Maaf ya guys, jadi misal di tempat kalian tulisannya acak2an, kalian hapus dulu dari library baru di masukin kembali, sesai deh^^
Atau misal partnya acak2an di refresh di library kalian ya,
Haduh pusing saya😂
____________________
Adara Fradella POV.
Disinilah aku sekarang. Tempat yang diberi nama UKS. Ya, aku menerima untuk mengobati lukanya akibat perkelahian tadi. Dan apa kalian tau, aku begitu shock saat melihat perkelahian itu tepat di depan mataku, lagi.
Dan aku disini, karna permintaan Agam. Ya, Reymon Agam, teman sekelasku. Orang yang pernah aku sukai disaat kelas X, mungkin hingga sekarang? I don't know.
Dan saat ini aku mencoba untuk melupakannya. Karna sejujurnya sampai detik ini, perasaan ini masih sama. Tapi aku mencoba untuk menyangkalnya, aku juga tau perasaan ini salah, karna aku telah menyukai kekasih orang.
Aku tersenyum lirih saat menyebutkan dia kekasih orang, milik orang. Bolehkah aku berharap agar aku bisa menggantikan posisi menjadi kekasihnya saat ini?
Aku tau ini gila. Tapi, kenapa ia selalu melakukanku seperti ini? Layaknya ia juga menyukaiku dan membuatku berharap. Apa aku salah?
Aku menggelengkan kepalaku kuat untuk mengusir pikiranku tentangnya, karna itu akan membuat hati ini akan terasa semakin nyeri.
Tapi kenapa otak ini tak mau berhenti untuk memikirnya?
Aku mengetuk kepalaku.
"Hei! Del? Kok lu ngetuk kepala lu sendiri?" Tanya Agam kepadaku ia memegang pergelangan tanganku.
Aku tersadar. Apa yang aku lakukan barusan? Lagi, aku menggelengkan kepalaku kuat.
"Kenapa sekarang lu geleng-geleng? Del, nggak kerasukan kan lu?"
Aku mengerjabkan mataku, dan melihat ke arah tangan Agam yang memegang pergelangan tanganku.
Agam menunjukkan wajah polosnya dan bertanya tanpa melepaskan tangannya "kenapa?"
"Tangan lu Gam, lepas. Mau diobatin nggak?" Tanyaku mencoba untuk setenang mungkin.
Kau tau? Aku cukup berbakat saat menguasai wajah datarku.
"Iya-iya" finalnya dan melepaskan.
Akupun mulai menuangkan sedikit alkohol ke kapas dan mulai mengobati ke arah pelipis Agam.
Agam diam, seperti tak merasakan nyeri sedikitpun.
Akupun penasaran seperti apa ekspresinya. Ku tolehkan wajahku ke wajahnya.
Oh shit!
Aku menyesal menoleh, karna ternyata di saat aku menoleh jarak wajahku dan wajahnya hanyalah berjarak satu jengkal tanganku. Dan juga itu tidak bagus untuk jantungku karna ternyata ia sedang memperhatikanku dengan tatapan intens- nya, aku tenggelam saat menatap mata hazel itu, begitu menghipnotis.
Seperti tertampar, aku membuang muka dan kembali melanjutkan untuk mengobatinya. Terakhir aku menempelkan hansaplast di jidatnya yang tergores.
Aku mundur.
"Dah. Gue balik dulu." Ucapku, agar cepat berpisah denganya, jika tidak, runtuhlah sudah pertahanan yang ku buat selama ini.
Aku berjalan tapi tak lama tanganku dicekal olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk And Cheese?
Teen Fiction#253 in TeenFiction 03-08-17 Ketika aku yakin bahwa semua ini hanyalah sebuah pilihan, maka aku takkan pernah ingin memilih dimana aku salah meletakkan hati. Layaknya kau memilih antara keju dan susu. Kau lebih suka keju atau susu? Menurutku, jika...