Ada 'fake face' disetiap 'fake friend'. Dan ada 'fake smile' disetiap kerapuhan.
______________________________________
Adel tengah asik memainkan handphone-nya. Hingga tiba-tiba seseorang bernyanyi cukup kencang di dalam kelas membuatnya menoleh memperhatikan siapa yang sedang bernyanyi tersebut.
"Oh mengapa tak bisa dirimu yang mencintaiku tulus dan apa adanya, aku memang bukan manusia sempurna tapi ku layak dicinta karna ketulusan!" Adel menoleh ternyata Agam yang sedang bernyanyi di dalam kelas dengan kerasnya.
Saat Adel tengah menikmati ciptaan Tuhan itu, Agam menghampirinya dan menggenggam kedua tangannya, Adel terkejut. Tapi ia tak melepaskannya. Otaknya menyuruh untuk melepaskan tapi hati menyuruh malah sebaliknya. Dan yang menang kini otaknya. Ia mencoba untuk melepaskan tapi tangan Agam terlalu menggenggam tangannya erat. Ia hanya pasrah membiarkan Agam menggenggamnya.
Adel tak mendengar apa yang dinyanyikan Agam di hadapannya, semua sarafnya seakan-akan tak berfungsi seketika karna tatapannya itu yang tepat menatap ke matanya.
Jantungnya pun semakin berdegup kencang, darahnya berdesir hebat, nafasnya tercekat, bahkan otaknya menjadi bekerja dengan lambat karna terlalu fokus dengan apa yang ada di hadapannya. Itulah yang ia rasakan setiap ia berdekatan dengan pria di depannya itu.
Hingga tiba-tiba tangannya ditarik oleh Syahm yang langsung membawanya pergi. Adel lagi-lagi hanya pasrah tangannya ditarik oleh Syahm yang entah kemana. Bahkan Adel terus menunduk, mengatur detak jantungnya dan deru napasnya saat kejadian tadi.
Dan ternyata Syahm membawanya ke taman belakang, mendudukannya di salah satu kursi yang kosong.
Adel mendongak, ia terus termenung. Dan kesunyian menghiasi mereka. Tak ada satupun yang membuka suara.
"Gue kesel deket-deket sama lo." Ujar Adel dengan ketus.
Syahm mengangkat kedua alisnya bingung, "kenapa?"
"Iya, gue kesel sama lo! Entah kenapa disaat gue sama lo, gue gak bisa nutupin apa yang harus gue tutupin!" Adel berdecak kesal dengan ekspresi wajah yang begitu kesal dan malu, "padahal kita baru temenan."
Syahm tersenyum kecil, ia mengacak-acak kepala Adel tanpa menjawab omelan Adel barusan kepadanya.
Adel menepis tangan Syahm dan menghela napasnya.
Tiba-tiba saja Adel terdiam dengan memandang rumput-rumput hijau yang bergoyang akibat angin alam. Syahm yang melihat itu menjadi bingung.
"Kenapa?"
"..."
Syahm memiringkan kepalanya agar dapat melihat wajah Adel dengan sempurna, "hey? Kenapa?" Ucapnya dengan menyentuh lengan Adel pelan.
Adel menyenderkan punggungnya dan menatap langit yang mulai menggelap, "Keknya gue gak bisa, sulit banget Syahm," tanpa sadar ia menitikan air matanya. "sial maen keluar-keluar aja." Adel menghapus air matanya kasar diselingi tertawa sumbang.
Syahm memegang bahu Adel, ia menatap wajah Adel, tanpa berbicara apa-apa, hanya menatap wajahnya dalam diam.
"Sakit tau gak sih Syahm. Waktu itu dia bilang sayang banget sama pacarnya di depan gue. Gue gak ngerti banget, dia maunya apasih? Apa ini kesalahan gue karna sayang sama dia? Atau dia emang jadiin gue mainan dia? Tempat disaat dia bosan sama pacarnya?" Adel tersenyum kecut. Bahkan sekarang hatinya begitu nyeri, seakan-akan tertusuk duri tajam, "gue gatau kenapa gue mau-maunya cerita sama lo lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk And Cheese?
Novela Juvenil#253 in TeenFiction 03-08-17 Ketika aku yakin bahwa semua ini hanyalah sebuah pilihan, maka aku takkan pernah ingin memilih dimana aku salah meletakkan hati. Layaknya kau memilih antara keju dan susu. Kau lebih suka keju atau susu? Menurutku, jika...