Part.10

274 16 1
                                    

Siangnya, setelah makan bersama dicafe yang ada didalam kapal Diacus Oley, yaitu kapal siluman yang besar dan memiliki banyak fasilitas yang menyenangkan, salah satunya adalah cafe dengan menu makanan terlengkap.

Nathan dan Sonny buru-buru keluar dari cafe itu, karena mau keatas dek kapal. Sesaat tubuh Nathan tergoncang, sebab baru saja tubuhnya menabrak sesuatu yang sama besar dengannya, sesuatu itu ternyata seorang anak laki-laki berwajah oval dengan rambut bewarna merah maroon.

"Hei, apa yang kamu lakukan?" ungkap anak itu, yang tampak sangat marah.

"Sorry! Aku tak melihatmu karena kami sedang buru-buru" ucap Nathan sungguh-sungguh.

"Kamu tidak punya mata ya? Aku yang sebesar ini tak dapat kamu lihat?"

"Iya, sekali lagi aku minta maaf!"

"Memangnya aku ini sebesar kerikil apa? Sehingga kamu tak melihatku?" tanya anak itu bertubi-tubi tanpa memperdulikan permintaan maaf Nathan.

"Hei anak berambut merah! Temanku ini sudah minta maaf, kenapa kamu masih marah-marah seperti itu?" teriak Sonny yang ada disamping Nathan berusaha membela.

Anak laki-laki berambut merah maroon tersebut beralih menatap kearah Sonny. "Siapa kamu? Aku tak punya urusan ya denganmu!"

"Dia temanku bearti kamu juga harus berurusan denganku!" tantang Sonny

"Sudah Son! Tak usah diperpanjang!" Nathan mendinginkan Sonny yang mulai memanas.

"Dia duluan yang belagu amat!" ungkap Sonny yang sudah naik darah.

"Iya tahu, tapi buat apa kita melawan anak belagu seperti itu? Nanti masalahnya tambah panjang, sebaiknya kita pergi dari sini!" bujuk Nathan sambil berusaha menarik Sonny menjauh.

Suasana memanas saat anak-anak yang lewat dan tak sengaja melihat kejadian itu berkumpul menyaksikan keributan tersebut.

"Kalian mau kemana? Urusan kita belum selesai! Kalian tidak tahu sedang berurusan dengan siapa?" kata anak itu dengan angkuh sambil mencegat langkah Nathan dan Sonny. "Aku Vino Madrigal dari keluarga merak hijau, sekaligus anak kepala sekolah Azgarthe"

"Aku tak perduli ya!" teriak Sonny yang masih dipegang Nathan.

Anak laki-laki berambut merah maroon tersebut kini tampak sangat marah, bahkan wajahnya kini berubah merah juga seperti rambutnya, Dia melangkah mendekati Nathan dan Sonny.

"Berani sekali kamu ya" hardik anak itu sambil menggenggam tangannya dan bersiap memukul Sonny.

"Hentikaaan!!!" teriak seorang anak perempuan berkulit putih, berwajah cantik, dan memiliki rambut panjang yang hitam berkilau.

Mendengar hal tersebut, Vino membatalkan niatnya untuk memukul Sonny yang sudah siap siaga untuk membalas kalau dipukul.

Anak perempuan yang datang dari kerumbunan anak-anak yang berkumpul menyaksikan keributan tersebut melangkah mendekati, Vino. "Kamu tahukan aku paling tidak suka pertengkaran seperti ini? Ayo pergi, kita ditonton banyak orang! Memangnya kamu tidak malu?

"Iya sayang, sorry-sorry!" ucap vino melangkah menjauhi Nathan dan Sonny, belum seberapa jauh dia berpaling dan mengancam kearah Nathan.

"Kali ini kamu selamat, tapi lain kali kamu takkan kulepaskan!" ujarnya berbalik dan melangkah pergi.

"Maafkan dia ya! Vino memang anak yang sangat sensitif" kata anak perempuan itu dengan tersenyum lembut, yang kemudian memperkenalkan diri. "Namaku Amori Vexia dari keluarga macan tutul"

Nathan balas memperkenalkan diri hampir tanpa berkedip sedikitpun. Nathan seperti terhipnotis saat didekat anak perempuan yang seperti bidadari tanpa sayap tersebut. Lalu anak perempuan itu pergi kearah anak laki-laki berambut merah maroon yang menunggunya dari kejauhan.

.

To be continue...

NATHAN WOLF And The Secret Girls MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang