Yamaken POV
Aku duduk termenung di sudut tembok sekolah menatap kosong ke arah gerbang sekolah menunggu sosoknya yang tak muncul-muncul dari balik pagar. Entah sudah berapa lama aku memperhatikan setiap siswi yang keluar melewati gerbang mencari keberadaannya yang tak kunjung kutemui. Tak kuhiraukan tatapan orang yang berjalan melewatiku
Mia ... Kau dimana?, batinku menatap gerbang sekolah yang kini sudah mulai ditutup oleh satpam sekolah.
"Maaf Pak. Apa murid di sekolah ini sudah pulang semua?" tanyaku membuat pria gagah dihadapanku menghentikan aktivitasnya.
"Iya Pak. Semua murid sudah pulang. Kalau boleh tahu, Bapak sedari tadi menunggu siapa ya?" tanyanya padaku.
"Saya menunggu Mia," ujarku.
"Mia? ... Mia ... Maksud bapak Adeeva Namia?" tanya satpam tersebut memastikan.
Kuanggukkan kepalaku sebagai jawaban dari keraguan satpam di hadapanku.
"Mia belum pulang? Apa Bapak sudah mencoba menelpon Mia? Atau mau saya carikan nomor telepon orang tuanya?"
"Tidak perlu. Terima kasih pak," tolakku halus.
"Maaf, kalau boleh tahu. Bapak siapanya Mia?" tanyanya menatapku curiga.
"Saya temannya dari Jakarta. Sengaja menunggu Mia untuk memberinya kejutan, tapi sepertinya saya agak terlambat ... Kalau begitu, saya permisi dulu ya pak," pamitku meninggalkan sekolah Mia pada akhirnya.
Apa aku melewatkan sesuatu? Apa dia keluar saat aku lengah? Dimana dia sekarang?
Kutekan tombol panggil cepat di handphone-ku mencoba untuk kesekian kali menghubungi nomor Mia. Namun hasilnya sama saja, nomor ponselnya tetap saja tidak aktif.
Apa dia marah karena aku menciumnya di pipi waktu itu? Tidak bisakah aku menemuinya hari ini? Mia ... Maafkan aku.
Aku terus berjalan tanpa tujuan yang jelas. Membiarkan kakiku menuntunku entah kemana. Pikiranku terus terngiang memikirkan gadis manisku itu. Wajahnya sangat jelas terngiang di kepalaku. Ekspresi kagetnya ketika aku mencium pipinya tanpa seijinnya, matanya yang membulat sempurna, pipinya yang memerah dan bibirnya yang menganga membuatku tak dapat menahan senyum lebarku.
Kunikmati setiap hembusan angin dan pemandangan kota di sore hari di sekelilingku. Warna langit yang mulai berubah kemerahan secara perlahan menggelap diikuti perubahan suhu di sekelilingku yang mulai terasa dingin.
Langkahku terhenti memperhatikan jalan di sekitarku. Kukernyitkan dahiku mencoba memastikan tempatku sekarang.
"Hahahaha," tawaku begitu menyadari keberadaanku saat ini.
Tanpa sadar pun aku selalu saja berjalan ke arahnya. Mia ... Aku ingin bertemu denganmu hari ini.
******
Mia POV
"Haaa~ sate ayam disini mah emang top markotop dah. Mator sakalangkong* Pak," ucapku puas setelah memakan habis porsi sate 25 ribuku.
*Terima kasih.
Melihat warung sate Pak Hamid langgananku buka, membuat perutku lapar seketika.
"Dek, sampeyan kenal ka reng ruwa ghi?*" tanya Pak Hamid seraya menunjuk seorang pria yang sedang duduk menatap ke rumahku dan memainkan ponselnya nampak sedang menelepon seseorang.
*Kamu kenal orang itu?
Sekilas postur tubuhnya nampak familier bagiku. Namun aku tak dapat memastikannya karena pencahayaan yang kurang memadai.

KAMU SEDANG MEMBACA
SOBA NI ITAI √
RomanceTerjebak dalam cinta sepihak hanya akan membuatmu terluka. Namun, bodohnya hati ini tak ingin berpaling...tetap bertahan dengan berpegang pada harapan semu. Harapan untuk bisa bersamamu... I Want To Be With You❤ cover by @hfaistyles dan @Eziall