3 hari lagi lomba dance antar SMA akan segera dimulai. Dan itu sangat membuat Adel sibuk menekuni latihan dance-nya, hingga ia lupa untuk mengisi perutnya. Bahkan keluarganya sudah memperingatinya.
Dan sekarang Adel sedang duduk, tetapi tangannya terus bergerak. Headset melekat di kedua kupingnya, memutar lagu dance yang akan ia dan team- nya tampilkan nanti.
Adel terus bergerak hingga membuat teman sebangkunya-Elen- pusing saat melihatnya. Dan bagusnya lagi sekarang jam kosong.
"Adel udah kek, pusing gue liat lo." keluh Elen yang sudah sangat pusing melihat tingkah Adel.
Adel tak menoleh ia terus bergerak sesekali mulutnya berkomat-kamit mengikuti lirik lagu.
Elen yang merasa dicuekkan-pun, jengkel. Ia berdiri dan berlalu pergi entah kemana.
Bahkan disaat Elen pergi, Adel tak menyadarinya.
Hingga pergerakan Adel terhenti saat ada yang menutupi matanya. Adel mencoba merasakan tangan siapa yang berani mencoba menutupi matanya.
Tangannya... Hm..., batinnya.
Adel sangat mengetahui tangan siapa yang sekarang sedang menutupi matanya.
"AGAM LEPASS!" Pekik Adel.
Adel mencoba untuk melepaskan dengan menarik-narik tangan Agam dari matanya.
Tak lama akhirnya pun dilepaskan dan ia memutar tubuhnya untuk melihat.
Saat ia menoleh, ia begitu terkejut sehingga menampar wajah Agam dengan spontan.
Ternyata wajah Agam sangat dekat dengan wajahnya.
Adel menekuk wajahnya kesal. Dan Agam tertawa bagaikan tanpa dosa dengan tidak melakukan apapun.
"Sialan lu!" Ucap Adel kesal.
Agam menarik hidung Adel "apa-apa, coba apa tadi? Lu bilang apa?"
Adel menepuk-nepuk tangan Agam di hidungnya "shaaa--khiittt!"
"Agam sakit!" Pekik Adel dan tangannya tak tinggal diam, ia menonjok perut Agam, hingga Agam melepaskan tangannya di hidung Adel.
"Sakit Ya Allah, kejam banget lu." ucapnya dengan menggosok-gosok perutnya yang sehabis Adel tinju dengan kepalan tangannya.
Adel mengangkat sebelah bibirnya acuh. Ia-pun kembali melanjutkan aktivitasnya tadi.
Saat ia ingin memasang headset-nya yang terlepas, pergerakannya ditahan dengan Agam merangkulnya hingga membuatnya berdiri.
"Udah jam istirahat, nggak usah latihan terus, yuk makan."
Adel menatap wajah Agam hingga matanya berkedip berkali-kali.
Ia dipaksa Agam berjalan dengan tetap merangkulnya hingga ia terpaksa menuruti kemauan laki-laki satu itu.
Ia melepaskan rangkulannya, tetapi malah menarik pergelangan tangan Adel.
"Gue mau makan sama teman gue aja Gam!"
"Ck. Banyak maunya, udah ikut aja."
Adel menekuk wajahnya, kenapa ia selalu sulit untuk mencoba pergi dari cowok di depannya ini.
Hingga akhirnya mereka pun tiba di kantin.
Ya seperti biasanya, kantin mana disaat jam istirahat tidak ramai?
Saat memasuki area kantin Adel melihat teman-temannya disana, di tempat biasa, "gue mau nyamperin temen gue!"
Agam menoleh, ia tak menjawab dan terus menariknya hingga ke tempat teman-teman Adel berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk And Cheese?
Teen Fiction#253 in TeenFiction 03-08-17 Ketika aku yakin bahwa semua ini hanyalah sebuah pilihan, maka aku takkan pernah ingin memilih dimana aku salah meletakkan hati. Layaknya kau memilih antara keju dan susu. Kau lebih suka keju atau susu? Menurutku, jika...