7

2K 174 0
                                    

Jika banyak orang yang mengatakan fakta manis tentang cinta, maka Nara akan mengatakan fakta pahit tentang cinta. Nara tahu jika cinta tidak selalu berfakta manis dan bahkan Nara sangat tahu akan hal itu karena ini adalah kedua kalinya ia merasa gagal menjaga hatinya.

Keyakinan hati yang ia titipkan pada seseorang yang membuatnya yakin untuk dipercaya justru mengkhianatinya. Kali kedua Nara ceroboh. Ia terlalu polos mempercayai keyakinan palsu dari seorang lelaki. Seharusnya ia berpikir dua kali sebelum merelakan hatinya untuk orang lain.

Gadis itu terlihat rapuh terduduk dalam diam di bawah sinar bulan yang memiliki lekukan setengah lingkaran ditemani bintang-bintang yang bertaburan seolah mentertawakan keterpurukan hatinya.

Ya, setelah perpisahan itu terjadi Nara memilih halaman rumahnya untuk dijadikan obat penenang akan kegelisahan hatinya. Sebenarnya Rafa sudah melarangnya namun sama sekali gadis itu tak mengindahkan ucapan sang ayah.

"Gak bakal masuk angin koq, Yah. Nara kan pake baju tebel banget." Selanya.

"Ya sudah tapi jangan kelamaan di luar. Ayah gak mau kamu kenapa-kenapa." Gadis itu tersenyum simpul setelah Rafa masuk ke dalam rumah dan setelah itu ia memejamkan matanya selama sepuluh detik lalu membukanya perlahan berharap kenyataan pahit itu tidak pernah terjadi.
.
.
.
.
Pasca perpisahan dua bulan yang lalu Nara mengalami sedikit perubahan dalam sikapnya. Gadis itu terlihat lebih cuek terhadap lawan jenisnya dan bahkan seminggu yang lalu ia telah mematahkan hati seseorang. Namun, tentunya ia masih tetap aktif memilah siapa yang menurutnya pantas untuk sekedar cuci mata.

"Naraaaaaa." Teriak Seulgi dari koridor sekolah yang berdekatan dengan toilet perempuan. Ya, baru saja Nara hendak memasuki toilet namun tertahan karena teriakan siapa lagi kalau bukan temannya itu.

"Apa sih?" kesal Nara dan setelah itu ia masuk ke dalam toilet.

"Nara ih tungguin gue!" ucap Seulgi yang langsung mengikuti Nara masuk ke dalam toilet.

"Huh, cape tau gue nyariin lo dari tadi." Keluh Seulgi yang langsung merapikan penampilannya saat dilihatnya Nara sedang mencuci tangan di wastafel.

"Nyariin apaan orang tadi lo bareng gue di kantin."

"Terus lo ninggalin gue gitu aja dan malah ke sini tanpa ngajak gue. Coba tadi lo gak kabur pasti lo bisa liat murid baru yang dibilang Yeri." Kesal Seulgi sambil mengikat rambutnya asal namun tetap terlihat manis.

"Emang siapa sih murid barunya? emang ganteng?" tanya Nara dengan penekanan di kata murid barunya.

"Ughh, gue aja liatnya hampir lupa daratan apalagi elo."

"Sialan lo!" umpat Nara dan setelah itu keduanya tertawa geli lalu keluar dari toilet.

Hurt Y.N #mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang