16

1.3K 109 0
                                    

"Lo kenapa sih?" tanya Nara namun pria itu masih saja bungkam seolah enggan mengeluarkan suara sedikitpun.

"Yoongi, please say something!"

"Yoo-"

"Dia siapa?"

"Hah?"

"Cihh, pura-pura lupa. Dasar php!"

"Maksud lo?"

"Lo php!" ucap Yoongi penuh penekanan.

"Lo ngomong apa sih?" Yoongi mengabaikannya dan malah pergi dari tempat itu tanpa mengindahkan seruan Nara yang terus memanggilnya. Pria itu benar-benar kesal kepada gadisnya. Ralat, mantan sekaligus calon gadisnya.

Yoongi sebenarnya tidak ingin salah paham dengan apa yang dilihatnya tapi tetap saja ia kesal dan merasa dibodohi oleh gadis itu. Apa sebelumnya Nara seperti itu?

Mempermainkan banyak pria? entahlah, ia tidak mau ambil pusing memikirkannya. Sementara itu, Nara kembali menyumpah serapi Yoongi yang menuli saat ia memanggilnya. Gadis itu memilih kembali ke rumahnya tanpa menghiraukan ucapan Yoongi yang menuduhnya PHP. Apa maksudnya coba? memangnya Nara salah apa?

***

"Pulangnya jam berapa?"

"Pulangnya gak usah dijem-"

"Lo kan udah janji mau nemenin gue makan siang."

"Eh"

"Jangan bilang lo lupa?" gadis itu menampilkan deretan gigi putihnya. Nyengir kuda tanpa dosa.

"Sana masuk! lo telat gue gak tanggung jawab." Gadis itu mngerucutkan bibirnya.

"Entar gue jemput jam berapa?"

"Jam 2."

"Okey."

Cup

Pria itu mencium lembut kening Nara. Ya, Nara. Gadis itu melambaikan tangannya saat mobil yang mengantarkannya tadi menghilang dari penglihatannya dan tanpa disadari, seseorang kembali terluka di sana.

Yoongi melihat jelas pria itu mencium kening Nara dan jujur saja itu memuakan. Yoongi benar-benar merasa dipermainkan.

***

"Tae!" panggil Nara di ujung koridor. Gadis itu bersama Seulgi yang malah memperlambat langkahnya saat sahabatnya meneriaki pria yang tidak ingin dilihatnya dari kejauhan.

"Ya."

"Yoongi kemana?" pria itu menggelengkan kepalanya lalu kembali melangkahkan kakinya tanpa menghiraukan Nara yang mulai mendekat ke arahnya.

"Tae, gue belum selesai ngomong."

"Apa lagi? gue buru-buru."

"Oh, ya udah gak jadi." Nara benar-benar kesal. Tae dan Yoongi memang satu sifat. Sama-sama dingin dan datar.

"Gi, lo lama banget sih jalannya?" Nara membalikan tubuhnya menatap Seulgi yang berjarak lima ubin darinya.

"Lo kenapa jadi sensi ke gue sih? jangan bilang lo lagi pms?" Seulgi memilih tidak menjawab pertanyaan barusan. Gadis itu malu setengah mati saat tadi Tae menatapnya sekilas. Pria itu sukses membuatnya canggung seperti akan melakukan interview.

"Ughh, ini hari kedua gue lupa." Ucap Nara sedikit berbisik namun terdengar jelas oleh Seulgi karena jaraknya sudah tak lagi lima ubin.

***

Nara baru saja tiba di perpustakaan. Kini ia tidak lagi bersama sahabatnya karena Seulgi ada urusan dengan guru mata pelajaran. Entah urusan apa Nara tidak ingin tau itu. Paling juga masalah nilai yang belum selesai.

Gadis itu memilih novel yang menurutnya enak dibaca untuk mempercepat waktu istirahat. Namun, aktivitasnya terhenti saat didengarnya suara perempuan yang tak jauh darinya. Saat itu juga matanya mengarah kepada dua insan yang sedang asyik berselfi dengan background buku-buku yang terpajang rapi di sana.

"Sekali lagi, please." Pinta seorang gadis yang Nara tidak tahu siapa namanya dan sangat disayangkan wajah pria itu tak dapat dilihatnya karena pria itu membelakanginya. Pria itu menganggukan kepalanya menyetujui permintaan gadis itu

"Thank you." Ucap gadis itu dan-

Cup

Seketika Nara langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. Gadis itu dengan centilnya mencium pipi pria di depannya dan setelah itu pergi entah kemana Nara pun tak ingin tau. Nara penasaran siapa pria itu dan ia memutuskan untuk melihat ke arah tadi.

Deg

"Y-yoongi"

Hurt Y.N #mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang