12. Singing before I fell asleep

3.1K 211 49
                                    

Sesuatu yang kita cintai tak selalu menjadi milik kita, tapi jika itu milik kita dia akan kembali pada waktu dan saat yang tepat.

______________________________________

Adel duduk di kursi dengan gelisah. Entah kenapa tiba-tiba dadanya terasa sesak. Ia menunduk dan menekan dadanya, berharap dengan cara seperti itu rasa sesaknya akan segera hilang.

Dan itu hanyalah sia-sia ia terus merasakan sesak di bagian dadanya. Adel mencoba untuk mengatur deru nafasnya agar kembali normal. Tapi tetap saja sia-sia, rasa sesak itu masih ada.

Kenapa tiba-tiba gini...

Adel menangis saat menelungkupkan wajahnya. Karna sudah tidak sanggup menahan rasa sesaknya.

Elen yang duduk di sebelahnya menyadari gelagat aneh Adel.

"Del? Del.." Elen mengguncang-guncang tubuh Adel cukup kuat.

Adel menoleh dengan susah payah, air matanya bercucuran dengan bebasnya, tangannya masih memegang dadanya "Lhenn.... gu...ee.. sh..sheekk.." ucapnya terbata.

"Del? Lu sesek? Astaga," Elen mulai panik "lu masih kuat?" Adel menggeleng "ke UKS aja ya?" Adel mengangguk pelan dengan semampunya.

Elen mencoba memapah Adel "Del? Masih kuat jalan?"

Adel menggeleng. Elen menggigit bibirnya bingung dengan mata yang melirik kesana-kesini mencari seseorang.

Hingga tiba-tiba Agam melintas dan berhenti tepat di depannya dengan air muka yang sulit diartikan.

"Adel kenapa Len?"

"Dia sesek nafas."

Adel memejamkan matanya dengan air mata yang masih berjatuhan dari pelupuk matanya.

"Bawa ke UKS Len!" Seru Agam.

"HEH BANGKE! Kalo gue udah biasa ngangkat nih anak orang udah gue bawa ke UKS kali anjir! Ngeselin banget lu!" Cerocos Elen dengan jengkel.

Tanpa diduga-duga setelah Elen berbicara seperti itu Agam menggendong Adel dengan ala bridal style dan mulai membawanya keluar dari kelas.

Para siswa-siwsi di dalam kelas hanya menatap mereka biasa saja karna mereka sudah tau kelakuan Agam.

Adel hanya pasrah. Ini sungguh semakin menyesakkan dadanya saat posisinya dan Agam sangat dekat seperti ini, disaat dia bisa mencium aroma tubuhnya dari dekat, merasakan dan mendengar suara detak jantung yang bagaikan musik pengantar tidur untuknya.

Untungnya lorong cukup sepi hanya beberapa murid saja yang nongkrong di luar kelas.

Dan tentu saja sebagian murid di luar kelas memperhatikan mereka yang sudah menjadi pusat perhatian.

Elen mengekori dari belakang. Karna tak mungkin ia membiarkan Agam dan Adel berada di dalam sana.

Adel sudah tak bisa berfikir apa-apa lagi, yang ia fikirkan hanyalah dadanya yang kenapa bisa tiba-tiba terasa sesak.

Saat memasuki UKS, penjaga UKS langsung siap siaga, "ini kenapa?"

"Sesak nafas kak," jawab Elen panik.

Milk And Cheese?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang