Adel terduduk lesu di samping ranjang rumah sakit dimana Cio tengah berbaring lemah tak sadarkan diri.
Ini sudah hari ke dua Cio masih saja belum membuka matanya membuat keluarganya terus berdoa pada sang Pencipta agar segera memberi kesadaran terhadap adik bungsunya tersebut.
Adel menelungkupkan wajah di kedua lipatan tangannya.
Keadaan Cio sangatlah membuatnya khawatir dengan perban dimana-mana yang melilit di tubuh adiknya itu. Tetapi tidak dengan wajahnya, satu goresan di wajahnya-pun tidak ada sama sekali membuat Adel sedikit mendesah lega dan bertanya-tanya kenapa bisa seperti itu.
Dari jam pulang sekolah hingga sekarang Adel masih mengenakan seragam sekolahnya, bahkan ia sama sekali tidak mau beranjak dari sisi adiknya itu terkecuali ia ingin ke toilet.
Makan saja ia tak mau, karna nafsu makannya hilang begitu saja semenjak melihat adik kakunya itu tengah terbaring lemah di rumah sakit.
Ayahnya yang tahu saat baru saja tiba di rumah pada waktu itu, membuatnya langsung menuju ke rumah sakit tanpa memikirkan kelelahan yang melandanya sehabis bekerja dari luar pulau.
Dan sekarang orangtua-nya berada di rumahnya untuk mengambil beberapa baju ganti Cio dan Adel, karna Adel mulai berkeinginan untuk tidur di rumah sakit untuk menemani adik dinginnya itu hingga sadar.
"Dek makan dulu yuk, kamu belum makan," ucap Rey lembut kepada adiknya.
Adel mengangkat kepalanya, ia menoleh, menggeleng lemah "gak nafsu bang."
"Dikit aja Del." Paksa Rey masih dengan nada pelan dan penuh kesabaran "jangan sampai kamu juga ikutan sakit."
Adel menunduk.
"Kamu juga harus mandi, ganti seragamnya itu nanti pas Mama sama Ayah datang, ini udah malam juga."
Adel mendesah berat "iya."
"Kita makan ke kantin rumah sakit aja ya."
Adel mengerutkan keningnya "terus yang jagain Cio siapa?"
Rey tersenyum "ad--- nah tuh yang jagain."
Adel melihat ke arah ambang pintu yang di tunjuk Rey, terlihat lima pemuda masuk ke dalam ruangan tersebut.
Ada Dipto, ada teman band Cio 3 orang itu, siapa lagi namanya? Ada Agam, dan.... Syahm. Batin Adel bagaikan tengah mengabsen siswa di kelas.
Adel mengalihkan tatapannya langsung ke arah Rey "yaudah yuk bang."
Rey mengangguk "Weh jagain adek gue dulu ya, gue mau urus anak manja ini dulu."
Adel yang mendengar itu membulatkan matanya sempurna, ia bangkit dan meninju bahu Rey kuat setelah itu ia berlalu begitu saja meninggalkan ruangan tersebut.
Rey yang melihat tingkah adiknya itu, hanya bisa tertawa renyah.
Adel mengangkat bahunya acuh, ia terus saja berjalan menuju ke arah kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk And Cheese?
Teen Fiction#253 in TeenFiction 03-08-17 Ketika aku yakin bahwa semua ini hanyalah sebuah pilihan, maka aku takkan pernah ingin memilih dimana aku salah meletakkan hati. Layaknya kau memilih antara keju dan susu. Kau lebih suka keju atau susu? Menurutku, jika...