Bab 41

35 6 12
                                    

Aku mengetuk pintu rumah Daffa.Mungkin mama Daffa lagi ada dirumah.

Ceklekk..

Keluar lah wanita separuh baya yaitu mamanya Daffa.Kami disuruh masuk dan duduk di sofa yang berwarna Coklat Maroon.

Aku bercerita kembali tentang kejadian tadi.Mama Daffa sudah mengerti semuanya dan menenangkanku.

"Yaudah gapapa kok kalian tinggal disini.Lagian mama udah anggap kalian anak mama sendiri.Supaya Jessica ada temennya dirumah kalo2 mama lagi dirumah sakit."Ucap mama Daffa

"Maaf ya tante ,kita ngerepotin"Ucap Alfian

"Ahh..enggak ko sayang..enggak apa2"

"Emm..yaudah ma..Naura kekamar dulu"

"Ya kamu kan udah tau kamar nya,trus Alfian tidur dikamar sebelah kamu aja yaa..Oh ya Pak Juki tidur di dekat sana ya ?"

"Oh iya non"Jawab Pak Juki

Kami langsung menuju kamar masing2.Meski ini bukan rumah aku ,tapi rasanya bagaikan rumah sendiri.Kebaikan mama Daffa benar2 tak terkalahkan.

Tiba-tibaa....

Suara dering ponselku berbunyi tanda panggilan masuk dari 'Barack'

Aku mengangkatnya..

"Heii Ra.."Ucap Barack

"Ya Bar ada apa ?"

"Lagi apa kamu ?"

"Aku lagi duduk2 aja.Kamu?"

"Aku lagi pengen ketemu seseorang nih..kangenn"

"Yaudah ketemuan aja apa susahnya.Aku juga lagi kangen seseorang"Ucapku

"Aku kangen kamu"

"Ha? Kangen aku ? Masa sih ?"

"Iyaa..ayo ketemuan..aku bnr2 kangen sama kamu"

"Disekolah aja ketemuannya.Aku sekarang lagi capek banget"

"Besok aku jemput "

"Jemput dirumah Daffa."

"Hah kamu ngapain dirumah Daffa?"

"Ceritanya panjang..oke deh udah dulu yaa"

"Oke"

Suara Barack sekarang serak,mungkin dia lagi sakit tenggorokan.Aku juga kangen kamu kok Barack.Kangen ketawa sama kamu..

Ceklek..

Datanglah mama Daffa dibalik pintu.Aku langsung berdiri dan menghampirinya.

"Mama kerumah sakit dulu.Kalo mau makan ambil aja yaa.."Ucap mama Daffa

"Naura pengen ikut"Ucapku

"Kamu pasti capek.Besok lagi aja yaa..yaudah mama pergi dulu"

"Iyaa maa.."

Aku langsung menutup pintu dan berbaring ditempat tidur.Menatap langit2 kamar yang berwarna putih.Lampu yang sedikit redup ditambah cahaya matahari yang mulai menghilang di balik jendela semakin menggambarkan perasaanku yang sedang kelam.

Aku duduk dan bersandar dipinggiran ranjang.Menatap luar jendela ,melihat sunset yang lumayan terlihat sambil membayangkan bagaimana aku nanti kedepannya tanpa Daffa.

Terlintas aku merasa rindu kepada Dimas yang sudah tak ingat lagi kepadaku.Aku sedikit kesal bila mengingat Dimas.Dia sudah berjanji akan menemuiku lagi ,tapi itu semua malah dia ingkari dan dia sudah berbohong padaku.

I Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang