senyum di wajah itu menunjukan dengan sangat jelas niat asli dari si pemiliknya. taka takpernah sekalipun menyangka dirinya akan mudah masukkedalam perangkap kecil yang telah di siapkan untuknya sejak semula.
handphone dan senjatanya telah merantainya, dengan rantai tak kasat mata untuk berada di dekat kakak pertama. kedua benda itu telah bepindah tempat saat kakak pertama memeluknya,ia lengah karna terlalu terkejut oleh pelukan dan helaanudara hangat di atas permukaan pipinya saat kakak pertama memnciumnya.
dan sekarang ia kembali terpedaya untuk meloncat masuk kedalam private lift ini ,tanpa ia sadari saat ia mencoba menghindar dari serangan kaki kakak pertama yang bisa membuat kheningnya berdarah.
sekarang, dengan wajah hendak memangsa dirinya. pria itu berdiri sambil melipat lenganya di depan dadanya yang bidang. dengan senyum penuh kepastian bahwa dirinya akan mendapatkan apa yang ia inginkan saat ini.
taka tak akanmembuat ini mudah, dia tak akan menberikan apa yang pria itu mau dengan begitu saja. tentu saja ia akan melawan habis-habisan agar pria besar itu tidak dapat menyentuh tubuhnya lagi...
vay menghampiri taka, bermaksud untuk memeluk tubuh yang sangat menggiurkan di matanya itu, dan sedikit mencicipi bibir ranum nya, sebelum mereka tiba di lantai teratas yang merupakan kamar pribadinya.
namun pria yang sejak tadi berdiri diam, menjaga jarak di hadapan nya itu menepis kedua tangannya, rupanya dia masih belum menyerah untuk malakukan perlawanan rupanya...ok...akan ia layani hingga buruan cantiknya itu kelelahan dan tak bisa melakukan perlawanan lagi.
vay memandang dengan seksama tubuh yang tegang dan penuh kewaspadaan di hadapanya. menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan serangan, dan waktu itu datang saat taka mengalihan pandanganya ke sisi lain menghindari kontak mata yang terjadi.
vay melemparkan jas mahalnya, melebar ke arah wajah taka, untuk menutupi pergerakan tubuhnya dari pandangan taka, dan di saat yang bersamaan ia bergerak mendekati tubuh buruan nya.
taka terkesiap sesaat, saat melihat jas yang melayang melebar ke arahnya. ia mengetahui taktik itu, kakak pertama menggunakan jasnya untuk menutupi pergerakan tubuhnya dari pandangan lawan, yaitu dirinya. saat ia melakukan sebuah serangan. taka berhasil menepis jas itu, dalam waktu singkat jas itu teronggok di sudut lantai lift tak berdaya, taka juga mengantisipasi serangan yang akan datang sekaligus menyiapkan serangan balasan
namun.... sebuah kekuatan besar,mendorong tubuhnya dengan keras ke dinding lift, dorongan yang cukup keras membuat taka meringis kesakitan, dan lumpuh untuk beberapa saat.
beberpa detik kemudian, taka berhasil memulihkan kondisi dirinya. hanya saja saat ini dirinya berada di dalam situasi yang membuat dirinya Tidak berdaya untuk melakukan sebuah perlawanan atau sebuah serangan kecil sekalipun.
tubuh mereka bukan hanya dekat, tapi terlalu dekat hanya pakaian yang mereka kenakan yang membatasi kedekatan di antara mereka. kaki kakak pertama yang panjang telah menyelinap di antara kedua kakinya, rapat....sangat rapat hingga taka bisa merasakan gesekan di kejantananya saat kaki kiri itu menekan di sana. kedua tangan kakak pertama, berada tepat di sekeliling batang lehernya.
mencengkram kuat leher taka dengan kedua tangannya. membuat taka reflek mencengram pergelangan tanganya, semakin taka berusaha membebaskan diri dari cekikan itu, semakin cengraman itu menguat, menghentikan aliran oksigen ke paru-parunya.
taka tergagab, mengejang. tubuhnya memohon udara. segala usahanya kandas. pukulan yang coba ia lancarkan, tak satu pun mendarat di titik memuaskan yang dapat membuat kakak pertama melongarkan cengraman kuat di lehernya, bahkan satu pukulan keras taka yang mendarat di pipi pria itu tidak sampai membuat pria itu bereaksi kesakitan, ia malah menerima pukulan kedua dengan wajah sereingai merendahkan.
