Taka membentang kan tangan dan melakukan gerakan keberhasilan yang selalu orang lakukan jika mereka mendapatkan apa yang mereka ingin kan sambil berkata dengan penuh semangat.
" YES!!."
Tentu saja ia melakukan ritual itu setelah memastikan bayangan mobil itu, benar-benar sudah menghilang dari matanya.
" apanya yang yes...apa kau talah berhasil mendapatkan sebuah informasi yang bagus." Entah dari mana datang nya teo sudah berdiri di belakang nya , menatap taka dengan pandangan penuh curiga.
" kau.." ucap taka tersipu malu tertangkap basah melakukan ritual keberhasilan di pinggir jalan di tengah kota. Di mana beberapa pejalan kaki mulai menjadi diri nya menjadi bahan tontonan yang menarik. Namun taka berhasil memulihkan situasi yang tidak menguntungkan ini. " kau tak boleh bertanya seperti itu teo. Kau tau itu di larang."
" aku tau." Jawab teo acuh. Lalu melangkah meninggalkan taka seorang diri. Tak ada yang bisa taka lakukan selain menyusul teo. Ia menyamakan langkah nya di sisi pria yang sedang mengernyitkan dahi nya. Ciri khas teo jika ia sedang memikir kan sesuatu. Tak lama kemu dia ia berpapasan dengan haru yang tengah berjalan berdampingan dengan asada. Membuat hati taka menciut saat mengingat ucapan kakak pertama tadi. Ia akan menyingkir kan asada jika ia masih menggunakan barang yang di berikan asada pada nya.
Nampak nya mereka telah selesai melakukan tugas masing-masing yang, dan sudah mendapatkan hasil nya karna tak ada lagi yang bisa mereka lakukan dari latihan ini. Mereka memutuskan untuk kembali ke markas. Di depan gedung yang menjadi markas kesatuan mereka, rombongan kecil itu berpapasan dengan rombingan yang lain yang juga telah selesai melakukan tugas mereka. Dan sesuai standar pelatihan, mereka membuat laporan dari hasil penyelidikan mereka hari ini dan di serahkan ke pada ketua regu masing-masing sebelum mereka pergi makan siang.
Dengan perasaan lelah taka membuka pintu rumah nya, hari ini latihan yang ia jalanai bersama rekan-rekan nya cukup berat, nampak nya dengan tenang nya para kakak membuat panik semua kepala bagian di setiap lantai markas. Sehingga semua grup di setiap lantai mendpatkan pelatihan yang cukup berat dari hari-hari biasa nya seakan mereka tengah di persiapkan untuk menghadapai badai besar yang akan datang. Bukan kah seharus nya mereka bisa sedikit santai dangan tak ada nya pergerakan negatif dari para pria itu.
Bicara soal pria, senyum di wajah taka mengambang dengan ringan di wajah nya. Sudah beberapa hari ini. Kakak pertama tidak mengganggunya sama sekali. Hidup nya kembali tenang dan damai. Sepertinya persyaratan yang ia ajukan telah berhasil menjauh kan dirinya dari cengraman pria itu. Tak pernah habis taka memuji kepintaran diri sendiri.
Sambil tersenyum riang taka membuka pintu lemari nya untuk mengambil sekaleng minuman. Namun apa yang ia lihat. Membuat senyum lebar di wajah nya menjadi luntur. Ia ingat isi kulkas nya telah hampir kosong. Hanya tersisa beberapa botol air putih kemasan. Taka belum sempat pergi berbelanja untuk menambah stock makanan untuk mengisi kulkas baru nya itu. Namun sekarang kulkas nya telah terisi penuh dengan berbagai sayuran dan buah-buahan yang biasa taka makan sehari-hari. Seseorang telah melakukan nya, namun siapa....????
Taka menutup pintu kulkas tanpa menyentuh isi nya, dan ia baru menyadari sebuah kartu menempel pada bagian bawah depan pintu kulkas dengan sebuah tempelan magnet berbentuk buket bunga mawar merah yang terbuat dari kramik. Taka mengambil kartu itu dan membukanya, dan membaca nya.
Merindukan mu.
Tertulis dengan tulisan tangan yang sangat indah dan rapih, dan taka tahu siapa yang mengirim kartu itu. Dan yang ia lakukan saat ini adalah...merobek-robek kartu itu hingga ke ukuran yang paling kecil, membuang nya ke dalam keranjang sampah terdekat. Lalu ia membuka pintu kulkas mengambil sebutir apel dari salah satu kolesi aneka buah yang ada di dalam kulkas sebelum mengigitnya, sambil menutup pintu kulkas.
