Dimalam yang sendu, terdengar suara rintik-rintik hujan dari atap rumah. Nathan yang mendengar itu tak menghiraukannya, karena dia lagi asyik makan malam bersama Ibu dan Tantenya dimeja makan.
Tidak seperti biasanya, Tante Marta yang selalu mengoceh dan menyindir Nathan dan Ibunya. Malam itu dia hanya diam sambil terus memakan pudingnya.
"Aku sudah selesai" kata Tante Marta berdiri dari tempat duduknya, lalu pergi meninggalkan meja makan.
"Ada apa dengan Tante Marta hari ini? ucap Ibu Nathan yang tampak bingung dengan sikap saudarinya tersebut.
"Mungkin Tante kesal denganku, karena tadi siang aku membuatnya marah-marah lagi" Nathan mencoba menjelaskan, walaupun tidak semuanya.
"Begitu ya? Tapi semarah apapun Tante Marta padamu, dia tidak akan pergi dari meja makan sebelum kita selesai"
"Ibu kenapa sih? Mau-maunya bertahan disini? Padahal Ibu punya uang yang banyak dan bisa sajakan beli rumah sendiri?" Ucap Nathan dengan hati-hati.
Ibunya tersenyum dan menghentikan makannya.
"Maaf ya Bu!" ujar Nathan yang merasa bersalah dengan pertanyaannya tersebut.
"Tidak apa-apa sayang! Ibu mengerti dengan perasaanmu, seharusnya Ibulah yang minta maaf karena membesarkanmu ditengah kebencian Tantemu!" Kata Ibunya sambil menghela napas. "Ibu sebenarnya hanya ingin menyatukan rasa persaudaan Ibu dan Tantemu yang sudah terbelah, karena sesuatu hal. Kamu tahukan, Nak? Cuma Tante Marta keluarga yang kita miliki sekarang dan begitupun sebaliknya! Walaupun dia suka marah-marah atau mengoceh yang menyakitkan hati, tapi Ibu yakin Tantemu itu orang baik!"
"Iya Bu, maafkan Nathan ya karena sudah membuat Ibu sedih begini!" Tutur Nathan sambil menghapus air mata Ibunya yang berjatuhan disudut-sudut matanya.
"Ibu bangga sama kamu, karena kamu tumbuh menjadi anak yang baik, kuat dan punya rasa peduli"
"Nathan juga bangga punya Ibu yang mampu membesarkan anaknya seorang diri, walaupun tanpa seorang suami, bagiku Ibu adalah Ibu terbaik didunia"
Lalu Ibu dan anak lelakinya itu berpelukan hangat. Suatu pemandangan kasih Ibu dan anak yang begitu besar.
"Oya Bu, besokkan hari ulang tahunku yang ke-14, seperti tahun lalu kado spesialku adalah jam tangan yang sangat kuinginkan, Ibu berikan sebagai hadiahku! Tahun ini apa Bu" ujar Nathan tiba-tiba sembari melepaskan pelukannya.
"Kamu ini tak berubah, the to point banget ya? tak ada basa basinya! Kenapa tak tanya besok hari apa! Biar Ibu pura-pura tak ingat kalau besok hari terpenting kamu"
"Takutnya Ibu lupa, dan kasihankan kalau nyuruh-nyuruh Ibu mengingat" Nathan beralasan sambil nyengir.
Ibunya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Nakal ya sekarang! Ibu takkan pernah lupa hari ulang tahunmu dan Ibu juga sudah menyiapkan kado spesial buat kamu sayang!"
"Apa isi kadonya, Bu?"
"Kejutan, besok kamu juga akan tahu"
"Ibu bikin penasaran aja!"
"Sudah sana tidur, kamu perlu banyak tenaga untuk membuka kado kamu besok dan Ibu harap kamu se.. senang" Ibunya tiba-tiba berubah sendu dan berusaha tersenyum yang dibuat-buat saat mengucapkan kalimat terakhirnya.
Nathan yang tak memperhatikan itu, langsung pergi berlari kekamarnya. Dia sudah tak sabar menunggu esok hari dan diapun mulai terlelap tidur dikamarnya yang berada dilantai dua.
Ketika Nathan terlelap tidur, dia bermimpi tentang hal yang sangat aneh, didalam mimpinya Nathan berada disuatu tempat yang tidak dikenalnya. Ditempat itu tubuhnya tiba-tiba ditumbuhi bulu-bulu halus, wajahnya tiba-tiba memiliki moncong dan kuku-kukunya memanjang tajam. Seketika itu juga dia berubah menjadi seekor serigala berbulu halus dan bewarna putih.
.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN WOLF And The Secret Girls Mermaid
FantasySesuatu yang gelap Dari sudut dunia terkelam Dengan mata merah menyala Mengintai nyawa untuk hidup abadinya Apakah yang akan kamu pilih? Menjadi manusia biasa saja Dengan penuh tanda tanya tentang takdirmu! Atau menjalani takdirmu dengan bayangan k...