BUKU ENAM

45.1K 1K 5
                                    

Panasnya Terik matahari membuat natan    merasa bahwa tubuhnya tak sanggub lagi menahan bobot tubuhnya

Saat ini natan sedang  mengecek sendiri lahan luas untuk membuat restoran baru miliknya dan saking gigihnya natan sampai tak memperdulikan rasa sakit kepala yang menyerangnya sejak tadi pagi

Yaaah pagi tadi dia memang  sudah tidak lagi mengunci marsa karena marsa mulai sedikit patuh padanya mengingat itu mengingat bagaimana tadi malam dia amat sangat bergairah saat melihat marsa memakai lingerie merah

Aahhhh rasannya dia ingin cepat pulang dan memasukinya

"BRUUUKK"

"Tuuuaan"

Teriak pengawal natan  saat tubuh natan jatuh pingsan

 

*************************************
"Eegghh"

Natan bagun dan melihat sekeliling ini kamar rumah sakit dan dia melirik pergelangan tangannya di impus

Masuk lah seorang laki laki muda seumuran dengan natan  dengan memakai  jas dokternya

Dan menghampiri natan

"Nat loe tau gak loe itu gak seharusnya terus mikirin kerja "

Natan memilih  memejamkan matannya ooh sekarang bukan saatnya mendengarkan ocehan si dokter

"Loe denger gak sih gue ngomong apa" ujar dokter itu lagi

Natan yang sadar akhirnya membuka mata

"Ini jam berapa yan" ujar natan mengalihkan pembicaraan

"Ck loe itu slalu kalau gue nasehatin gak mau denger gini gini gue tuh perhatian tauk sama loe .eehh jam 7 malam "

natan membelalakan matanya  what dia pingsan selama 5 jam

"Marsa" gumam natan tapi masih bisa di dengar iyan

Naatan melepaskan infusnya dan langsung pergi meninggalkan  meninggalkan  iyan

"Marsa"gumam iyan

"Siapa tuh,jangan jangan wanita itu ,waduh natan bener bener nekat"

Iyan segera mengejar natan dan dia  tidak mendapatkan natan  ,natan sudah berlari jauh

"Semoga loe tau kebenarannya nat" gumam iyan

***************************************

Saat sampai di mansion nya natan langsung berlari menuju kamar marsa

Dia cemas apakah marsa masih ada di sini jangan sampai dia kabur karena hari ini dia mulai melepaskan marsa maksudnya membiarkan marsa agar tidak terkunci dikamar

"Malam tuan" ucapan selamt mlam dari marie dihiraukan saja oleh natan
Natan langsung masuk ke kamar marsa

"Braakk" pintu terbuka dengan keras

Marsa yang saat itu sedang siap siap ingin ke kamar mandi telonjak kaget

Saat mendapati muka natan yang kawatir

Natan merasa lega saat mendapati marsa masih ada dikamarnya sekarang kepalanya mulai sakit dan badannya terasa amat terbakar
"kenapa ini"fikir natan

Marsa yang melihat itu langsung mendekati natan

Yang terlihat ingin pingsan

"Kamu tak apa "  marsa mulai sekarang akan membiasakan memangil aku kamu supaya natan lebih percya bahwa jiwa marsa sekarng tidak memberontak

Saat marsa menyentuh kening natan

Rasa panas menjalar di telapak tangannya

"Kamu sakit  " dituntunnya  natan menuju tempat tidurnya

"Berbaringlah"

Natan yang saat itu benar benar merasa pusing akhirnya memilih menurut toh dia tidak kuat menahan sakit kepalanya

Marsa membuka jas ,dasi,dan sepatu natan .
Tetlihat saat ini natan terlihat menahan panas tubuhnya

Akhirnya setelah itu marsa keluar dan menyuruh marie untuk mengambil baskom untuk mengompres natan dan mengambilkan baju piyama natan

"Ini nona" ujar marie memberikan baju piyama tuan muda dan baskom

''Baiklah"

Setelah kepergian marie

Marsa membuka baju natan serta saat membuka ikat pinggang natan marsa sebenarnya agak malu tapi toh ini demi keselamatannya setelah baju kerja natan di ganti oleh marsa baju piyama

"Minum ini" marsa memberikan obat dan segelas air putih

Natan yang memang tidak menyukai obat menolak itu

"Tidak"

"Kamu kalau tidak mau akan mati ,kalau kamu mati aku akan jadi janda please aku masih 19 tahun dan harus jadi janda gitu"
Ujar marsa berkobar kobar

Natan yang mendengar itu tersenyum sedikit dan marsa tidak akan tau kalau natan tersenyum yaa memang kenyataannya natan hanya tersenyum sedikit

"Baiklah" akhirnya natan menerima obat dari marsa dan meminumnya setelah tandas air minumnya natan berbaring  dan memejamkan mata

melihat itu marsa tersenyum dan mengambil baskom tadi dan mengompresnya

Natan merasakn dingin pada keningnya

"Bagaimana bisa wanita yang aku jahati tapi masih peduli " pikirnya

Setelah selesai mengompres natan

Meskipun mata natan terpejam namun sia tidak tidur

Saat dirasakannya marsa ingin pergi natan memegang tangan marsa

"Mau kemana" ujar natan lirih karena suaranya benar benar lemah

"Tidur " tinjuknya pada sofa

"Tidur di sini dan jangan membantah" ujat natan lirik namun penuh dengan perintah

"Ck ck ck sakit saja masih begitu tukang perintah "pikir marsa

"Baiklah"

Marsa akhirnya tidur disebelah kiri natan

Jantung marsa berdetak kencang saat tanpa sengaja tangan nya menyentuh tubuh natan

Merasa bahwa marsa belum tidur akhirnya natan mendekat pada marsa dan memeluknya

Marsa terlonjak kaget debaran jantungya semakin cepat dan wajahnya memanas

Natan yang mengetahui itu terkekeh

"Tidur lah"

"Cup"

Dikecupnya kening marsa

Marsa merasakan berjuta kupu kupu mengelitik perutnya

"Ini sih namanya bukan gairaah  malam seperti malam malam sebelumnya rapi gairah panas " pikir marsa

Tersenyum singkat dan membals pelukan natan dan tidur

Kedua insan itu tidak tau bencana apa yang akan terjadi keesokan harinya

Biarlaah hari ini berlalu dengan senyuman

GAIRAH MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang