Kencan

117 15 2
                                    

Yamaken POV

Hmm ... Bener di sini gak ya rumahnya?

"Maaf, ada yang bisa saya bantu Den?" sapa seorang satpam dari balik pintu pagar.

Tidak seperti satpam yang biasanya kulihat. Dia terlihat ramah dibandingkan sangar.

"Apa benar ini rumahnya Mia Pak?" tanyaku memberikan sepucuk kertas bertuliskan alamat Mia.

"Oh iya Den. Ini memang rumahnya Non Mia. Sampeyan temennya ya?"

"Iya Pak. Nama saya Yamaken," jawabku ramah.

Ia membuka kunci pagar dan mempersilakanku masuk. Kami pun berjalan menuju teras rumah Mia. Setelahnya, ia memanggil seseorang yang bernama Siska.

Seorang wanita paruh baya keluar dari dalam bingung memperhatikan kami berdua.

"Ada apa ya?" tanya wanita yang kutahu bernama Siska itu.

"Ini, temennya Non Mia mau ketemu sama Non Mia," jelas satpam di sebelahku.

"Non Mia-nya lagi tidur Den," ujar Siska padaku.

Gila! Ini udah jam 11 pagi dan dia masih aja ngebo? Ya ampun. Ni Mia drastis banget perubahan sikapnya.

"Kalau gitu, coba aja bangunin Mia-nya. Bilang aja ada temennya dari Jakarta ingin ketemu. Terus bilang juga kalo namanya Aidan," usulku yang dibalas anggukan mengerti dari Mbok Siska.

Ia pun pamit masuk ke dalam rumah sedangkan satpam di sebelahku pamit kembali meneruskan pekerjaannya.

Mari kita lihat! Apa yang bakalan dilakukan Mia kalo pujaan hatinya mampir ke rumah.

Aku berdiri memperhatikan pekarangan depan rumah Mia. Mataku terfokus pada pohon mangga yang tumbuh di depan rumahnya itu. Senyumku terkembang mengingat aksi pembalasannya padaku waktu itu.

"Aidan," sapa seorang gadis di belakangku lembut.

Aku tau suara ini. Seperti dugaanku. Kubalikkan badanku menghadap ke arahnya. Matanya melebar menatapku. Sepertinya dia kaget melihatku ada di sini. Beberapa detik kemudian, ekspresi kesal terpampang di wajahnya.

Ia membungkuk mengambil salah satu slipper miliknya. Mau apa dia?

Tanpa diduga, ia melempar slipper-nya padaku. Untung saja aku punya refleks yang cepat. Melihat wajahnya yang kecewa, aku tersenyum mengejeknya.

Mia kembali membungkukkan badannya mengambil salah satu slipper-nya dan melemparnya padaku. Dengan sigap kutangkap lemparan slipper-nya itu.

"Hai Mia. Gak nyangka bisa ketemu lagi yah," sapaku tersenyum ramah padanya.

Ia memutar bola matanya malas.

"Tahu dari mana alamatku?" tanyanya dingin.

"Ra-Ha-Si-A," jawabku misterius.

Ia menghela napasnya lalu berjalan mengambil slipper yang ia lempar tadi di dekat pot tanaman. Lalu, berjalan menghampiriku. Tau apa maksudnya, secepat mungkin kuangkat slipper-nya yang kupegang tadi.

"Ck! Yamaken! Balikin gak!" sentaknya galak.

"Gak," jawabku tegas.

"Ck, aku aduin Kak Dewo nih ya," ancamnya membuatku cemas.

SOBA NI ITAI √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang