Bab 36

59 9 9
                                    

Aku masuk ke ruangan Daffa yang ruangan kelas 3 bukan VIP.Dan aku tak melihat Daffa.Tapi setelah aku  menyusuri ranjang akhir.

Aku melihat Daffa sedang terbaring lemas dan seperti tak berdaya.Aku kaget melihat keadaan Daffa seperti ini.Aku benar2 tak percaya.Aku tak lama langsung menempelkan cctv itu namun..cctv itu malah gak nempel dan akhirnya jatuh ke bawah ranjang rawatnya Daffa.

Argghh...dengus ku kesal.Aku langsung keluar ruangan Daffa.Ketika aku terburu-buru berjalan ,aku menabrak seseorang yang tak asing lagi bagiku.

Ah itu papa nya Daffa.Aku gak boleh sampai ketahuan ,bahaya banget kalo sampai papa Daffa tau ini aku.Kerudung ku sampai jatuh ,tapj aku langsung membawanya.

"Eh..maaf ya dek"Ucap papa Daffa sambil membangunkanku.

"Iya2 gak papa"Jawabku sambil pergi terburu-buru.

Ketika aku sampai di lobby rumah sakit.Teman-teman tidak ada disana dan aku pun menelponnya.

Ternyata mereka sudah ada di parkiran.Aku langsung menyusul dan langsung masuk mobil.

"Sorry guys..gue gak nempelin cctv itu"Ucapku sambil melepas kerudung dan masker yang ku pakai.

"Loh? Emang kenapa ?"Tanya Zulfa

"Gue dah nempelin.Eh malah jatoh trus masuk ke bawah ranjang nya Daffa.Gue gak bisa gimana2 kalo gitu"Jawabku

"Aduhh"

"Trus gue tadi nabrak papa nya Daffa.Untung aja papa nya Daffa gak liat gue."Jawabku

"Ah yaudah.Udah pulang"

Di perjalanan aku masih teringat dengan keadaan Daffa yang sekarang.Dia sekarang badannya kurus ,muka nya pucat dan kepala nya botak.Aku takut terjadi apa-apa sama Daffa.

"Ra.Gue besok gak bisa bantuin lo..Minggu depan gue bisa bantuin lo lagi"Ucap Sabrina

"Gue juga"Timbal Zulfa dan Adel

"Yagapapa.Gue bisa sendiri..yaudah kalian sekarang pulang dan turunin aja gue disini sekarang.!"Ucapku

"Lo marah?"Tanya Adel

"Enggak gue gak marah.Buruan turunin gue disini"Jawabku

"Yaudah deh"Ucap Sabrina

"Hati2 Raa.."Ucap Zulfa

"Ya"

Aku langsung naik taksi karena angkot jam segini suka lama dan ngetem nunggu penumpang yang gak pasti buat naik angkot itu.Kan suka kesel aku kalo gitu.

Di taksi aku menangis dan tangisanku tak bisa ku kontrol sehingga supir taksi itu bertanya-tanya namun tak kujawab  soalnya aku malas sekali untuk bicara.

Akhirnya aku sampai dirumah.Dan langsung menuju kamar ku.Membenamkan wajahku di balik bantal dan masih terus menangis.Aku tak kuasa melihat keadaan Daffa.

Aku takut nanti Daffa meninggal dan tinggalin aku.Aku udah ditinggalkan Dimas orang yang aku sayan dan pasti bikin hati aku sakit banget.Sekarang? Kalau aku ditinggal juga Daffa masa sih aku sakit hati lagi.Aku gak bisa biarin itu terjadi.

Skip...

Pagi hari aku mendadak kaget dan bahagia karena mama Daffa sms untuk minta ketemuan di kafe Jasmine.Aku pun siap-siap dan pergi menuju kafe itu.

Sampai disana mama Daffa sudah ada  di bangku paling ujung yang jauh dari keramaian.Aku langsung menghampirinya.

"Maaf ma..Naura telat"Ucapku sambil duduk di kursi.

Aku sekarang sudah memanggil mama Daffa dengan 'Mama' karena itu pun di suruh oleh Daffa supaya lebih akrab2 gimanaa..gitu yaudah aku pun mengikutinya.

I Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang