Seusai makan di kantin bersama Yoongi, Nara memutuskan untuk pergi ke perpustakaan sambil menunggu bel masuk berbunyi dan tentunya ia masih bersama Yoongi. Gadis itu lebih memilih diam sambil memilih beberapa buku yang akan dibacanya tanpa menghiraukan pertanyaan Yoongi yang mengajaknya berbicara. Namun, aktivitasnya terhenti saat didengarnya suara lirihan dari balik lemari buku.
"Gue takut." Lirihan itu terdengar jelas hingga Nara memutuskan untuk menengok ke asal suara dan saat itu juga emosinya tersulut.
"Gue minta maaf. Gue janji bakal nebus kesalahan gue."
"TAE? lo apain temen gue, huh?" saat itu juga Tae langsung melepaskan pelukannya tanpa menyadari Seulgi yang sudah berpindah memeluk Nara erat tanpa mempedulikan Nara yang hampir terjungkal ke belakang kalau saja Yoongi tidak menahan punggung Nara.
"G-gue g-gak-" ucap Tae terpotong.
"Gue apa, huh?" kesal Nara.
"Gue gak papa, Ra. Tolong jangan diperpanjang." Lirih Seulgi yang sudah tidak menangis lagi namun masih memeluk sahabatnya erat.
"Gue cuma mau minta maaf sama dia dan gue gak tau kalau dia bakalan nangis kaya gini." Sela Tae.
"Tapikan-"
"Cukup, Ra. Gue gak papa dan bukannya lo yang nyuruh gue buat ngelawan rasa takut gue?" ucap Seulgi sedikit serak.
"Okay, tapi lo harus inget kalo ada apa-apa lo bisa cerita sama gue." Ucap Nara yang dibalas anggukan oleh gadis itu.
***
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu namun kedua gadis itu masih setia bergulat dengan rumus matematikanya tanpa menyadari seseorang terduduk di depan mejanya hingga salah satunya memekik kaget saat pria itu menyentuh rambutnya. Rambut Nara. Hal itu juga membuat Seulgi mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang membuat sahabatnya terusik.
"Lo ngapain di sini?" tanya Nara dan saat itu juga Seulgi kembali mengerjakan rumus matematikanya.
"Ada juga gue yang nanya gitu." Ucap Yoongi.
"Ini kan kelas gue."
"Tapikan udah waktunya pulang."
"Ya terserah gue dong."
"Ya udah, terserah gue juga dong. Gue mau liatin lo belajar sampe puas." Ucap Yoongi yang langsung membuat Nara mendelik kesal. Dan setelah itu, hening mendominasi semuanya hingga Seulgi memulai percakapan.
"Ra, gue balik duluan ya. Gue lupa harus beresin apart baru gue."
"Lo pindah apart lagi?" tanya Nara dengan dahi yang berkerut sedangkan Yoongi tetap menatap Nara lekat.
"Apart gue yang dulu kejauhan, Ra. Gue males pulang perginya."
"Oh, ya udah kalo gitu gue ikut lo beres-beres."
"Gak usah, Ra. Gue gak mau ngerepotin lo."
"Tapi-"
"Gue duluan, bye."
"Lo ngapain liatin gue kaya gitu?" sinis Nara saat didapatinya Yoongi sudah duduk di kursi yang tadi dipakai Seulgi sambil menatapnya lekat.
"Gue bego ya, Ra?"
"Hah?" bingung Nara.
"Gue bego udah ninggalin lo gitu aja."
"Jangan bahas itu, please."
"Gue mau kita kaya dulu lagi, Ra." Nara bungkam. Ia lebih memilih diam daripada memperdebatkan hal yang ingin dihindarinya.
"Bisa gak, Ra?" tanya Yoongi lagi sedikit melirih.
"G-gue gak tau." Ucap Nara gemetar. Gadis itu mencoba menahan hawa panas di sekitar matanya. Matanya memanas.
"Gue tau gue gak pantes minta ini ke lo tapi gue bisa apa?" pria itu terdiam sejenak, "Gue nyesel, Ra."
"Gue duluan." Gadis itu memilih bangkit dari duduknya dan saat itu juga ia merasa kehangatan dari seseorang. Pria itu memeluknya.
"Kasih gue kesempatan, please. Gue bakal buktiin kalo gue serius sama ucapan gue. Gue nyesel, Ra. Maafin gue, gue khilaf." Ucap Yoongi yang masih memeluk gadis itu dari samping.
Getaran itu masih ada. Nara merasakannya begitu pun dengan Yoongi. Nara lebih memilih diam merasakan kehangatan pelukan yang berasal dari pria masa lalunya. Ya, gadis itu sudah menganggap Yoongi sebagai masa lalunya.
"Ra, jawab gue. Kasih gue kesempatan, please."
"Sorry, gue-"
"Lo nolak gue?" potong Yoongi yang masih memeluk gadis itu.
"Gue pikir-pikir dulu."
"Kenapa harus dipikir-pikir?" gadis itu memutar tubuhnya agar bisa menatap Yoongi dari depan.
"Gue butuh waktu." Keduanya saling bertukar pandang. Nara bisa melihat jelas ketulusan itu dari mata Yoongi hingga tanpa sadar kedua sudut bibirnya tertarik ke atas.
"Kenapa?" tanya Yoongi yang kini melingkarkan tangannya di pinggang Nara. Nara menggelengkan kepalanya cepat hingga membuat Yoongi mengerutkan dahinya dan saat itu juga kedua sudut bibir Yoongi terangkat saat tiba-tiba Nara memeluknya.
"Okey, satu kesempatan." Ucap Nara setengah berbisik dan saat itu juga Yoongi mencium puncak kepalanya.
"Thanks, Rara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Y.N #myg
Fanfiction"Maaf menyakitimu! aku hanya ingin seperti ini. Berpisah tanpa ada yang tersakiti." #myg "Bulshitt!! cinta itu memuakan!" #narae