alami yang menghiasi wajah gadis berwajah Asia ini.
"Tapi kan ini beda," rengek Tania.
"Apanya yang beda? Kalian akan melihat langsung wajahnya di pelaminan nanti," goda Nayra.
"Umm, apa Lucky akan datang juga?" tanya Nurmala hati-hati.
Sekar menginjak kaki Nurmala dengan sandal hak tingginya hingga Nurmala memekik, "Auchh!"
Keempatnya terdiam dalam waktu yang agak lama.
"Finished...," lapor si juru rias memecah keheningan.
"Kajja, Lucky pasti akan datang," ujar Nayra setelah menghela napas panjang.
----
Dictionary :Kajja : ayo.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISAN NIKAH (Completed)
RomanceApa yang kau pikirkan saat mendengar kata 'Arisan'? Menang? Kalah? Giliranmu? Lalu apa yang akan kau lakukan jika namamu yang tertera dalam potongan-potongan kertas sebuah Arisan Nikah? Nurmala, Tania, Sekar, dan Nayra did it. Baca romansa keempat...