tugas kali ini memakan waktu dua bulan lebih... waktu yang terasa sangat lama untuk taka, karna ia harus mengawal seorang penyanyi dangdut dari luar kota yang sedang naik daun. bukan taka tak suka akan tugasnya, yang taka tak suka adalah sikap penyanyi itu yang selalu berusaha mengajaknya tidur. tubuh penyanyi itu memang seksi seperti...menurut para fans pria.... gitar sepanyol dengan ukuran yang membuat kaum adam tergila-gila padanya, tapi dia tak akan berhasil membuat taka takluk seperti para pria lainnya, karna taka tak tertarik oleh wanita itu atau tubuh yang di banggakanya itu.
taka sangat bersyukur saat tugas itu telah berakhir dan dia dapat kembali ke kehidupan normalnya. tanpa harus pura-pura tersenyum menyembunyikan kekesalan saat penyanyi itu menggodanya.
laporan dan segala peralatan yang di pinjamkan kepadanya. telah ia kembalikan kegudang invetaris. begitu juga dengan nomor telpon rahasianya. semua petugas yang mendapatkan tugas mengawal mendapatkan pinjaman alat keselamatan dari perusahaan serta nomor telpon baru yang di gunakan selama masa bertugas. tentu saja semua itu harus di kembalikan setelah masa tugas telah selesai.
saat ia muncul di kantor dia tak menemukan satu pun rekan kerja segrupnya. karna mereka belum kembali dari masa tugas mereka. kesempatan itu taka gunakan untuk membersihkan dirinya.
dia sudah muak dengan aroma farfum yang menempel di pakaianya. penyanyi dangdut itu seakan sengaja menempelkan parfumnya di tubuh taka saat dia memeluk erat tubuh taka dengan rengekan tak ingin terpisah dengan taka. padahal dengan memastikan penyanyi itu berada selamat di dalam pesawat merupakan tugas terakhir baginya.
dan taka baru menyadari aroma farfum itu begitu menyengat saat taka berada di dalam mobilnya. padahal ia telah mengganti kemejanya dengan kemeja yang lain namun farfum itu masih saja tercium menyengat di hidungnya. membuat taka harus mengendarai mobil itu dengan jendela terbuka lebar selama perjalan menuju markas besar. padahal cuaca saat itu sangat panas menyengat.
setelah membersihkan diri taka menyerahkan laporan yang ia buat kepada lan ketua grup, setelah itu ia mendapatkan izin pulang dan berlibur selama dua hari berlaku mulai esok hari.
hari sudah menjelang sore saat taka tiba di depan pintu kamarnya, sebelumnya ia mampir ketempat laundry untuk melaundry pakaian yang ia bawa saat melakukan tugas, ia terlalu lelah mengurus mereka, dan jika taka membawanya pulang ke rumah pakaian itu hanya akan teronggok di dalam mesin cuci dan baru akan di cuci dua atau tiga hari kemudian. ia juga mampir ke toko makanan terdekat, ia ingat sebelum bertugas ia telah mengosongkan isi kulkasnya.
sekarang ia tengah berdiri di depan pintu kamarnya. hanya berdiri dan tak bergerak. seluruh panca indranya tengah gaduh menyuarakan kewaspadaan mereka. padahal anak kunci di tangan belum di masukan. taka kedalam lobang kunci di pintu yang berdiri tegak di hadapannya.
ia tengah berdiri di depan pintu kamarnya. hanya berdiri dan tak bergerak. seluruh panca indranya masih gaduh berteriak-teriak...bahaya...bahaya..bahaya.
insting terlatihnya yang terlatih untuk meresakan letak sebuah peledak kini mengatakan dengan suara keras dan lantang....seseorang berada di dalam. taka menyimpan kantong belanjaan nya di samping pintu. ia mengeluarkan senjatanya melepaskan kunci pengamannya dan bersiap untuk menyergap.
tugas selama dua bulan sebagai pengawal dari seorang penyanyi dangdut dari negri sebelah yang sedang naik daun. membuat instingnya jauh lebih tajam dari biasanya.
pintu terbuka di saat taka hendak mendobraknya. membuat tubuh taka terpaku di tempatnya dengan senjata yang mengarah telak ke arah pria paruh baya yang berdiri terpaku di ambang pintu karna senjata mengarah tepat diwajahnya
''siapa kau?'' tanya taka.
pria paruh baya yang taka baru sadarai mengenakan akaina seorang pelayanitu tersenyum dan membungkukan tubuhnya menyambut kedatangan taka dengan sopan.
