Part.20

191 12 0
                                    

Disaat jam mata pelajaran Pengendali Kekuatan dimulai. Nathan, Sonny dan anak-anak lainnya dibimbing langsung oleh Pak Edgard Strong untuk menuju keruangannya. Ketika berjalan dikoridor mereka berpapasan dengan seorang pria tua, bermuka kaku dan berpakaian lusuh. Pria tersebut berjalan dengan seekor anjing berkepala dua, yang terkesan sangat ganas dan menyeramkan.

 Pria tersebut berjalan dengan seekor anjing berkepala dua, yang terkesan sangat ganas dan menyeramkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siang, Frank. Hari yang cerah ya" sapa Pak Edgard saat didekat pria tersebut.

"Siang juga, Pak Guru. Ya, seperti yang terlihat sangat cerah" balasnya sambil terus berjalan.

Ketika pria itu melewati Nathan dan anak-anak yang lain. Pria itu memandang mereka dengan pandangan malas, begitu juga dengan anjingnya.

"I... itu siapa, Pa?" tanya Nathan sedikit gagap, karena lagi-lagi dia melihat hal yang tak biasa.

"Dia, Frank Wildgoose dari keluarga burung hantu. Dan anjing berkepala dua yang bersamanya adalah Smuge, anjing negeri siluman" jawab Pak Edgard memperlambat langkahnya. "Dia penjaga sekolah Azgarthe. Dia kurang begitu suka dengan anak-anak, jadi jangan mencari masalah dengannya!" lanjutnya sambil tersenyum ramah kepada Nathan dan anak-anak lainnya.

***

Pak Edgard kemudian melanjutkan berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua, yang diikuti oleh anak-anak muridnya dan memasuki ruangan yang sejuk dan berbau harum.
Sangat jauh berbeda dengan ruangan Sejarah Siluman, yang dingin dan lembab.

Ditengah-tengah ruangan Pak Edgard Strong, guru mata pelajaran Pengendali Kekuatan. Nampak sebuah panggung besar dan memanjang kedepan.

"Panggung yang kalian lihat sekarang adalah tempat untuk latihan Pengendali Kekuatan, dan pelajaran pertama kita hari ini adalah merubah wujud binatang kita" kata Pak Edgard Strong dengan penuh semangat.

Rasa kantuk dan lelah yang dirasakan oleh Nathan dan anak-anak lainnya jadi hilang, karena semangat mengajar Pak guru yang tampan tersebut begitu menyala-nyala.

"Oya, Bapak hampir lupa bilang. Bahwa teman kalian Carmenitha tidak dapat ikut belajar karena dia lagi kurang enak badan" kata Pak Edgard memberitahu.

Mendengar itu, Sonny yang tak jauh dari Daniel dan Nathan berkata dengan setengah berbisik.

"Perasaan saat mata pelajaran pertama sampai pelajaran ketiga, Carmenita tampak baik-baik saja"

"I... iya a... aku ju... juga me... melihatnya ba... baik-ba... baik sa... saja da... dan ta... tampak se... sehat" tambah Daniel.

Nathan berpikir sejenak dan berkata. "Iya sih, tapi yang namanya sakit itukan tak dapat diduga datangnya? Kita berpikir posotif saja, dan do'a kan semoga dia cepat sembuh!"

"Kamu sok bijak deh?" celetuk Sonny sambil nyengir.

"I... iya ni" Daniel ikut-ikutan.

"Tapi ada benarnya kan, apa yang kukatakan tadi?" tanya Nathan sambil tersenyum kecil.

Daniel dan Sonny menjawab dengan anggukkan bersamaan, karena sependapat dengan yang dikatakan teman serigala putih mereka.

Pak Edgard memulai pelajarannya sambil berkata. "Cara berubah yang benar dan cepat adalah dengan menyebutkan 'Alih-Alih Wujud' dengan diiringi tepuk tangan tiga kali. Terus kalau kalian ingin menjadi manusia, kalian hanya perlu memikirkan wujud manusia kalian!" jelasnya. "Ayo siapa yang mau mencoba lebih dulu!"

"Saya Pak" ujar Sonny antusias.

Sonny naik keatas panggung, saat Gurunya mempersilahkan, dan melakukan seperti yang Gurunya ajarkan. Dalam sekejap Sonny telah berubah menjadi seekor monyet kecil yang beekor panjang.

Anak-anak lainnya yang ingin mencoba, pada bersusun didepan panggung dengan tertib. Sekarang giliran Amori naik keatas panggung dan melakukan seperti yang Gurunya ajarkan. Dalam sekejap Amori telah berubah menjadi seekor macan tutul yang menawan. Walaupun sedang berwujud binatang, namun Amori masih tampak cantik.

Vino yang tidak mau kalah, langsung menyerobot antrian. Lalu bergegas naik keatas panggung dan melakukan seperti yang Gurunya ajarkan. Dalam sekejap pula Vino berubah menjadi seekor burung merak hijau yang mempesona, tapi masih tampak angkuh dan sombong seperti sikap manusianya.

Akhirnya giliran Nathan tiba, dia naik keatas panggung dan melakukan seperti yang Gurunya ajarkan. Dalam sekejap Nathan berubah menjadi seekor serigala putih. Namun perubahannya tidak sempurna, karena kaki depannya masih berwujud manusia.

Melihat hal tersebut anak-anak lainnya pada tertawa dan menimbulkan gema yang memenuhi ruangan Pak Edgard. Lalu Nathan merubah dirinya menjadi wujud manusianya kembali.

Pak Edgard Strong berjalan mendekati Nathan, yang telah turun dari panggung.

"Itu hal biasa untuk anak yang pertama kali melakukannya" kata Pak Edgard sambil tersenyum lebar.

Nathan hanya terdiam, karena malu tak dapat berubah sempurna seperti yang lain.

"Kamu harus banyak latihan saja!" kata Pak Edgard lagi.

Nathan menjawab dengan anggukan.

"Ayo, siapa berikutnya!?!" ujar Pak Edgard kepada anak-anak yang masih belum dapat giliran.

Kemudian anak-anak lainnya yang belum melakukannya, naik keatas panggung secara bergantian.

.

To be continue...

NATHAN WOLF And The Secret Girls MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang