satu buah bom asap yang dapat mengaktifkan alarm detektor kebakaran. satu pisau kecil yang terpasang tersembunyi di betis nya hosler berisi senjata tersimpan di belakang punggungnya. dengan begitu persiapanya telah selesai. taka memilih pakaian yang cukup resmi, karna orang yang akan ia temui saat ini merupakan orang penting. baik di mata keluarga ryu atau pun di mata umum.
terlebih tempat yang di tujunya saat ini adalah sebuah tempat termewah yang ada di tepi pantai di sebelah timur ibu kota. sebuah bangunan resort hotel dengan sistem pengamanan yang terbaik. karena nya banyak orang-orang penting atau orang-orang ternama yang menjadikan hotel itu menjadi pilihan nomor satu dalam list hotel terbaik mereka.
kedatangan taka di sabut hangat oleh pelayan di sana. dan dia pun langsung di antarkan kesebuah ruangan pribadi yang cukup luas di resto itu.sekarang ia duduk seorang diri di ruangan yang luas itu, menikmati kegelapan malam yang tersuguhkan di balik dinding kaca yang membatasi dirinya dengan udara malam di luar sana. dengan di temani segelas kopi susu pesananya.
menunggu di ruang terbaik sekelas VIP, bukan hal baru untuk taka, meski ia hanya seorang pasukan penjaga khusus kelas pemula. terkadang dia dan rekan lainya masih mendapatkan tugas untuk menjaga seorang selebritis atau perdana mentri dari negara lain yang terkadang datang berkunjung ke kota ini.
namun kegelisahan akan siapa yang nanti ia temuilah yang membuatnya tak bisa tenang, dan berkali-kali menarik napas cemas, layaknya nara pidana yang tengah menunggu keputusan hakim. berkali-kali pula ia menoleh ke arah tas kertasnya,yang tergeletak di kursi sebelahnya, tas itu berisi pakaian sepatu dan celana dalam terbaru, terbaik yang dapat ia beli.
suara pintu terbuka, membuat taka reflek berdiri dari kursinya. ia melakukan itu di luar kesadaranya karna tubuhnya telah terbiasa melakukan itu saat ia menghadapi atasan atau senior yang pangkatnya lebih tinggi darinya. seorang pria muncul dengan pakaian...entah, taka harus berkata apa. pakaian itu sekan-akan di buat khusus untuk membalut tubuh tegap dan tinggi itu, membuat nilai tambah pesona kakak pertama yang rupawan.
well, taka juga ryu. jadi kutukan wajah rupawan juga ada padanya, hanya saja kakak pertama jauuuh lebih rupawan dan lebih sempurna darinya, baik wajah, fisik, dan kekayaanya.
''akhirnya kau datang juga.'' ucapnya tersenyum senang. seorang pelayan membantu kakak pertama melepaskan jas nya dan meletakanya dengan hati-hati di sandaran sofa terdekat, lalu ia membungkuk sesaat sebelum pergi meninggalkan ruangan itu.
" selamat malam, kakak pertama." taka membungkukan tubuhnya sedikit sebagai tanda menghormati.
saat ia menegakan tubuhnya kakak pertama telah berada tepat di hadapanya. dalam sekali sentak taka sudah berada di dalam pelukan erat tubuh yang jauh lebih kekar darinya. vay memeluk tubuh taka dengan erat seakan takut kehilangan tubuh itu.
"aku merindukan mu." bisiknya di telinga taka. lalu mendaratkan ciuman di pipi taka. namun pelukan itu segela terlepas, karena taka berhasil dengan gerakan tiba-tiba membebaskan dirinya dari dalam pelukan vay.
"kau marah?." tanya vay tersenyum senang..." aku paham kalau kau marah, maafkan aku... pekerjaan membuat ku tak bisa segera menghubungi mu"
" bukan begitu..ini hanya kesalah pahaman." ucap taka berusaha membuat jarak lebih antara mereka, ia mengalihkan pandangannya ke arah tas kertasnya, tak ingin memandang tubuh tegap di hadapanya yang membuatnya iri. ia meraih tas kertas itu dan menyodorkan nya ke hadapan vay.
'' maaf, saya meminjam pakaian anda saat itu...saya mengembalikanya. dan..."
" ambilah, pakaian itu untuk mu." ucap vay sambil menuju sebuah sofa, dan duduk dengan santai bersikap ruangan ini adalah miliknya...yah,memang ruangan dan hotel ini memangmiliknya. wajar kalau dia bertingkah seperti itu. taka tak menyalahkanya.