wARNING!... WARNING!... WARNING!...wARNING!... WARNING!... WARNING!..
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Taka tak tahu berapa lama sudah ia tertidur...atau mungkin ia telah taksadarkan diri. Melompat dari ketinggian dengan kedua mata tertutup nampaknya memiliki efek yang cukup berat untuk jantung dan tubuh nya.
Dengan susah payah ia berusaha bangkit dengan masih menempel pada dinding yang menempel di punggung nya. kedua tangan nya terasa mati rasa karna lama tergantung, kakinya pun terasa keram karna lama tertekuk, sementara dia sendiri tak mengetahui jam berapa sekarang....sudah pagi kah? Atau sudah siang kah.?... atau mungkin masih malam.
Lalu perasaan itu muncul. Ia dapat merasakan tatapan mata tajam tengah menatap nya, seluruh saraf dalam tubuhnya menyuarakan kewaspadaan karna saat ini ia sedang tidak sendiri. Taka tak berniat untuk mengeluarkan suara. Ia lebih suka diam, kesunyian membantu indra pendengaran nya bekerja dengan baik.
Ya... ada seseorang di sana...dan orang itu tengah menatap nya saat ini...tatapan mahluk pemburu yang sedang mengincar mangsa nya. taka mulai gelisah, otot-otot di tubuhnya masih terasa kaku dan keram... kondisi yang kurang bagus untuk nya untuk mempertahan kan diri.
Suara gerakan.
Sosok itu mulai bergerak
Langkah kaki
Sosok itu mulai melangkah, dan suara langkah kaki itu semakin mendekati nya.
Suara pintu trali terbuka.
Dan kembali tertutup. Dan di kunci.
Kini taka dapat lebih merasakan keberadaan sosok itu di hadapan nya. dan dia disana, berdiri menatap nya. taka yakin itu.
" siapa kau." Tanya taka. perlahan.
Entah kenapa bulu-bulu halus di tubuh nya meremang. Gelombang ke ngerian menguasai hati nya. ia menoleh ke kiri dan ke kana. Berharap mendengarkan suara pergerakan orang itu. dia harus bersiap dengan situasi yang tidak ia inginkan.
Satu sentuhan di wajah, membuat taka hampir terloncat karna terkejut. Karna ia sama sekali tidak mendengarkan pergerakan orang itu menghapirinya. Bagaimana bisa orang itu sudah berada di hadapan nya.
Belenggu menaan ayunan tangan taka yang hendak menepis tangan-tangan dingin yang sekarang tengah menyentuh, mengusap wajah nya dengan perlahan.
" hentikan...siapa kau??...apa mau mu.."
Tak ada jawaban. hanya sentuhan dan deru napas yang taka dengar.
Keberadaan orang itu cukup dekat dengan nya. taka memperhitungkan kesempatanya untuk melancarkan serangan. Satu-satu nya bagian tubuh yang bisa ia gerakan hanya kedua kaki nya. meski serangan nya nanti tak bisa dia lancarkan dengan maxsimal paling tidak membuat efek yang cukup menyakitkan jika ia lancarkan dengan kekuatan penuh nya.
Namun......
Sosok itu merapat dengan tiba-tiba. Dan bukan hanya itu. dia mengecup bibir taka. sebuah kecupan ringan dan hanya berupa ... sebuah kecupan biasa. Taka mencoba mengalihkan wajah nya, namun tangan-tangan dingin itu kembali membawa wajah nya untuk di kecup. Kecupan kedua dan ketiga masih sama...sosok di hadapan nya seolah-olah tengah memastikan sesuatu dengan mengecup bibir taka, dengan bibir nya yang gemetar itu.
Namun kecupan ke empat. Kecupan yang memaksa... sosok itu mencium nya dengan rakus, ia bahkan tak segan-segan mengigit bibir taka dengan keras agar taka membuka mulut untuk nya. remasan di belakang kepala taka memastika taka tak mengalihkan wajah nya. dan lingkaran kuat di pinggang taka mengunci tubuhnya untuk menempel tanpa sela dengan tubuh besar dan keras sosok itu.