18. Sial

2.9K 153 12
                                    


Sebenarnya aku tidak bermaksud menghindarimu. Aku hanya berusaha menghindari perasaanku sendiri dengan menghindarimu -Ilana Tan, Sunshine Becomes You

______________________________________

“Kenapa lu coba jauhin gue?” Adel langsung terdiam, tanpa sadar ia menggigit daging bagian dalam pipinya.

Adel berdehem mencoba menetralkan keterkejutannya “siapa yang jauhin lo?”

“Lo lah.”

“Yekali Gam, emang buat apa gue jauhin lo?” skakmat! Agam terdiam. Good job Del.

Agam menyipitkan matanya menatap mata Adel dalam, mencari-cari kebohongan disana.

Adel menghembuskan nafasnya, ia harus cepat mengalihkan pembicaraan ini “mana cewek lo?”

“Udah pulang,” Adel mengangguk. Dan percakapan terhenti disitu. Adel berdoa agar moment seperti ini cepat berakhir. Dan dewi fortuna sedang berpihak kepadanya kali ini.

“Del makan dulu,” Syahm menghampirinya, “tadi adek lo keluar beliin ini.”

Hufft thanks God.

***

Adel sudah kembali ke rumah dan melakukan kegiatan seperti biasa, hanya saja ia tidak lagi latihan dance saat pulang sekolah seperti dulu, karna ia sudah berhenti dan pelatihnya mengerti dengan alasannya.

Kemarin ternyata sekolahnya mendapatkan juara kedua. Walaupun sedikit kecewa tapi tak apa, yang penting sekolahnya masih mendapatkan juara tingkat SMA.

Dan satu minggu lagi UKK atau Ujian Kenaikan Kelas akan segera dilaksanakan.

Bukannya guru memberikan kelegaan pada muridnya untuk refreshing malah memberikan setumpuk tugas dengan banyaknya.

Adel mengetuk-ngetuk keningnya malas dengan pen bermotif minion tersebut.

Sekarang ia sedang duduk malas di depan ruangan tv rumahnya, mengerjakan setumpuk tugas sejarah, ekonomi dan bahasa indonesia.

Laptop, kertas folio, dan segala jenisnya berhamburan kemana-mana. Rey yang sedang membawa semangkuk mie soto terbengong dan terdiam di tempat melihat itu. Bahkan tempat untuk menyimpan semangkok di atas meja saja tak ada, seluruhnya disita oleh peralatan-peralatan Adel.

"Astagaa." Rey duduk di salah satu sofa dengan tangan yang memegang mangkoknya. Ia menyeruput mie soto buatannya sebentar. Setelah setengah mie tersebut masuk ke dalam perutnya Rey langsung memperhatikan Adel.

"Sibuk banget dek?" Adel tak menjawab ia hanya terus menulis, menulis dan menulis saja "njir abang dikacangin."

Adel mengangkat kepalanya, menatap wajah Rey dengan malas "apa?"

"Ngerjain apaan?"

"Ck, nggak liat ini ngerjain apaan?"

"Tugas,"

Adel mendengus, ia tak menjawab, ia hanya kembali melanjutkan menulis.

"Kapan ngumpulin dek? Itu berapa mata pelajaran?"

Adel berdecak "ya ampun bang diem kek! Gak bakal selese ini nanti aelah."

"Pms ya?" Adel mendelik ke arah Rey ia menatap Rey tajam "fix lu lagi pms."

Adel memutar kedua bola matanya malas, terkadang mempunyai saudara yang tidak bisa diam seperti Rey seperti ini resikonya.

Drtt.. drtt.. drttt..

Milk And Cheese?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang