16. Deg Deg Deg

3.1K 162 8
                                    

Terkadang seseorang lebih memilih tersenyum hanya karena tidak mau menjelaskan kenapa dia bersedih.

______________________________________

Adel terdiam di pojokan saat pelajaran Ekonomi sedang berlangsung, ia sengaja bertukar tempat duduk sementara dengan Syahm yang duduk di belakang, otomatis ia duduk dengan Teguh, si tukang tidur. Untungnya Syahm mau bertukar duduk sementara dengannya, syukurlah.

Adel sedari tadi tidak mendengarkan apa yang sedang dijelaskan guru Ekonomi tersebut, ia sedari tadi hanya terus memandangi punggung seseorang dengan tatapan sendunya.

Dan ini masanya, aku menjauh dari kamu, menyimpan semua rasa ini, menyembunyikan rasa ini, hanya sendiri.

Aku hanya ingin berusaha untuk melupakanmu.

Berusaha untuk menghilangkan semua yang kamu lakukan terhadapku.

Menghilangkan semua kenangan disaat kita pernah tertawa bersama.

Menghilangkan semua tentang kamu di pikiranku.

Dan aku sudah ikhlas.

Melihatmu bersama dia.

Melihatmu bahagia bersama dia.

Dan biarkan aku memperbaiki diri.

Untuk masa depanku, agar lebih baik lagi.

Dan ini puncakku, dimana aku sudah lelah dengan memendam perasaan ini.

Selamat tinggal Agam.

Aku harap, kau akan selalu bahagia dengan gadis pilihanmu.

Aku mundur, tanpa perjuangan.

"Hidup memang seperti ini Del,"

Adel terlonjak kaget saat mendengarkan seseorang berbicara terhadapnya dengan tiba-tiba. Ia menoleh. Apakah Teguh sedang berbicara kepadanya?

"Ada yang bahagia, ada yang tidak bahagia. Ada yang susah ada yang tidak. Ada yang cintanya terbalaskan dan ada juga yang bertepuk sebelah tangan, namanya juga hidup."

Adel mengerutkan keningnya.

"Dan gue termasuk orang yang tidak bahagia dan susah, mungkin juga semuanya," Adel menatap wajah Teguh dengan bingung "lu tau kenapa gue kek gini?"

Adel menggeleng.

"Gue orang yang susah Del, hidup susah, dan gak bahagia karna orangtua gue pisah, dan ibu gue berubah setelah menikah lagi. Gue tidur di sekolah mulu karna gue kerja. Gue kerja dari pulang sekolah sampe larut malam, mau tau gue kerja apa?" Tanpa sadar Adel menggeleng lagi "gue kerja jadi penjaga warnet Del," Teguh tersenyum kecut "makanya di sekolah gue sering ngantuk. Gue sering bolos. Kadang mama gue sering maki gue, lu salah satu orang yang lebih beruntung dari beberapa orang termasuk gue." Adel hanya terdiam ia terus berpikir apa maksud dari cerita Teguh saat ini. Ada rasa kasihan juga tentunya.

"Gini ya, kenapa lo lebih beruntung dari gue? Karna lo gak pernah dicaci- maki sama orang yang udah ngelahirin lo," Teguh menarik nafasnya, matanya menerawang, mengingat kejadian disaat Mamanya memakinya, "rasanya lebih sakit dari apapun Del, dan lo? Lo sakit cuma karna cowok itu?" Teguh menggeleng-gelengkan kepalanya dengan senyum meremehkan. Ya namanya Teguh, nama lengkapnya Teguh Akcaya

"Maksudnya?"

Teguh menatap ke arah punggung seseorang yang sedari tadi dilihat oleh Adel. Teguh tersenyum miring, "Maksudnya?" Adel mengangguk "pergi, hilang, dan mencoba lupakan."

Milk And Cheese?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang