Ryu gelisah...
Ya, ryu di dalam tubuh nya sedang gelisah, dan vayk dapat merasakan itu. Sejak ia mendapatkan telpon dari salah satu cabang perusahaan nya dan mengharuskan dirinya terbang ke sana untuk mengurus kekacauan yang tengah terjadi pagi besok. Gelobang kegelisahn itu menerpanya. Tidak seperti biasa, ryu menolak meninggalkan kota ini untuk melakukan perjalanan bisnis. Kegelisanan yang sangat kuat hingga cukup untuk menimbulkan rasa cemas dan ketakutan akan kehilangan sesuatu.
" sebenar nya apa yang terjadi dengan mu, tidak biasanya kau gelisah seperti ini.'' Tanya vayk pada pantulan dirinya yang ada di dalam cermin. Seraut wajah yang tengah mengerang di atas pembaringan, muncul dalam benak vayk dengan sangat jelas. Menunjukan apa yang ryu inginkan dari nya. Vayk mendengus kesal. Ryu menunjukan dengan sangat jelas, apa yang membuat nya gelisah. Bahkan gambaran pria itu mengerang membuat bagian tubuh vayk di bawah sana mengeras.
" kau tak mungkin bisa selama nya dengan pria itu."
Gelombang panas kemarahan menerpa vayk. Ryu nya marah. Kemarahan yang tidak biasa. Kemarahan yang membuat tubuh vayk menjadi sakit.
" bukan itu maksud ku." Bantah vayk yang mengerti kenapa ryu nya marah. Karna mahluk itu tersinggung menanggab vayk telah meremehkan pilihan nya.
" dia pseorang pasukan pengawal khusus, jika tiba-tiba akrab dengan nya , maka akan mengusik kesiagaan keluarga RAI...mereka tak akan membiarkan tinggal diam seperti yang mereka lakukan pada mainan ryu yang lain.''
Ucapan vayk di respon dengan cepat, secepat rasa sakit menjalar di tubuh vayk., vayk menghela napas karna ryu setuju dengan ucapan nya. Ujung bibir vayk membentuuk senyum menghina yang samar.
Ryu yang di puja dan di takuti oleh seluruh keluarga besar ryu. Ternyata masih bisa gemetar ketakutan jika berurusan dengan salah satu dari lima keluarga ryu tertua yang memiliki sejarah keluarga lebih panjang di antara ke empat keluarga lain nya itu. Bahkan aron ryu rai yang menemui mereka beberapa jam yang lalu yang usia nya masih terbilang muda sanggub membuat tubuh nya masih gemetar hingga saat ini. Karna dia berasala dari keluarga itu.
Sangat menjengkel kan, mengingat pria itu juga telah di calon kan sebagai kepala pasukan pengaman nan korban ryu, yang telah di pilih dan di setujui oleh keluarga raidan para tetua.
Di pilih langsung oleng sang ayah yang merupakan kepala pasukan saat ini. Tentu saja setelah pria itu menyelesaikan ujian terpenting dan wajib di lalui nya bersama ke empat pria yang datang dari keluarga dengan marga yang sama dengan nya.
Vayk masih ingat betul saat ia dan ketiga kakak lain nya di tempatkan sebagai alat yang mengukur seberapa pantas calon ketua yang mereka pilih secara langsung. Lima pemuda pilihan yang telah lulus seleksi dan test yang sangat berat masuk bergiliran di hadapan mereka. Mereka dinilai melalui berapa besar rasa takut yang di dampak kan oleh kehadiran mereka. Di hadapan para kakak.
Tentu saja para tetua dan kepala pasukan khusus saat itu sendiri yang akan menilai mereka dari ruangan terpisah yang di batasi dengan cermin dua arah. Mereka bersembunyi di sana, mengamati setiap reaksi yang timbul. Menilai dengan seksama, sambil menghilangkan hawa ke beradaan mereka di sana. Namun vayk tahu mereka ada di sana.
Ke empat kakak di kumpulkan dalam sebuah ruangan tertutup dengan tempat duduk yang sangat nyaman. Saat seorang pria muda dengan kriteria keluarga ryu melangkah masuk. Pria itu berdiri tegap dan menyapa mereka lalu memandang mereka satu persatu sebelum akhirnya meninggalkan ruangan itu.
Para ryu muda tertawa.bahkan ryu kecil yang belum tahu apapun turut tertawa geli saat pria itu menghilang di balik pintu. Bahkan para ryu muda menghina mereka....ke empat pria yang datang dan menyapa mereka. ...dengan meniru gaya mereka berbicara dan bergerak, saat pria –pria itu berada di hadapan mereka. Tingkah para ryu muda sangat lucu hingga dapat membuat vayk turut larut dalam kesenangan kecil mereka.