Give up

72 6 4
                                    

Mia POV

Mataku fokus memperhatikan gerak gerik Dion yang asik berbincang dengan Tio. Pikiranku masih tertuju pada ucapannya padaku. Tak lama, seseorang memanggil Dion untuk menghampirinya. Dilihat dari anggukan mengerti Dion yang langsung berjalan keluar gedung, sepertinya sebentar lagi gilirannya untuk tampil. Baguslah, dengan begini aku bisa tahu apa maksud dari perkataannya padaku di toilet tadi.

"Ok, gimana? Masih semangat gak?" tanya MC mencoba memeriahkan suasana setelah penampilan pembacaan puisi oleh salah satu adik kelas yang tak kuingat namanya karena sibuk berbincang dengan Geby dan Sherin.

"Sekarang, penampilan terakhir akan dibawakan oleh Kak Dion dan Kak Aidan. Kasih tepuk tangannya dong! Yeah," sorak MC tersebut lalu meninggalkan panggung.

Tak lama, Dion muncul dari balik panggung membawa gitar akustiknya seraya melambaikan tangannya diikuti Aidan yang hanya tersenyum ramah membalas sorakan penonton yang memanggil-manggil namanya.

"Si banci sok kece amat noh," ketusku sebal melihat tingkah laku Dion di atas panggung.

Geby tertawa mendengar ucapanku. "Perasaan kamu sensitif banget sama Dion. Semua gerak-gerik dia selalu kamu kritik deh."

"Gimana gak kesel coba. Lebay banget sampe pakek acara kiss bye. Iyuh ... Najis."

Mendengar penjelasanku, Geby kembali tertawa. Aku tak mengerti, apa yang lucu dari ucapanku?

"Selamat malam semuanya. Malam ini, gue bakal nyanyiin dua buah lagu untuk kalian semua. Ok ... Untuk lagu pertama, gue bakal nyanyi salah satu lagu dari band ternama yaitu Slank dengan judul lagunya yaitu terlalu manis," ucap Dion lalu memainkan gitarnya diiringi irama piano yang dimainkan oleh Aidan.

Sontak sorak meriah penonton semakin keras dan ikut bernyanyi bersama. Geby dan Sherin ikut bernyanyi dan menatap kedua pria tersebut dengan tatapan memuja. Aku pun ikut bernyanyi mengikuti alunan musik yang dimainkan.

Suara merdu Dion dan suara nyanyian penonton menyatu dalam harmoni dan irama yang indah. Tanpa sadar kami bernyanyi dengan penuh perasaan seraya mengenang masa-masa indah saat SMA. Rasa senang dan sedih bercampur aduk dalam hatiku. Aku senang bisa lulus dari SMA tapi tak bisa kupungkiri aku sedih karena harus berpisah dengan teman-temanku yang lainnya. Tak sedikit dari kami yang meneteskan air mata ketika layar di samping panggung memperlihatkan slide show foto-foto kami mulai dari proses pendaftaran hingga saat pengumuman kelulusan. Semua kenangan manis, lucu bahkan sedih pun masih dapat kuingat dengan jelas dan tak akan pernah bisa kulupakan. Semua kenangan itu begitu berarti dan masih membekas dalam hatiku. Aku tersenyum mengingat semua kenangan yang tersimpan dalam setiap foto yang kulihat. Terima kasih sudah memberikan pengalaman serta kenangan yang sangat berharga.

Kuseka air mataku yang tanpa kusadari telah mengalir di pipiku. Tak lama, alunan musik semakin pelan dan sampai di akhir lagu. Sontak aku berdiri dan bertepuk tangan heboh diikuti penonton lainnya begitu mereka selesai menyanyikan lagu terlalu manis. Semuanya bersorak senang dan meminta mereka untuk menyanyikan lagu lagi.

"Makasih buat tepuk tangannya. Ok ... Sesuai permintaan kalian, gue bakal nyanyiin sebuah lagu untuk kalian. Kali ini, gue bakal nyanyiin lagu dari Peterpan yang berjudul semua tentang kita."

Dion mulai memainkan gitarnya kembali lalu mulai bernyanyi dengan suara merdunya.

SOBA NI ITAI √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang