23

1.3K 105 0
                                    

Esok harinya

Tok tok tok

"Cari siapa?" tanya seorang pria yang membukakan pintu rumah dengan gontai. Yoongi tahu itu pasti sepupu Nara yang bernama L maka ia harus sopan kali ini.

"Gue mau jemput Nara." Pria itu mengerutkan dahinya.

"Lo siapa?"

"Kenalin gue Yoongi. Min Yoongi,  cowoknya Nara. Lo pasti sepupunya kan?" pria itu menganggukan kepalanya.

"Bentar, gue panggil Nara dulu. Lo masuk aja, duduk dulu." Pria itu masuk dengan Yoongi yang mengikutinya dari belakang. Tepat saat L akan menginjakan kakinya di anak tangga pertama dan Yoongi baru saja menempelkan bokongnya di sofa ruang tamu rumah Nara, Nara turun dari tangga dengan terburu-buru sehingga menimbulkan suara kaki yang membuat Yoongi langsung kembali terbangun dan L menatapnya was-was. Pasalnya gadis itu tak memikirkan resiko jika ia terjatuh lalu terguling dari tangga atas.

"Pelan-pelan oyy!" seru L saat Nara melewatinya begitu saja dan menghampiri Yoongi yang masih mematung cemas.

"Dasar ceroboh! kalo lo jatuh gimana?" Nara mengerucutkan bibirnya saat Yoongi mengacak pelan rambutnya yang tergerai bebas.

"Gue takut telat. Udah cepetan berangkat." Gadis itu membalikan tubuhnya melihat L yang masih berdiri di sana.

"Kak, gue berangkat. Bye."

"Ya, hati-hati." Sahut L dengan suara yang cukup rendah namun masih bisa terdengar oleh Nara dan tentunya Yoongi.

Di sepanjang perjalanan keduanya bungkam. Mungkin mereka kehabisan topik pembicaraan untuk dibicarakan. Namun, ada hal yang mengganjal di pikiran Yoongi. Saat tadi di rumah Nara, ia tidak melihat om Rafa sama sekali.

"Ra?" Nara hanya berdeham tanpa mengalihkan pandangannya yang terus menatap keluar jendela mobil.

"Om Rafa kemana? koq tadi gue gak liat?" seketika Nara langsung mengalihkan tatapannya ke arah Yoongi.

"Ayah lagi di Indonesia. Udah hampir satu bulan sih dan mungkin minggu besok juga pulang."

"Oh, om Rafa tau hubungan kita selama dua bulan kemarin gak?" Nara masih menatapnya dan kini gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Gue gak pernah cerita lagi sama ayah dan kalo gak salah terakhir kali gue cerita itu waktu gue mergokin lo dipeluk assistant lo. Gue bilang kalo gue pengen mutusin pertunangan. Tapi, dia malah nyalahin gue dan bilang kalo gue kekanak-kanakan. Kan kesel tapi, iya juga sih." Yoongi mengacak rambut Nara dengan gemas. Pria itu gemas sekali mendengar ucapan Nara barusan.

"Terus gimana?" tanya Yoongi.

"Ya gak gimana-gimana. Udah ah, jangan bahas itu lagi gue gak suka." Nara benar-benar menggemaskan menurut Yoongi. Ingin sekali ia menghentikan mobilnya sejenak lalu memeluk Nara erat tapi ia tidak mau membuat Nara terlambat sampai sekolah.

Yoongi menepikan mobilnya di parkiran sekolah lalu membukakan pintu untuk gadisnya dan hal itu membuat Nara mengerutkan dahinya. Ya, bukannya turun tapi Nara malah bengong kebingungan sendiri.

"Lo ngapain bukain pintu segala? gue kan masih punya tangan." Yoongi hendak mengacak rambut Nara namun tertahan.

"Jangan diacak lagi gue cape rapihinnya. Gue kan mau tebar pesona sama anak amatyakul high school." Ucap Nara dengan polosnya yang langsung membuat Yoongi naik pitam.

"Tadi bilang apa?" tanya Yoongi datar dan Nara langsung nyengir tanpa dosa.

"Awas aja kalo berani tebar pesona sama cowo lain gue bakal-"

"Bakal apa?" tanya Nara sedikit menantang.

"Gue bakal cium lo di depan umum, mau?" Nara menggelengkan kepalanya cepat. Yang benar saja, jika hal itu terjadi maka hancur sudah image baiknya.

"Good."

"Huh, dasar mesum." Decak Nara setengah berbisik setelah melangkahkan kakinya menuju kelas tanpa menghiraukan Yoongi di belakangnya hingga tubuhnya menegang saat pinggangnya terlingkari oleh tangan Yoongi yang melingkar di sana. Pria itu membisikan sesuatu hingga membuat langkah Nara terhenti karena terfana oleh suara yang sedikit serak milik Yoongi. Dan itu membuat jantungnya kejang-kejang seketika.

"Gue denger tadi lo ngomong apa."

Hurt Y.N #mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang