Part.16

194 13 0
                                    

Kemudian kakak-kakak senior masuk keruangan Aula dan mengajak Nathan, Sonny, dan anak-anak lainnya agar berjalan mengikuti mereka.

"Ini adalah Angel Black, yaitu asrama untuk anak laki-laki" kata salah seorang kakak senior. Menunjukan ruangan yang besar dan dipenuhi banyak kamar. "Kamu, kamu, dan kamu dikamar ini!" ujarnya lagi sambil menunjuk kearah Nathan, Sonny dan seorang anak laki-laki berkulit putih, dan bermata sipit. "Satu kamar, bisa ditempati oleh tiga orang. Karena didalamnya ada tiga tempat tidur dan tiga lemari pakaian. Terus seragam sekolah kalian sudah ditaruh dilemari pakaian kalian!" jelasnya sambil membukakan pintu kamar yang berada diujung dekat jendela.

Lalu mereka memasuki kamar tersebut, dan Kakak senior yang mengantarkan mereka berpamitan untuk pergi, karena tugasnya sudah selesai.

"Ha... hai, a... aku Da... Daniel Ta... Tan dari ke... keluarga ga... gagak hi... hitam" ucap anak laki-laki yang berkulit putih, dan bermata sipit memperkenalkan dirinya dengan tergagap-gagap.

Nathan dan Sonnypun balas memperkenalkan diri masing-masing.

"Perasaan aku tak melihatmu diatas kapal Diacus Oley" ungkap Nathan setelah memperkenalkan diri.

"A... aku ti... tinggal di... dinegeri si... siluman, ja... jadi a... aku ti... tidak na... naik ka... kapal Di... Diacus O... Oley! Ka... karena ka... kapal Di... Diacus O... Oley ha... hanya un... untuk a... anak-a... anak yang ti... tinggal di... dinegeri ma... manusia saja!" jelas anak laki-laki tersebut.

"Begitu ya"  ucap Nathan sambil memasukan isi tasnya kedalam lemari pakaian.

Kini Sonny yang bertanya kepada anak laki-laki yang bernama Daniel tersebut. "Maaf sebelumnya! Aku mau bertanya ni, kamu sengaja atau benar-benar gagap kalau bicara?"

"I... iya ta... tak a... apa! A... aku me... memang be... benar-be... benar ga... gagap da... dari ke... kecil" ujar Daniel menjelaskan.

"Sudah-sudah bicaranya, sebaiknya kita tidur! Biar besok kita bangun tidak kesiangan dihari pertama kita sekolah" ajak Nathan yang baru selesai memindahkan isi tasnya kedalam lemari pakaian.

Sonny dan Daniel mengangguk membenarkan kata-kata Nathan. Sembari berjalan menuju ketempat tidur masing-masing.

***

Pagi harinya. Nathan, Sonny, dan Daniel mengenakan seragam sekolah Azgarthe lalu bergegas keluar kamar.

Mereka bertiga berjalan kearah ruangan Aula Serbaguna untuk sarapan pagi. Ketika sampai disana, tampak kakak-kakak kelas dan anak-anak lainnya telah menikmati sarapan yang ada diatas meja-meja besar. Dimana berbagai aneka makanan dan minuman tersaji dan siap untuk dinikmati.

Lalu mereka bertiga duduk disalah satu meja yang masih banyak bangku kosongnya. Nathan mengambil sereal untuk sarapannya, Sonny mengambil hotdog, dan Daniel mengambil roti bakar. Kemudian mereka bertiga mulai menikmati makanan yang mereka ambil.

"Hei kamu lagi" sapa seseorang dari arah belakang Nathan.

"Vino!" ucap Nathan saat berbalik kearah suara tersebut. "Dan Amori" lanjutnya dengan sedikit terkejut melihat anak laki-laki berambut merah maroon yang hampir memukul Sonny waktu dikapal. Anak itu ditemani anak perempuan yang cantik dan baik, karena anak perempuan itulah keributan bisa berhenti.

"Kamu betul sekali, ternyata ingatanmu bagus juga ya!?!" ujar Vino tersenyum sinis.

"Apa kalian sekolah disini juga?" tanya Nathan dengan hati-hati.

"Ya, dan sepertinya kita akan sering bertemu" jawab Vino menggandeng Amori sambil berjalan kemeja yang lain.

Nathan memalingkan wajahnya segera setelah kedua anak itu duduk.

"Kenapa mereka berdua baru terlihat sekarang ya? Terakhir kali aku melihat mereka, saat terjadi keributan diatas kapal. Tapi setelah kita dan anak-anak lainnya turun dari kapal sampai keruangan ini, aku tidak melihat mereka lagi" kata Sonny tiba-tiba.

"Kamu benar, terus mereka dari mana saja ya?" tanya Nathan yang sependapat dengan kata-kata Sonny.

"Entahlah, aku juga tidak tahu" jawab Sonny sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Daniel yang tak mengerti pembicaraan itu hanya diam sambil terus memakan roti bakarnya. Tiba-tiba Bu Lisa Catterfeld mendekatinya dan berkata.

"Ini jadwal  pelajaran untuk anak-anak tahun pertama. Kamu saya tugaskan untuk membagikannya kepada anak-anak yang lain!" ujarnya sembari menaruh tumpukan kertas jadwal pelajaran diatas meja dekat Daniel. Lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan.

"Ba... baik, Bu!" Daniel segera berdiri mengambil tumpukan kertas tersebut, dan mulai membagikannya satu persatu kepada anak-anak lainnya.

.

To be continue...

NATHAN WOLF And The Secret Girls MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang