Bab 17

24 6 1
                                    

Ketika aku membaca telfon dan isi sms yang masuk.Aku meneteskan air mata dan nenangis tersedu-sedu.Benar-benar tak disangka dia meninggalkan ku secepat ini.

Aku menyesal bukannya malam tadi aku segera membukanya tapi malah pagi ini, jadi aku ketinggalan informasi.

Aku berlari menuju kamar mama ku, tapi ia tak ada.Dengan suasana menangis aku tetap mencari mama dan ternyata mama ada di taman belakang sedang menyiram tanaman.Aku langsung memeluknya dengan erat.

Mamaku kaget dan heran.Apa yang terjadi? Mamaku mengajak aku duduk dan bicara,aku tak kuat bercerita sampai-sampai papa yang mengajak aku nonton berita itu.Sambil menangis aku sangat sedih ketika melihat liputan berita kecelakaannya.

'Pada pukul dua belas malam.Terjadi kecelakaan bus Maju Lancar jurusan Jakarta - Surabaya. 43% Penumpang mengalami luka parah dan ringan 67% penumpang menjadi korban.Kecelakaan terjadi karena rem bus yang blong di pertengahan jalan dan masuk ke jurang.Kebanyakan yang menjadi korban adalah ibu-ibu dan bapa-bapa.Tetapi ada satu orang remaja yang menjadi korban.Syukur semua penumpang sudah di selamatkan oleh pihak kepolisian dan semua korban dibawa ke R.S Terdekat.Keluarga yang diberi tahu sangat histeris dengan kejadian yang menimpa salah satu anggota keluarganya.Saya Ammy Lita melaporkan dari tempat kejadian.'Suara reporter menjelaskan insiden

"Jadi apa ini?"Tanya mama syok

"Diva meninggal maaaa...."Ucapku sambil menangis tersedu dalam pelukan papaku

"Oh,jadi tadi ada satu orang remaja, ternyata dia.Ya Allah gak disangka..ayo sekarang kerumah Diva"Ucap papa

"Bentar pa, Naura harus telfon dulu, takutnya dia dimakamin di Surabaya atau disini?"Ucap mama

Aku menelfon keluarga Diva dan ternyata Diva akan dimakamkan di Jakarta.Diva masih di evakuasi di Rs yang di tuju.

Kami semua bersiap dan menunggu kabar dari keluarga Diva bahwa Diva sudah sampai rumah.Tapi sampai ini belum ada kabar dari keluarga Diva.

Aku mengingat kembali ketika aku berpisah dengan Diva di terminal.Wajahnya yang pucat, tangannya dingin dan rasa tak enak hati pun melanda Diva.Dan kata-kata Diva sangat mengharukan hati, dan ternyata itu tanda-tanda bahwa Diva akan meninggalkan kami semua.Aku ingat bahwa Diva memberikan aku gelang.

Aku berlari kekamar dan membuka laci, ternyata gelang itu ketika ku ambil langsung putus.Benar-benar pertanda buruk.Ya Allah terima kasih sebelum kau mencabut nyawa sahabatku, kau sempatkan aku bertemu dengannya untuk terkahir kalinya.

Mama Diva nelfom dan memberi tahu bahwa Diva sudah sampai dirumah. Kami semua pergi kerumahnya.Ketika kami sampai,Diva sudah terbujur kaku dengan balutan kain kafannya.

Aku tak kuat menangis dan memeluk jenazahnya. Sungguh tak bisa kuduga.

"Ma,pasti ini cuma mimpi kan ma?"Tanyaku lemas sambil memegang pipi Diva

Mama hanya tersenyum dan pandanganku mulai buyar. Aku pingsan!

***
Mama Diva bernama Cahaya Hayati dan Papa Diva bernama Ferry Hasyim.

Aku melihat cahaya di ujung mataku.Aku tersadar dari pingsanku dan aku sekarang berada dikamar Diva.Aku menangis menjadi-jadi.Dan Diva akan dimakamkan sekarang.Aku ingin sekali ikut ke tempat peristirahatan terkahir Diva, tapi badanku sangat lemas dan tak mampu untuk berjalan jauh.Akhirnya aku hanya diam di rumah Diva dan tidak ikut ke tempat pemakaman.

Skip.

Selesai semuanya, kami pulang ke rumah.Papa mulai menasehatiku dengan segala macam perkataan dari yang lembut sampai yang agak kasar.

I Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang