Mia POV
Pria di depanku ini benar-benar aneh. Tadi ngambek, eh sekarang malah ngajak jalan-jalan. Dasar aneh!
Kuperhatikan punggungnya yang menghadap padaku. Kalau dilihat dari dekat seperti ini, dia punya postur badan yang bagus meskipun bagiku dia terlihat kurus. Aneh, dengan kebiasaan makannya yang rakus, badannya tetap kurus seperti ini. Apa karena dia gak bisa diem ya?
Memikirkannya membuatku mengingat kelakuannya di rumahku barusan. Setelah makan mie rebus buatanku, ia bermain ayunan dengan riangnya. Dasar MKKB (Masa Kecil Kurang Bahagia)!
Kenapa juga aku mau diajak naik sepeda gini? Mending nonton TV aja di rumah. Hah~ males."Yamaken, kita mau ke mana sih? Dari tadi gak nyampek-nyampek?" keluhku kesekian kalinya.
"Cerewet banget sih, dari tadi nanya mulu. Diem napa? cuma tinggal duduk aja. Daripada aku nih yang harus medal sepeda dari tadi. Udah jorok, gak bisa masak, berat lagi! Heran, jadi cewek kok gak ada bagus-bagusnya," ejeknya yang kuhadiahi toyoran di kepalanya.
Akibat tindakan brutalku, sepeda yang kami naiki oleng. Yamaken berusaha menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh sedangkan aku berteriak heboh dan berpegangan pada Yamaken sekencang-kencangnya.
"Sok takut. Bilang aja modus," sindirnya menyadarkanku dari tindakan bodohku yang memeluknya dengan erat.
Kulepaskan pelukanku darinya, mencibir ke arahnya walaupun aku tau dia tidak akan menyadarinya.
"Loh kok dilepas? Padahal lumayan empuk loh." Kupukul punggung lebarnya sekuat tenaga bertubi-tubi.
"Akh! Sakit Mia."
"Mesum!"
"Lah? Kok aku yang dibilang mesum? Siapa yang ganjen meluk-meluk hah?"
Kesal, kujambak rambutnya tanpa memedulikan perintahnya untuk berhenti.
Ia menepikan sepeda lalu turun menghadapku."Apa?" tantangku membalas tatapan matanya yang tajam.
"Turun!"
"Ok!" aku pun turun dari sepeda dan berdiri di depannya sambil berkacak pinggang.
"Sekarang gantian! Aku yang bonceng, kamu yang medal."
"Haaah, siapa situ nyuruh-nyuruh? Gak mau! Lagian juga aku gak tau ini mau ke mana," tolakku.
"Nanti bakal aku kasih tau jalannya. Kamu tinggal pedal aja."
"Ogah."
"Ok! Kalo gak mau medal. Aku juga gak mau balikin barang kamu."
Dahiku berkerut mendengar ancamannya, "Barang apa?"
Ia tersenyum miring padaku lalu mengambil sesuatu dari kantong celananya. Sekilas tampak seperti kertas putih. Namun, saat benda itu sudah sepenuhnya keluar dari kantong celananya. Aku sadar itu adalah sebuah foto.
Itukan ....
"Balikin gak."
"Gak," ucapnya menjengkelkan mengangkat foto di tangannya sejauh mungkin dariku.
Melihat tinggi badannya ditambah tangan panjang miliknya, dari sisi manapun mustahil aku bisa mengambil foto di tangannya. Jadi, kuputuskan untuk berjalan mendekati sepeda lalu duduk memegang setir sepeda. Ogah banget lompat-lompat. Kayak anak kecil aja. Dasar tukang modus, mesum, aneh, nyebelin. Ish!
"Gitu dong," ucapnya setelah duduk di boncengan sepedaku.
Baru saja kupedal sepedanya, tangan besarnya memegang pinggulku. Kesabaranku benar-benar diuji. Ya Allah kuatkanlah hati hambamu ini dalam menghadapi cobaan yang engkau berikan ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/54935945-288-k949535.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SOBA NI ITAI √
RomanceTerjebak dalam cinta sepihak hanya akan membuatmu terluka. Namun, bodohnya hati ini tak ingin berpaling...tetap bertahan dengan berpegang pada harapan semu. Harapan untuk bisa bersamamu... I Want To Be With You❤ cover by @hfaistyles dan @Eziall