Uncertainties

83 13 2
                                    

Author POV

"Hahaha ... Mia. Berhentilah berharap padanya! Dan cobalah untuk melihatku."

Mia mengangkat sebelah alisnya. Gadis itu tak mengerti maksud dari ucapan Dion yang terdengar ambigu di telinganya. Ia menundukkan kepalanya melihat Dion di bawah sana.

"Ada satu lagu buat lo. Dengerin yah."

Setelah mendengar ucapan Dion, Mia berdiri memandang pria yang kini tersenyum ke arahnya.

"Telur Telur Ulat Ulat Kepompong Kupu-Kupu kasian deh lo, kasian deh lo."

Dion menari riang sambil bertepuk tangan menertawakan wajah kesal Mia lalu memeletkan lidah dan tertawa penuh kemenangan.

Semua orang memperhatikan Mia dari lapangan futsal.

Tu anak emang dasarnya kampret bener. Liat aja nanti. Aku bales kamu! Sungut Mia menunjukkan kepalan tangannya ke arah Dion.

"MIA! SINI DONG!" teriak Geby melambaikan tangannya.

Ogah banget nyamperin mereka, batin Mia membalas lambaian tangan sahabatnya itu.

Saat hendak menekan tombol merah untuk memutuskan sambungan telepon Dion ....

"Percuma Geb. Mia mah gak bakalan nyamperin kita. Dia itu cemen," ledek Dion di seberang telepon.

"Cemen kenapa?" tanya Geby tak mengerti.

Jengkel, Mia menekan tombol merah lalu berlari turun dari cafe menghampiri Dion di bawah.

"Heh! Ngomong apa kamu barusan hah?! Siapa yang cemen? Kamu kira aku gak denger?" omel Mia menjambak rambut Dion segenap hati.

"Ampun Mak. Ampun ... Iya iya Mak Lampir gak cemen. Mak Lampir cantik kok gak cemen. Please lepasin! Sakit Mak," pinta Dion memelas.

"Udah Mia. Kasihan si Dion."

Mia melepaskan cengkraman tangannya menatap curiga pada Geby yang sedang nyengir dan mengedipkan matanya berlebihan.

Biasanya Geby menjadi suporter penyemangat Mia melakukan aksi premannya itu. Namun, saat ini, tingkah lakunya seperti wanita berhati malaikat di depan Aidan.

Dasar ratu modus!

"Tumben lo baek bener sama gue. Biasanyakan ...." ucapan Dion terhenti melihat delikan tajam mata Geby.

"Woi Dion, Aidan! Jadi mau main gak? Ngapel mulu kerjaan lo," seru salah satu teman Dion yang sudah berkumpul.

"Gue sama Mak Lampir?! Gila aja lo."

"Hadeh ... Siapa juga yang mau pacaran sama lekong."

"Apa lo bilang?"

"APA!" gertak Mia tak mau kalah.

"Hahaha ... Kalian lucu ya," ucap Aidan tertawa melihat pertengkaran kecil Mia dan Dion.

"Gabriella, kamu ke cafenya sama Mia aja ya. Aku mau main futsal dulu."

"Mmm ... Gak usah deh. Aku mau nonton kamu main futsal aja," ujar Geby tersenyum manis.

"Udah yuk. Geli gue denger kalian ngomong aku kamu," ucap Dion bergidik ngeri yang berjalan menghampiri teman-temannya diikuti oleh Aidan di belakangnya.

SOBA NI ITAI √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang