MIA POV
Tinggal dikit lagi Mia. Gila! Apa gini ya rasanya Ariel waktu berubah jadi manusia? Serasa berjalan di atas duri. Heran deh, kok Mama bisa tahan gitu sih jalan ngelilingin nih mall pakek sepatu high heels? Aku aja yang pakek flatshoes udah pegel-pegel.
Aku tersenyum melihat belokan lorong yang sudah dekat. Dengan semangat, kupercepat langkah kakiku menuju belokan itu. Belum sempat berbelok ke kanan, pantatku dengan sempurna mencium lantai mall. Bagus! Selamat Mia, sekarang bukan cuma kaki yang nyeri tapi pantat juga. Baik hati banget sih yang nabrak.
Sebuah uluran tangan terulur di hadapanku. Kuhiraukan uluran tangannya lalu berdiri dan menepuk-nepuk pantatku yang masih terasa nyeri dengan kesal. Orang di depanku malah tertawa melihat tingkah lakuku.
WHAT! Nih orang! Main ketawa aja, belum minta maaf lagi.
Seketika kuangkat kepalaku dan melihat wajah dari orang yang menabrakku tadi. Mataku terbelalak kaget dan mulutku ternganga, shock melihat wajah dari pelaku penabrakan yang memamerkan senyumannya yang menawan.
"I miss you so bad, Mia," ucapnya padaku.
Seolah tak percaya dengan apa yang kulihat, kukerjapkan mataku dan melihatnya sekali lagi dari ujung kepala hingga ujung sepatu.
Rambut ikal, hidung mancung dan yang terpenting mata hazel-nya yang selalu membuatku terhipnotis untuk terus memandangnya.
Dia ....
"Mau sampai kapan ngeliatin kayak gitu hemh?" ucapnya lalu memelukku dengan lembut.
Aku tersenyum dan membalas pelukannya. Senang rasanya bisa merasakan pelukan hangat darinya lagi. Pelukan yang sangat kurindukan dari orang yang selama ini selalu kurindukan.
Setelah melepas rindu, ia melihat ke sekelilingku mencari seseorang yang sebenarnya sedang tidak bersamaku karena sibuk dengan kosmetiknya. Siapa lagi kalau bukan Mama? Melihat tingkahnya itu, aku mendecakkan lidahku dan menatapnya malas.
"I miss you so bad mia.Ciiih!" Kucebikkan bibirku dan menatapnya tajam.
"Hahaha, cemburu nih?" godanya padaku.
"Auk Ah! Papa mah gombal mulu. Dasar!" Kupalingkan wajahku dari Papa. Ia tertawa melihat sikapku yang tak pernah berubah ini, lalu mengelus kepalaku dengan lembut.
"Gimana? Udah beli-," ucapan Mama terhenti ketika matanya bersitatap dengan Papa.
"Hai Abel," sapa Papa pada Mama. Dari matanya aku bisa melihat ada rindu di sana.
"Alhamdulillah, kamu sampai dengan selamat. Kenapa kamu gak ngasih kabar?"
"Awalnya, aku ingin memberi kejutan dan membeli kue untuk kalian. Tapi kebetulan aku melihat Mia berjalan ke arah stand minuman. Wajah juteknya membuatku ingin menjahilinya."
"Hah, kamu senang sekali ya menjahili anakku," Mama berkacak pinggang dan menatap Papa tak suka.
"I miss you my beautiful wife," goda Papa mencoba mengalihkan pembicaraan dan berlalu meninggalkanku untuk memeluk Mama.
Kedua orang tuaku saling berpelukan dengan mesra dan berputar-putar absurd di tengah-tengah mall. Ya ampun, ini di tempat umum WOIII! Telepon genggamku berbunyi ketika aku berniat untuk menghentikan aksi memalukan kedua orang tuaku itu.
Aku merogoh saku jeans-ku dan mengeluarkan Hp-ku. Nama Geby muncul di layar Handphone-ku.
"Halo?"

KAMU SEDANG MEMBACA
SOBA NI ITAI √
RomanceTerjebak dalam cinta sepihak hanya akan membuatmu terluka. Namun, bodohnya hati ini tak ingin berpaling...tetap bertahan dengan berpegang pada harapan semu. Harapan untuk bisa bersamamu... I Want To Be With You❤ cover by @hfaistyles dan @Eziall