Penulis kisah Goblin mengatakan dalam dramanya bahwa takdir adalah sebuah pertanyaan dari Tuhan, dan kita hanya perlu mencari jawabannya. Tapi ternyata, hal termudah di dunia ini adalah menerima bahwa apa yang sudah Tuhan gariskan adalah yang terbaik untuk kita. Jika sesuatu yang telah kita perjuangkan belum menjadi takdir kita pada akhirnya, berarti tuhan telah menyiapkan takdir lain yang lebih indah untuk kita.
Hampir satu tahun sudah Nurmala dan Hari menantikan kehadiran seorang bayi hadir dalam kehidupan mereka. Setiap hari Nurmala membayangkan rahimnya terisi oleh segumpal daging. Setiap malam Hari merindukan tangisan seorang keturunan. Tapi Tuhan telah menyiapkan hadiah akhir tahun terindah untuk sepasang suami-istri yang sabar. Nurmala dikabarkan hamil pada bulan Desember 2016. Pasangan romantis favorit para remaja masjid ini akan segera menjadi orang tua.
"Alhamdulillah, Teh Nur akan segera punya dedek bayi, selamat ya, Teh," ujar Puteri, anak didiknya di majelis taklim.
Para remaja mesjid sangat menghormati dan mengagumi Nurmala dan Hari. Mereka bahkan termotivasi oleh ceramah Nurmala tentang indahnya menikah tanpa pacaran. Puteri bertekad bahwa ia juga akan mengikuti jejak Nurmala untuk berta'aruf.
"Iya, tapi kamu pastikan kamu juga harus kenal siapa calonnya sebelum kalian benar-benar menikah nanti. Ta'aruf juga ada prosesnya nggak langsung main lamar terus menikah. Kalau begitu sih sama aja dengan membeli kucing dalam karung. Emangnya kamu mau gitu nikah sama orang yang saa sekali nggak kamu kenal?" ceramah Nurmala suatu hari.
"Jadi harus liat bibit, bebet, dan bobotnya kitu pan, Teh?" tanya Puteri semangat.
"Cerdas," puji Nurmala. Ia juga menjelaskan proses ta'aruf yang baik dan benar. "Jadi nggak asal ikutan tren ta'aruf - ta'arufan seperti yang banyak terjadi sekarang ini," imbuhnya.
Nurmala senang berbagi ilmu dengan para remaja yang haus informasi seperti itu. Walaupun Nurmala bukan wanita yang terlalu shalihah pada masa remajanya, namun setelah menikah ia mulai membenahi diri sebaik-bainya. Baginya, tak ada kata terlambat untuk memantaskan diri, begitu juga dengan memantaskan diri sebagai seorang ibu, hingga Allah memberi kepercayaan kepadanya.
"Selamat ya!" seru Tania saat mendengar kabar bahagia tersebut.
Saat ini hanya Tania yang masih lumayan sering berkomunikasi dengannya, sedangkan Nayra dan Sekar hilang bagai ditelan bumi.
"Heemm, tinggal satu beban kita," gumam Nurmala.
"Gimana ya caranya bujuk Sekar agar kembali dan menikah dengan Lucky?" tanya Tania menerawang.
"Cuma Nayra yang punya jawabannya," sahut Nurmala.
-0-0-0-
"Welcome home!" seru Nayra girang saat menginjakkan kaki di Bandara Soekarno Hatta pada bulan Desember. Adnan tersenyum menanggapi keceriaan istrinya.
Nayra menarik kopernya yang besar dengan sekuat tenaga, membantu Adnan memasukkan barang-barangnya ke bagasi mobil.
"Pulang kampung aja bawaannya sampe seberat ini," gerutu Adnan.
"Shut up, Chagiya," sahut Nayra sambil mengipas-ngipas tangannya menghalau udara panas Kota Jakarta.
Tak terasa delapan bulan sudah ia tinggal di Seoul. Nayra memperhatikan keadaan sekelilingnya sambil menunggu suaminya yang sedang ke toilet. Tak ada yang berubah di bandara Internasional Soetta, semua masih sama. Tapi ia mengharapkan banyak perubahan terjadi pada sahabat-sahabat yang telah delapan bulan ditinggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISAN NIKAH (Completed)
RomanceApa yang kau pikirkan saat mendengar kata 'Arisan'? Menang? Kalah? Giliranmu? Lalu apa yang akan kau lakukan jika namamu yang tertera dalam potongan-potongan kertas sebuah Arisan Nikah? Nurmala, Tania, Sekar, dan Nayra did it. Baca romansa keempat...