Tubuh keras pria itu menepel pada tubuhnya, dalam artian romantis. Tangan nya melingkar keras di lehernya dalam artian...ingin membunuh nya. vayk menatap tajam pada pria berseragam hitam itu, jika saja ryu masih bersemayam dalam tubuhnya pria berseragam hitam itu sangat yakin saat ini ia telah mati terpanggang oleh tatapan penuh ke murkaan itu. satu hal yang di sesali pria itu saat ini... tidak meloncat keluar secepat mungkin saat pintu lift terbuka tadi, untuk menyelamat kan diri nya dari situasi yang mengukungnya saat ini.
" siapa anak itu.' bisik murka nayk di antara desis gigi nya. kedua matanya memerah menunjukan kemurkaan yang mutlak.
" l....rin...nama...nya...rin." ucap pria berpaian hitam di antara tarikan nafas. Vayk mencekik lehernya dengan sangat keras, cengraman tangan kokoh itu sengaja ingin menghancurkan batang leher. Pria berseragam hitam itu kesulitan untuk bernafas karnan nya.
" anak itu.... apa hubungan nya dengan.....pria sialan itu." vaky masih berdesis murka.
" di...dia....dia..." lidah pria itu kelu... pikiran bercamuk.
Satu sisi sudah menjadi tugas nya dan sumpah nya untuk melindungi korban ryu, sumah setia yang ia berikan kepada pasukan nya. jika ia memberitahukan kepada pria bertubuh besar yang tengah mencekik nya ini tentang siapa anak itu, maka ia telah melanggar sumpah dan janji nya. dan jika ia tidak mengatakan apapun ia yakin nyawa nya dalam bahaya. Kata yang akan keluar dari mulutnya saat ini menentukan dirinya akan masuk neraka atau tidak...
Satu pukulan keras mendarat di wajah pria berseragam hitam, membuat darah mengalir di hidung pria itu. vayk murka dengan ke diaman pria itu. ia ingin jawaban, tapi pria itu tidak memberikan nya. oleh karna itu ia akan mencari jawabanya sendiri. Tapi sebelum nya ia harus melumpuhkan pria berseragam hitam itu . pria itu terhuyung dan tak sadarkan diri. Pukulan keras yang di lancarkan vayk secara tiba-tiba itu. tidak hanya membuat hidung pria itu berdarah tapi juga, karna ke tidak siapan akan datang nya serangan tiba-tiba kepalanya terbentur cukup keras pada dinding lift di belakang nya.dan pria itu pun tak sadarkan diri.
Vayk segera menekan tombol lift lantai berikut nya. dan lift pun terhanti. Saat pintu lift terbuka vayk segera melesat keluar dan menunju tangga darurat , ia menaiki tangga itu untuk menuju lantai di mana ia tadi berpapasan dengan taka.
Lantai itu, merupakan salah stu lantai hotel dari lima lantai hotel teratas yang telah di sewa khusus oleh keluarga ryu. Saat vayk tiba di lantai itu, hanya kesunyian yang menyambutnya. karna lantai itu hanya di peruntukan untuk pria-pria berseragam hitam yang bertugas pada saat ini. Dan mereka tengah berada di sekitar gedung untuk melakukan tugas mereka.
Vayk berdiri di depan lift tempat tadi ia bertemu dengan bocah yang memanggila taka dengan sebutan ayah.. ia menoleh kiri dan kanan memperkirakan di mana kamar mereka berada. Vaky menuju ke sebelah kiri lorong lift ia melangkah perlahan sambil memasang telinga nya sebaik mungkin. Sementara otak nya memikirkan sesuatu yang lain...memikirkan tentang usia sang bocah tentang kemungkinan keberadaan bocah itu dalam kehidupan nya. dan kemungkinan lain yang mengatakan bocah itu tak lebih dari anak angkat taka.
Sebuah tawa anak kecil terdengar sama dari balik pintu kamar yang ia lalui. Vayk menghentikan langkah nya dan melangkah mundur satu langkah. Berdiri tegak di hadapan di depan sebuah pintu kamar yang berlogo VIP itu. tangan nya terulur dan menekan gagang pintu perlahan.
Pintu tidak terkunci. Nampak nya penghuni kamar menganggap tidak perlu melakukan itu karna di lantai ini hanya di isi oleh diri nya. vayk membuka pintu. Dan mendapatkan taka tengah bergurau dengan mengelitik bocah yang memanggilnya ayah yang saat ini berada di atas pangkuan nya.
Ekspresi wajah nya nampak riang tanpa beban seakan pertemuan sekilas mereka tadi tidak membawa dampak berarti bagi dirinya.
Senyum pria itu menghilang saat melihat vayk berdiri di depan pintu kamar nya. sinar mata penuh kengerian seakan vayk adlah dewa maut yang muncul di depan pintu rumah nya.
