Setahun hampir berlalu dengan berbagai cerita yang tergores di setiap harinya dan tertinggal di belakang sana.
Cerita tentang kayle dan yory , yang selalu gembira dan menjadikan saat untuk memberi tanda silang pada tanggal di calender menjadi ritual harian di pagi hari.
Cerita tentang menjodohkan anak-anak mereka kelak., yah, hanya pembicaraan ringan yang hanya untuk jadi bahan pembicaraan di waktu senggang saja.
Cerita tentang rin yang jadi gemar bermain seorang diri di taman batu di sisi rumah persembunyian. Ia berbicara seorang diri dengan walkytalky mainan nya. dan setiap habis main. Ekspresi wajah nya akan berubah. Kadang bahagia, kadang kesal dan tak jarang ia menatap dirinya seakan ada hal yang ia ingin tanyakan, namun tak berani ia tanyakan.
Cerita tentang perkembangan unik anak-anak mereka yang memiliki ke istimewaan.
Juga, cerita tentang rutinitas monoton yang mereka lalui selama ini, setiap hari nya
Hampir tahun baru tanda-tanda pengasingan ini akan berakhir belum menampakan diri. Kayle dan yory semakin gelisah dan tak sabar untuk membawa putra dan putri mereka melihat dunia luar.
=============
Pagi masih gelap gulita, meski kicau burung di pagi hari sudah mulai terdengar. Rin masih tertidur pulas di bawah selimut tipis yang menghangatkan tubuhnya. Sementara si kecil vay yang baru bisa memutar tubuhnya telah bangun dan mengoceh tak jelas. Sambil mengepak-ngepakan kedua tangan dan kaki nya. ocehana anak bungsunya membuat taka terbangun dari tidurnya. Seakan mengerti sang ayah akhirnya membuka mata vayk tertawa pada nya.
" anak ayah sudah bangun.." sapa taka membelai kepala anak nya. seolah mengerti apa yang di ucapkan taka vayk meracau dan tertawa.
Taka bangkit dan duduk di tepi pembaringan. Untuk melakukan ritual pagi nya. membasuh wajah nya dengan segelas air yang telah ia siapkan semalam. Tentu saja air itu menjadi sangat dingin karna suhu pegunungan. Namun itu tidak mengurung kebiasaan taka melakukan kebiasaan nya.
Sebelum bangkit taka menaruh bantal di sisi tubuh vay, agar bocah itu tidak terguling ke luar dari pembaringan. Mengingat vayk sudah sangat gemar menjelajahi lantai dengan berguling ke segala arah.
Kamar yang ia tempati adalah kamar sederhana yang akan di teukan di dalam rumah desa mana pun. Sebuah kamar yanghanya terdiri dari empat dinding satu jendela dan satu pintu. Tidak ada wastafel atau kamar mandi di sana. Jadi untuk membasuh mukanya taka harus melakukan nya di luar, dan biasanya taka cukup membuka jendela.
Udara pagi yang dingin dan sejuk berebut masuk saat taka membuka jendela kamar. Untuk menjaga kehangatan kamar agar tidak banyak menghilang ia bergegas membasuh wajah nya dengan mencondongkan setengah tubuhnya keluar dari jendela. Lalu ia kembali menutup jendela itu rapat-rapat.
Ia kembali duduk di sisi pembaringan sambil mengeringkan wajah nya dengan selembar handuk kering. Sementara vay masih ber gugu gaga ria seorang diri. Rin mengerang dalam tidurnya. Memprotes suara vay yang telah mengusik tidur nya. taka segera mengangkat vaydan mengendongnya menjauhi pembaringan agar rin dapat kembali tertidur dengan pulas... masih terlalu pagi untuk anak itu terbangun.
Taka tak pernah sekali pun mengunci pintu kamar nya. karna itu akan merepotkan dirinya jika tengah malam vay terbangun dan menginginkan susu. Seprti kayle yang merasa aman di sini, taka pun tak pernah merasa khawatir akan kehadiran orang lain di muka kamar nya.
Namun begitu para miko pengasuh cukup tahu diri akan sopan santun, untuk mengetuk pintunya dan menunggu izin dari nya untuk masuk jika mereka datang mengunjungi kamar nya.
Namun di pagi buta ini. Pintu itu terbuka lebar secara tiba-tiba tanpa pemberi tahuan terlebih dahulu. Butuh waktu untuk taka menyadari dirinya sedang tidak bermimpi dan ia telah terbangun. Tadi ia telah membasuh wajahnya dengan air dingin, beberapa anak rambutnya masih terasa lembab. Dan ia juga tidak tengah melamun. Jadi sosok pria rupawan , bertubuh besar yang tengah berdiri di ambang pintu itu bukan lah sebuah halusinasi dari sebuah mimpi.