12

1.8K 139 0
                                    

"Gi, bangun!"

"Seulgi bangun cepetan, pak Sidiq liatin kita." Bisik Nara yang tengah membangunkan sahabatnya yang tertidur di saat jam pelajaran.

"Se-"

Saatnya istirahat pertama dimulai

Nara menghembuskan nafasnya pelan. Ia benar-benar bersyukur akhirnya bel istirahat menyelamatkan nyawa Seulgi dan dirinya. Tidak bisa dibayangkan jika pak Sidiq memergoki Seulgi yang sedang tertidur pulas di saat jam pelajarannya. Jika terjadi maka guru itu akan menghukum orang yang sebangku dengan yang melanggar peraturannya tetapi untungnya guru itu sudah keluar.

Nara memilih untuk memejamkan matanya sedangkan teman-temannya yang lain sudah keluar kelas menyisakan dirinya sendiri dan Seulgi yang masih tertidur di sebelahnya. Namun, tiba-tiba saja sesuatu menarik perhatiannya. Ia mendengar sebuah lirihan.

"Ampun, Yah. Seulgi minta maaf."

"Sakit."

"Seulgi, lo kenapa?" panik Nara saat mendapatkan lirihan sahabatnya yang mengigau tidak jelas.

"Sakit, Yah. Seulgi takut."

"Seulgi, please wake up!"

"Se-"

"Arrgghh."

"Seulgi, tenang gue ada di sini. Lo gak sendiri tapi lo sama gue. Gue mohon jangan kaya gini." Nara memeluknya erat seolah tak ingin kehilangan sahabat satu-satunya. Ia tahu Seulgi masih phobia akan  masa lalunya.

"Nara, temen lo kenapa?" Nara mengenal jelas siapa pemilik suara itu. Ia hanya memberi kode dengan tatapan matanya supaya Yoongi diam dan tidak mencampuri masalahnya saat ini. Nara benar-benar tak mempedulikan Yoongi yang saat ini masih mematung di samping mejanya. Ia masih memeluk Seulgi yang kini menangis sesenggukan.

"G-gue t-takut, Ra." Lirih Seulgi.

"Lawan rasa takut lo! gue yakin lo bisa." Ucap Nara meyakinkan.

Seulgi sudah membaik dan ia memilih untuk mendatangi perpustakaan agar bisa menjernihkan pikirannya. Sementara itu, Nara berada di kantin akibat paksaan Yoongi yang tentunya tak terbantahkan.

"Tadi temen lo kenapa?" tanya Yoongi memulai percakapan. Di sana tidak hanya berdua melainkan bertiga dengan pria yang belum Nara ketahui siapa namanya.

"Dia cuma trauma."

"Trauma?"

"Ada yang ngebentak dia dan gue gak tau siapa orangnya."

Uhuk uhuk

"Lo kenapa?" pria itu hanya menggelengkan kepalanya. Sedari tadi pria itu membisu dan bahkan tidak berniat memperkenalkan diri kepada Nara karena ia tahu Nara adalah teman dari gadis yang bernama Seulgi. Fans fanatik yang ia bentak dua hari yang lalu.

"Trus?" tanya Yoongi lagi. Sepertinya pria itu tertarik dengan cerita mantan gadisnya.

"Dia punya phobia dari masa lalunya. Pokoknya dia gak bisa dibentak apalagi dikasarin."

"Emangnya kenapa?" kini pria yang tersedak tadi mulai penasaran dengan cerita Nara.

"Lo siapa?" tanya Nara.

"Dia Taehyung, temen gue. Member BTS." Taehyung mengangguk-anggukan kepalanya cepat sementara Nara mendelikan matanya.

"Ya pokoknya Seulgi pernah ngalamin hal buruk gitu di masa lalunya sampe-sampe dia kabur dari rumahnya. Ugh, kenapa gue jadi ember gini sih. Lo berdua jangan ember, awas lo!" ancam Nara yang kini mengarahkan garpunya kepada dua pria di depannya.

"Oke." Jawab pria itu bersamaan.

"Gue duluan." Pamit Tae.

"Dari tadi kek." Ucap Yoongi yang langsung mendapat tatapan tajam Nara.

Perpustakaan. Tae memasuki perpustakaan dan melihat gadis yang sedari tadi dicarinya. Ia berniat untuk meminta maaf atas ulahnya dua hari yang lalu.

"Seulgi?" panggilnya yang membuat Seulgi terkejut ketakutan sampai-sampai buku yang dipegangnya terjatuh ke lantai. Ya, gadis itu sedang mencari buku-buku sastra yang tak lain adalah novel. Tae menyadari perubahan sikap gadis itu dan ia harus benar-benar mengontrol sikapnya.

"Jangan takut. Gue cuma mau minta maaf." Gadis itu semakin menegang mendapati Taehyung yang semakin mendekat.

"Pergi!" lirih gadis itu saat dirasanya punggungnya sudah menyentuh tembok dan itu artinya ia tidak bisa kabur karena ia terkunci oleh lemari buku yang berjejer di samping kanan dan tembok di samping kirinya.

"Lo tenang, gue gak akan ngapa-ngapain lo. Gue cuma mau minta maaf." Taehyung masih saja mendekat. Ia benar-benar merasa bersalah terhadap gadis itu. Ia sendiri bingung harus berbuat apa agar gadis itu tidak ketakutan melihatnya.

"Gue takut." Lirih gadis itu yang hampir ambruk namun dengan siap Tae menahannya. Pria itu memeluknya erat seolah menyalurkan kekuatannya kepada gadis yang sedang menangis di pelukannya.

"Gue minta maaf. Gue janji bakal nebus kesalahan gue."

"TAE? lo apain temen gue, huh?"

Hurt Y.N #mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang