Part.31

172 11 2
                                    

Kemudian dengan rasa senang Nathan, Sonny dan Daniel masuk kedalam ruangan yang dijaga oleh dua sphinx tersebut. Ketika berada didalam tempat yang mereka sebut kamar rahasia itu, tampak sebuah lentera yang tergantung di dinding, dan cahayanya menerangi sesosok makhluk yang mirip seperti seekor kuda. Namun bedanya makhluk itu tampak mempesona, tubuhnya berkilauan perak, dengan Surai yang indah, dan ada tanduk berbentuk spiral ditengah kepalanya.

"Apakah itu yang namanya, unicorn?" Tanya Nathan tiba-tiba dengan rasa takjub. "Dia lebih indah daripada yang kubayangkan"

"Ya, aku yakin itu pasti unicorn! Karena ciri-ciri nya sama persis seperti yang Pak Handali katakan." Jawab Sonny yang tak kalah merasa takjub.

"Te... ternyata pe... pencarian ki... kita ti... tidak si... sia-sia." Ucap Daniel tanpa mengedipkan matanya.

Setelah mengagumi keindahan makhluk itu dengan rasa takjub, Nathan dan kedua temannya mulai mendekati makhluk yang bernama unicorn tersebut.

"Lebih baik kita cepat-cepat membawanya keluar!" Seru Nathan saat berada didekat unicorn yang terikat oleh tali di bagian lehernya.

Sonny dan Daniel menjawab dengan anggukan.

Waktu Nathan berhasil memegang tali yang terhubung ke leher unicorn tersebut, tiba-tiba Daniel berseru.

"Li... Lihat! A... apa i... itu?" Ujarnya sembari menunjuk sebuah kendi yang terbuat dari pualam, yang berisi air bening berkilau kan perak.

"Mungkin itu adalah air seni unicorn yang bisa digunakan untuk pengobatan, kurasa itulah yang diinginkan Pak Nevill untuk keperluan sekolah." Jelas Sonny dengan yakin. "Seperti nya kendi itu juga sudah penuh, dan kurasa tidak apa-apa kalau kita membawa unicorn ini." Lanjut Sonny.

Nathan dan Daniel saling berpandangan, antara mengerti dan tidak dengan penjelasan Sonny.

Lalu Nathan yang sudah memegang tali yang terhubung dengan leher unicorn, berkata. "Unicorn yang baik, Pak Handali sangat merindukan mu dan kami kesini untuk membawamu kepadanya."

Saat Nathan mulai menarik tali yang terhubung dengan unicorn itu, makhluk yang sangat mirip dengan kuda putih tersebut hanya diam dan menurut saja, seperti mengerti dengan apa yang baru dikatakan Nathan. Dia bahkan tak berontak ataupun melawan saat dibawa keluar dari ruangan berpintu perak, ruangan rak buku ataupun ruangan belajar Pak Nevill.

***

Setelah berhasil keluar tanpa bertemu dengan Pak Nevill. Mereka bertiga berjalan menuju ke rumah Pak Handali, yang berada dipinggir hutan belakang sekolah Azgarthe. Setibanya di sana Pak Handali terlihat sangat senang, gembira dapat melihat dan bertemu dengan unicorn nya kembali.

"Akhirnya kalian berhasil juga menemukan unicorn saya, dan saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada kalian bertiga!" Ungkap Pak Handali sambil mencium-cium unicorn nya, yang kini berada didalam rumahnya.

"Sama-sama Pak, kami juga senang bisa membantu." Kata Nathan memandang kearah dua teman baiknya, yaitu Sonny dan Daniel. Lalu mereka tersenyum bersamaan, melihat Pak Handali dapat bersama-sama dengan unicorn nya.

Tok... Tok... Tok...

Tiba-tiba terdengar suara ketukan didepan pintu rumah Pak Handali yang lagi tertutup.

"Siapa?" Tanya Pak Handali dari dalam rumahnya sambil memandang kearah Nathan dan kedua temannya yang langsung terdiam.

"Saya, Nevill" jawab suara yang berasal dari luar.

Nathan, Sonny dan Daniel tampak sangat terkejut dan gugup saat mendengar jawaban suara dari luar tersebut.

"Apa yang harus kami lakukan sekarang?" Tanya Sonny kepada Pak Handali.

"Mungkin sekarang dia sudah tahu kalau unicorn itu sudah tidak ada diruangannya, dan kalau dia tahu bahwa kami pelakunya, bisa-bisa kami akan dapat hukuman." Tambah Nathan.

"Kalian tenang saja! Didapur ada pintu belakang, dan kalian bisa keluar lewat sana, tanpa diketahui oleh Nevill." Ujar Pak Handali sambil menunjuk pintu yang dimaksud.

"Terima kasih Pak, kami pergi dulu ya!" Ucap Nathan sambil menarik tangan Sonny dan Daniel berjalan keluar pintu belakang, seperti yang Pak Handali katakan.

Pak Handali menjawab dengan anggukan, sembari berjalan kearah pintu depan untuk membukanya.

"Ayo kita pergi!" Seru Nathan kepada kedua temannya, saat berada diluar rumah Pak Handali.

"Tunggu dulu!" Sergah Sonny menghentikan langkah Nathan dan Daniel. "Memangnya kalian tidak mau tau apa maksud kedatangan Pak Nevill?"

"A... Aku pe... Penasaran si... Sih i... Ingin ta... Tau." Ungkap Daniel sambil nyengir.

Lalu mereka berdua memandang kearah Nathan yang tampak bingung dan berpikir. Menyadari dirinya diperhatikan untuk menunggu jawabannya, Nathan menggaruk kepalanya yang tak gatal sembari berkata.

"Sebenarnya aku juga penasaran sih, aku rasa kalau sebentar tidak apa-apa lah" Kata Nathan dengan senyuman.

Kedua temannya membalas senyuman nya, karena ternyata mereka sama-sama penasaran. Lalu mereka menempel kan kuping mereka Kedinding rumah Pak Handali, yang terbuat dari kayu maple tersebut.

.

To be continue...

NATHAN WOLF And The Secret Girls MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang