Beberapa bulan pun berlalu dari kejadian dalam mengungkapkan kejujuran itu.
Kini Adel menjalani hidup seperti biasa sebelum masalah-masalah itu menimpanya.
Hanya saja perbedaannya kini, tak ada lagi memendam perasaan sukanya terhadap orang yang dulu, tak ada pula nyanyian tiap malam, karna fajarnya belum juga terbit.
Dan, semakin jauh pula sahabatnya, Azzahra. Entahlah, dia pindah ke luar kota, menjalani hidupnya dan sampai hari ini ia tak tahu kemana tepatnya ia pindah.
Berteman di sosial media? Tentu saja masih.
Di grup? Tentu saja dia masih ada.
Hanya saja ia sangat jarang muncul dan nimbrung di grup tersebut.
Mungkin memang itulah pilihannya, Adel dan kedua sahabatnya tak bisa berbuat apa-apa.
Adel menatap dirinya di hadapan cermin.
Kemeja putih, rok hitam, kaos kaki bola bewarna biru, rambut yang diikat dengan jumlah sesuai tanggal lahirnya.
Ya kini ia sudah resmi menjadi mahasiswa di salah satu PTN di kotanya, beruntungnya ia bersama kedua temannya masuk ke dalam PTN yang sama hanya saja berbeda jurusan, memang itulah pilihan kita.
Dan tidak beruntungnya ialah ia masuk di PTN dimana abangnya masih di Universitas tersebut.
Mungkin itulah takdirnya yang terus saja menempel bersama abangnya bagaikan cicak dan dinding.
"Belum niat buat lulus apa." kesalnya di hadapan cermin.
Adel melirik ke arah balkon, menembus melihat ke arah kamar seberang, "lu masuk Univ mana?" ucapnya pelan hingga samar. Ada nada kesedihan disana.
Entahlah ia hanya saja masih berharap untuk melihatnya kembali walaupun sejenak, agar ia tau apakah dia baik-baik saja.
Adel menghela napasnya.
Hingga saat ini Syahm belum ada kabarnya sama sekali, hanya masalah ini yang masih tersisa dan belum terselesaikan di dirinya saat ini.
Padahal Adel sudah mengirimkan pesan berulang kali, dan tak ada balasan sedikitpun. Ditelpon pun tak pernah dijawab.
Adel menghela napasnya.
"OI DEK CEPETAN UDAH JAM BERAPA INI NTAR TELAT DI HUKUM SENIOR LOH! SENIOR KEJAM ASAL KAMU TAU!!" teriak Rey, Abangnya, dengan penuh menggelegar.
Adel berdecak kesal, "IYA! SABAR DONG!!" Teriak Adel balik.
Adel kembali menatap kamar seberang dengan sejenak, setelah itu ia mengambil jam tangannya, dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkannya.
Ternyata sudah jam 05:20 WIB.
Dan OSPEK di mulai pada pukul 06:00 WIB.
Dengan kekuatan penuh Adel pun berlari menuju ke lantai bawah.
Milk and cheese hanyalah sebuah umpama, dimana pesan yang tersirat sebenarnya ialah pilihan. Kau dapat memilih. Pilih salah satu atau keduanya. Jika terlalu asin dan menusuk, maka pergilah, jika rasa itu kau gabungkan dan membuatmu nyaman, pertahankanlah. Karna ini perasaanmu, bukan mereka.
Dan inilah pilihanku. Menunggu hingga ia kembali dan menjelaskan semuanya padaku, termasuk perasaan ini.
Adel memasang sepatunya dan ia melihat abangnya masih duduk dengan santai menonton gosip di tv.
"BANG!!! CEPAT KEK!!"
"lah kamu yang lama kok." ujarnya santai.
Dengan kesal Adel-pun mengambil bawaannya dan berjalan ke arah pintu dengan penuh kekesalan yang menguasai.
Pagi-pagi mood nya sudah tidak jelas.
"DEL ROTI KEJUNYA DIMAKAN DULU BUAT SARAPAN!!" teriak Mamanya mengingatkan dari dapur.
Dan pagi-pagi juga rumahnya sudah penuh dengan teriakan.
"SUSUNYA JUGA!!" teriak Mamanya lagi.
Maafkan kami tetangga.
Adel membuka pintu, namun ia tak melihat ke arah depan karna ia langsung mengambil roti di dalam tas nya untuk ia makan.
Saat sudah di tangannya, Adel pun membuka dan langsung menggigitnya.
Saat itulah ia terkejut.
Bahkan ia berulang kali mengedipkan matanya.
Roti yang sudah ia gigit dan berada di dalam mulutnya terkulum di dalam mulutnya, tak ia kunyah karna saking terkejutnya.
"hai?"
Akhirnya satu kata tersebut membuatnya tersadar, suara berat itu, suara yang sudah lumayan lama tak ia dengar.
Wajah yang sudah lama tak ia lihat, berdiri dengan tegapnya.
Adel tersenyum kecil.
Dia baik-baik saja.
Fajarku terbit kembali.
Milk and cheese ku kembali.
End
________________________
Akhirnya tamat. Iya tamat. Beneran tamat.
Akhirnya cerita ini dapat ku selesaikan juga dengan berbagai halangan yang menghadang😵😳
Maafkan segala ketypo an dan kegajelasan cerita ini, karna saat membuat cerita ini memanglah hanya dari keisengan belaka disaat gabut.
Maafkan keimajinasiku ini jika memang tidak sesuai dengan ekspetasi kalian dan kelewatan.
Karna sesungguhnya tak ada manusia yang sempurna eaaa
Terimakasih sudah baca dan menunggu hingga sejauh ini❤
Luv u to the moon n bck🌝
Dont forget to voment💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk And Cheese?
Dla nastolatków#253 in TeenFiction 03-08-17 Ketika aku yakin bahwa semua ini hanyalah sebuah pilihan, maka aku takkan pernah ingin memilih dimana aku salah meletakkan hati. Layaknya kau memilih antara keju dan susu. Kau lebih suka keju atau susu? Menurutku, jika...