NATHAN WOLF And The Secret Girls Mermaid

Part.32

"Angin apa yang membawamu kemari?" Suara Pak Handali yang diikuti suara pintu terbuka menyentuh dinding rumah.

"Saya cuma mau memberitahu, bahwa unicorn yang saya pinjam darimu telah hilang." Suara Pak Nevill.

"Unicorn itu tidak hilang, tapi dia kembali kepemiliknya dengan sendiri" Suara Pak Handali. "Ayo masuk dulu! Kita bicara didalam"

"Ba... bagaimana unicorn itu bisa ada di... disini?" Suara Pak Nevill yang terdengar kaget, saat langkah kakinya terdengar memasuki rumah Pak Handali.

Nathan, Sonny dan Daniel cekikikan mendengar hal itu, karena mereka yakin Pak Nevil kaget saat melihat unicorn yang dipinjamnya kini ada dirumah pemiliknya lagi.

"Sudah saya bilangkan, dia kembali dengan sendirinya"

"Ta... tapi bagaimana mungkin?" Suara Pak Nevill yang terdengar masih tak percaya.

"Menurutku itu mungkin saja, unicorn kan binatang ajaib" Suara Pak Handali yang sedikit terdengar menahan tawanya.

Saat pembicaraan mereka berdua sudah beralih, Nathan dan kedua temannya buru-buru berlarian meninggalkan rumah Pak Handali menuju keasrama kamar mereka. Sesekali Daniel berubah kewujud binatangnya yaitu seekor gagak hitam, terbang kearah Sonny lalu beralih kearah Nathan.

***

Keesokkan harinya ditengah jam istirahat. Nathan, Sonny dan Daniel sedang menikmati makan siang mereka diruangan aula serba guna, sambil membicarakan kejadian semalam.

"Untunglah semalam kita telah menemukan unicornnya Pak Handali. Sebab tiga malam berturut-turut dalam pencarian yang mendebarkan, membuat tidurku tidak nyenyak saja, tapi sekarang aku merasa lega" Ucap Sonny yang menghentikan makannya sejenak.

"A... aku ju... juga me... merasakan ha... hal ya... yang sa... sama" Tambah Daniel.

Nathan mengangguk seperti mengiyakan perkataan kedua temannya sambil terus memakan roti bakar kesukaannya.

"Ah kamu ikut-ikutan saja, Dan" Celetuk Sonny.

Daniel hanya nyengir mendengar celetukkan itu.

"Oh ya Son, semalam kamu bilang air seni unicorn itu bisa digunakan untuk pengobatankan?" Tanya Nathan tiba-tiba. "Memangnya pengobatan seperti apa dan untuk apa?"

"Untuk bangsa siluman yang terkena ilmu sirap" Jawab Sonny.

"Ilmu sirap?!?" Ulang Nathan

Sonny mengangguk. "Ilmu sirap adalah ilmu yang mirip dengan hipnotis, siluman yang terkena ilmu ini dapat diperintah apa saja, tanpa disadarinya. Ilmu tersebut terbagi dua, yang pertama ilmu sirap yang bersifat sementara, maksudnya siluman yang terkena ilmu ini dapat hilang dengan sendirinya. Kedua adalah ilmu sirap yang berkelanjutan, maksudnya siluman yang terkena ilmu ini tidak dapat dihilangkan, sebelum ilmu sirap itu dicabut pemiliknya atau diberi penangkalnya, seperti yang dikatakan oleh Kakekku"

"Be... benar, O... Orang Tu... Tuaku ju... juga per... pernah me... mengatakan i... itu" Tambah Daniel membenarkan kata-kata Sonny.

"Owh seperti itu ya, terus cara menggunakan air seni unicorn itu bagaimana?" Tanya Nathan lagi.

"Cukup dipercikan kewajah atau ketubuh orang yang terkena ilmu sirap tersebut" Jawab Sonny lagi menjelaskan kepada Nathan yang tampak penasaran ingin tahu.

Nathan mengangguk-angukkan kepalanya tanda mengerti dan puas dengan jawaban siluman monyet ekor panjang tersebut. "Oh iya, perasaan aku tak melihat Amori Vexia ya dari dua mata pelajaran tadi sampai sekarang, dia kemana ya?"

"Aku juga tak melihatnya, memangnya kenapa kamu terlalu perduli? Jangan-jangan?" Ujar Sonny balik bertanya kepada Nathan yang tampak tersenyum malu.

Daniel terkekeh mendengar hal tersebut.

Paquita dan Tom yang berada disebelah meja makan mereka, bangkit dari tempat duduknya dan mendekati mereka bertiga.

"Sebentar lagi jam mata pelajaran selanjutnya dimulai" Ungkap Paquita memberitahu.

Nathan melirik jam tangannya, dan berkata, "Iya benar"

Sonny dan Daniel segera menghabiskan makan siangnya seperti Nathan yang sudah selesai dari tadi, lalu mereka berlima buru-buru ketempat mata pelajaran selanjutnya. Tom Rush yang berjalan paling lambat karena bobot badannya yang gemuk, merubah dirinya kewujud binatangnya yaitu beruang kutub dan berlarian kesana kemari didepan teman-temannya, menunjukkan bahwa dirinya bisa menyeimbangi teman-temannya walaupun dalam wujud binatang.

.

To be continue...